24

24 5 0
                                    

if i could say what i want to say, i'd say i want to blow you, away.. be with you every night, am i squeezing you too tight..

* * *


-edited-

"Halo, bu.."

"Ya"

"Inong sama Ipang lagi jalan pulang"

"Ok"

"Sama papahnya Ipang juga"

"Hah? Mau ngapain?"

"Mau reuni katanya, bentar lagi kita nyampe ya bu"

Ibu mengerutkan kening bingung, reuni? Reuni apaan? "Eh Nong--" tut tut tut.. "eh, ni anak, ibunya belum beres ngomong, malah ditutup"

"Kenapa bu?"

"Ini Inong katanya lagi di jalan pulang, tapi bareng sama papahnya Ipang" ibu menjeda, bengong sebentar, lalu panik tidak karuan. "Eh pak, aduh, jangan-jangan.."

Bapak terheran-heran melihat ibu panik, "apa, bu?"

"Jangan-jangan, anak kita mau dilamar, bapak! Aduh ampun, kuliahnya aja belum beres. Kelakuannya juga masih manja kaya bocah ingusan, ibu belum siap pak, anak gadis kita dilamar sekarang. Kumaha atuh ieu?"

"Jangan kege'eran dulu, ibu, belum tentu juga Ipang sama papahnya ke sini mau ngelamar Inong"

"Terus menurut bapak, mereka mau ngapain?"

"Ya, siapa tau mau nawarin apartemen"

"Ih, si bapak mah, teu nyambung!"

Ibu bertambah panik begitu mendengar suara mobil berhenti di depan rumah. Dengan terburu-buru, ibu menyiapkan air minum dan cemilan ringan untuk disuguhan kepada si calon besan dan mantunya, bapak cuma bisa geleng-geleng kepala.

"Pak" Ipang segera mencium tangan bapak, setelah bapak membukakan pintu. "Kenalin ini pa--"

"Reven?!"

"Yuda!!"

Ipang dan Inong melongo, melihat dua laki-laki itu saling menyapa, tertawa, lalu berpelukan. Seperti sahabat yang kembali dipertemukan setelah sekian lama berpisah. Dahi Inong berkerut bingung, sementara Ipang menyeringai bahagia, orang tua mereka saling mengenal.

Pertanda baik bukan? Sepertinya memang semesta merestui kita, Nong.

Bapak, ibu dan papah Reven mengobrol santai di teras belakang, Inong dan Ipang memerhatikan mereka dari ruang makan. Mereka beneran sahabat lama, terbukti dari sejak pertama bertemu sampai sekarang, mereka tidak berhenti saling bercerita. Tiba-tiba Inong merinding.

Jangan sampe mereka jodohin aku sama Ipang sekarang, aku belum siap.. Kalau Ipang sih, malah ngarep.

"Inong"

"Iya bu?"

"Ambilin album foto yang ibu titip di rak buku kamu, yang warnanya coklat, albumnya ada tiga" Inong mengangguk sebelum berjalan menuju kamarnya.

Di kamar, Inong mencari album foto yang ibu maksud. Tiga buah album berwarna coklat, yang masing-masing albumnya ditandai dengan angka romawi satu sampai tiga. Mendadak, Inong penasaran dengan isinya, karena selama album itu dititipkan ibu di rak bukunya, Inong tidak pernah sekalipun membukanya.

"Udah ketemu?" Suara itu menghentikan tangan Inong yang hampir membuka salah satu album.

"Ini"

"Sini aku yang bawa" Ipang mengambil alih ketiga album foto itu dari tangan Inong, "lumayan berat"

My Favorite DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang