i see you and now you see me..
* * *
-edited-
Sudah satu bulan setelah perkuliahan efektif dimulai, suasana ospek masih terasa, karena para maba masih mengucapkan salam kepada para seniornya. Mereka sampai tidak berani duduk di bangku tunggu yang tersebar di sekitar gedung fakultas. Akhirnya pada duduk di lantai, atau di taman, berusaha sedikit menyembunyikan diri mereka dari para senior.
Di sana, di sudut taman yang berada di tengah gedung fakultas ilmu seni dan sastra, ada tiga mahluk sedang duduk, terlindungi oleh tanaman anak nakal setinggi pinggang orang dewasa. Salah satunya asik memakan roti, memandangi dua orang lainnya yang sedang menyalin tugas mata kuliah Moji Goi darinya.
Rutinitas pagi yang selalu mereka lakukan sebelum masuk kelas. Berkumpul di tempat yang sama, untuk sekedar mengobrol, sarapan dan saling contek-contekan tugas. Yang paling sering sih ngecengin senior atau mahasiswa asli Jepang hasil pertukaran pelajar, kebetulan beberapa diantaranya ada yang cakep, setidaknya menurut Inong yang seorang wibu.
Kalau lapar, mereka selalu nongkrong di Kantin Babeh, kantin yang paling dekat dengan gedung fakultas mereka. Kadang kalau jedanya lumayan lama mereka akan mampir ke kosan Una yang bisa ditempuh dengan sepuluh menit jalan kaki. Tapi paling sering mampir ke kosan sepulang kuliah sih. Ngapain aja? Ngerjain tugas, curhat, molor dll.
Menjelang jam makan siang, kebetulan ada jeda ke mata kuliah berikutnya, gerombolan Inong, Una dan Celo, hendak mengisi perut ke kantin babeh langganan mereka. Di sanalah mereka bertemu Aan dan teman-temannya, merekpun berkenalan, Aan dan Onta pasti udah kenal lah ya. Nah ini kebetulan ada dua orang baru namanya Ello dan Mawan.
Mereka sama-sama mahasiswa fakultas seni rupa dan desain, jurusan desain komunikasi visual, cuma beda kelas. Aan satu kelas dengan Mawan sedangkan Onta satu kelas dengan Ello, tidak seperti Una, Celo dan Inong yang berkumpul di satu kelas yang sama dan jadi gerombolan paling berisik di kelas gara-gara si Una yang super bawel. Si Celo juga berisik kali! Ya, tapi dari kalian bertiga, tetep kamu juaranya.
"Cel, liatin Inong sama Aan deh"
"Kenapa emang?" Celo memerhatikan Aan dan Inong yang duduk bersebelahan di sebrang meja.
"Mesra gitu, pacarnya bukan sih?" Una penasaran.
"Ga tau, dia belom cerita"
"Iya ya?!"
Emang udah jadi kebiasaan Inong kayanya yang kudu ditanya dulu baru mau cerita. Bukan karena Inong introvert, ngga, udah kebiasaan aja kayanya. Dari mereka bertiga, cuma Inong yang belum cerita tentang kisah percintaannya. Padahal Una udah cerita dia lagi pacaran sama kakak kelasnya yang sekarang kuliah di Bogor. Kalo Celo pacaran sama temen kerja abangnya, seorang junior chef di salah satu hotel di Lombok, LDR-an ceritanya.
Una menghabiskan es jeruknya dengan santai, sementara Celo sedang serius dengan rokok putih ditangan kirinya. Pandangan mereka lurus tertuju kepada Inong, yang sedang konsentrasi mengaduk mie rebus lalu memakannya perlahan dan sesekali menyuapi Aan. Hah?!! What?!! Una dan Celo kompak melotot, makin bingung liat pemandangan itu.
"Kalian pacaran?" celetuk Una.
Inong langsung batuk-batuk, tersedak mie rebusnya sendiri, Aan refleks mengusap punggung Inong sambil ngakak, kompakan sama teman-temannya.
"Masa aku pacaran sama biang kuaci" jawab Aan disela tawanya.
"Seriusan ih??" Una tambah gemas.
Aan dkk masih tertawa, Inong masih berusaha meredakan batuknya dengan meneguk es jeruknya sampai tandas. Onta berdecak pelan sambil geleng-geleng kepala, ga nyangka sama pertanyaan Una.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Drummer
ChickLit"hei, kang kendang! kita ketemu lagi.." Ipang, idola para maba "apa ai kamu, emang kita pernah ketemu?" Inong, mah apa atuh .:start 050319, end ?