11

32 5 0
                                    

don't want your picture on my cell phone, i want you here with me.. don't want your memory in my head now, i want you here with me..

* * *


-edited-

Mari lupakan sejenak peristiwa di depan ruang dosen yang membuatnya jadi pusat perhatian di kampus. Lebih baik Inong tiarap dulu dan di sinilah dia sekarang, mengasingkan diri di perpustakaan yang terletak di lantai paling atas gedung fasilitas kemahasiswaan. Tempat yang selalu disebut dengan istilah goa oleh para mahasiswa di kampusnya.

Sekarang untuk sementara dia menjadi manusia goa. Membenamkan diri kedalam imajinasinya dengan membaca novel karya Haruki Murakami yang berjudul Men Without Women. Tapi konsentrasi si manusia goa terganggu, Una yang jadi biang keroknya.

"Ke kosan aja yu, bosen di goa ga bisa ginih" Una memperagakan orang yang sedang merokok.

"Yaudah ayo"

Selama perjalanan menuju kosan, Una dan Celo bercerita tentang Wira. Mendengar nama Wira, Inong jadi mengenang awal pertemuannya dengan para personil After Nine itu.

Kalau dipikir-pikir lucu juga sih ceritanya. Mau aku ceritain?

Jadi gini ceritanya, suatu siang dikala matahari sedang panas-panasnya, Inong dan Una yang lagi hinyai-hinyainya, berjalan kaki menuju kosan sambil berdebat tentang tugas. Perdebatan yang isinya akan menentukan siapa yang bakal mengerjakan tugas dan siapa yang nantinya tinggal copy paste saja. Enak ya yang tinggal copy paste.

Perdebatan yang membuat mereka tidak menyadari kehadiran tiga orang cowok di gang itu, tumben sih, biasanya gang itu sepi. Mereka menghadang jalan Una dan Inong, bukan mau malak, tapi ngajak kenalan, dasar cowok! Tentu saja Inong dan Una kaget, saking kagetnya, mereka menurut saja ketika ketiga cowok itu menjabat tangan mereka.

Mereka adalah Satria, Wira dan Dono ada juga Wida pendamping setianya Dono dan Arian yang katanya manager After Nine. Sejak kejadian itu merekapun berteman, bahkan Wira dan Celo sampai berhubungan lebih dari itu. Padahal mereka sama-sama sudah punya pacar.

Ya bodo amat sih, itu mah urusan mereka, udah pada gede ini.

"Hei, Inong, Una, Celo!" Seseorang memanggil mereka.

Inong, Una dan Celo celingukan mencari sumber suara. Kemudian mereka menemukan sosok Dono berdiri di depan pintu kontrakannya.

"Hai Don.." jawab mereka, bersamaan.

Satria menyembulkan kepala dari balik pundak Dono. "Eh ada kalian" sapa Satria terlihat sumringah.

Una mencolek Inong sambil mengatakan 'ciee..' tapi tanpa suara. Yah sejak kenal dengan After Nine entah kenapa si bawel Una rajin banget jodohin Inong sama Satria.

Mentang-mentang aku jomlo, seenak dengkul aja di jodoh-jodohin, helaaww emang ini jaman siti nurbaya?

"Mampir yuk" ajak Dono.

Satria menggerakkan tangannya mempersilakan masuk. Wida menyambut ketiganya saat memasuki rumah kontrakan itu.

"Asalamuallaikum ya ahlil kubur.." canda Inong.

Salam Inong dijawab gelak tawa manusia-manusia yang berada di sana. Mereka tentu saja ga mau jawab salam Inong, mereka kan belom dikubur.

"Becanda mulu sih Nong!" Protes Wida, Inong nyengir.

"Rame bener, lagi ada acara apa ini?" Celetuk Una.

"Wida lagi ultah, tuh ada kue" Dono menunjuk kue di atas meja.

My Favorite DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang