23

29 4 0
                                    

author of the moment, can you tell me, do i end up, do i end up happy?

* * *

-edited-

"Dasar gatel! Cowoknya belom empat puluh hari meninggal, udah ngerayu cowok lain aja!"

"Siluman ulat bulu!"

"Iya ih! Ga tau malu banget jadi cewek!"

Kalimat-kalimat itu belakangan sering Inong dengar dari beberapa orang siswi. Hujatan yang bersumber dari Suci Wati and the gank yang paling 'suci' tanpa dosa. Haruskah Inong berterima kasih kepada Gilang? Karena hujatan itu adalah buah dari pengakuan cintanya kepada Inong di hadapan semua murid yang ada di kantin hampir seminggu yang lalu.

Pengakuan cinta ala-ala reality show yang dilakukan Gilang itu, sama sekali tidak romantis menurut Inong. Merasa tersanjung? Tidak! Sebaliknya, dia merasa dipermalukan, lihat saja buktinya, dia malah dihujat. Yang paling fatal, Rei saja belum genap empat puluh hari meninggal, dia sudah berani nembak Inong? Dimana empatinya si Gilang itu?

Apa dia ga tau kalau Inong masih sedih? Sekarang dihujat pula, heran, padahal si Gilang yang nembak, malah Inong yang dihujat. Walaupun Inong berusaha untuk tidak memedulikan hujatan itu, lama-lama kan gerah juga. Tapi yaudah lah terserah mereka mau ngomong apa. Kemudian keadaan berubah runyam setelah negara api menyerang.

"Kalo aja kamu ga pacaran sama Rei, mungkin dia masih hidup sampe sekarang"

Inong menghentikan langkahnya, mahluk astral jelmaan siluman lintah eh bekicot, bernama Puput berdiri angkuh di depannya, berusaha mengintimidasi Inong dengan tatapannya. Satu sudut bibir Puput terangkat, menyeringai jahat, sambil mendekati tubuh Inong.

"Kamu ngomong apa?"

Puput menundukkan badan, menyejajarkan kepalanya ke telinga Inong dan mulai membisikkan kata-kata itu lagi, "kalo kamu ga pacaran sama Rei, dia ga akan meninggal" Puput menegakkan badan, menatap Inong tajam "coba waktu itu kamu milih aku, jadi pacar aku, ga akan begini jadinya"

"Kamu ini beneran sepupunya Rei? Ko ngaco ngomongnya?"

"Sayangnya, iya" Inong menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir. "Ada bagusnya juga sih dia meninggal, aku jadi bisa deketin kamu lagi"

"Ngaco!" Inong bergegas meninggalkan Puput.

Udah geser otaknya tu orang, atau malah udah ga punya otak? Rei itu sepupunya, kenapa Puput malah seneng Rei meninggal? Bisa deketin Inong lagi? Emang sejak kapan mereka deket? Dan yang paling menyakitkan, Puput menyalahkan Inong sebagai penyebab meninggalnya Rei. Tanpa terasa mata Inong mulai berair, kata-kata Puput masih terdengar jelas di telinga Inong.

'Kalo kamu ga pacaran sama Rei, dia ga akan meninggal'

'Dia ga akan meninggal'

'Dia ga akan meninggal, Inong'

'Gara-gara kamu, Rei meninggal'

'Semuanya salah kamu!'

Maap.. Maapin aku, Rei..

'Gara-gara kamu!'

'Salah kamu!'

Berisik!

Inong terbangun seketika dari mimpi buruknya, di sampingnya ada Ipang yang menatapnya khawatir.

"Jagan takut, sayang, ada aku"

My Favorite DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang