26

21 5 0
                                    

hold my breath as you're moving in, taste your lips and feel your skin. when the time comes, baby don't run, just kiss me slowly..

* * *

-edited-

Sejak dinyatakan rujuk di chapter sebelumnya, nona drummer dan tuan bassis Revenge! sekarang selalu nempel kaya materai. Tidak lagi segan menunjukkan status hubungan mereka kepada segenap civitas akademika kampusnya. Lebih tepatnya, Ipang ingin semua orang tahu, Inong adalah pacarnya.

Ya, Ipang sangat bahagia Inong tidak lagi keberatan tangannya digenggam saat berada di area kampus. Biasanya begitu keluar dari mobilnya, Inong selalu menjaga jarak, memilih arah atau jalan yang berlawanan dan bersikap seolah mereka tidak mempunyai hubungan spesial.

"Go public nih ceritanya?" Sindir Celo.

"Emangnya saham BUMN?" Inong menjawab asal seperti biasa.

Tapi selalu ada saja, orang yang tidak suka melihat kebahagiaan orang lain, ya kan? Seperti dua orang manusia ini, yang mengamati Inong dan Ipang dari kejauhan. Menatap sejoli itu dengan sorot tidak suka, penuh rasa iri dan -atau mungkin juga- benci.

"Katanya lu bisa bikin mereka pisah? Mereka malah makin lengket, tuh"

"Masih mending gw mah ada usaha deketin lakinya. Lu ngapain?"

"Lu liat aja, gw bakal hancurin hubungan mereka"

"Caranya?"

Cowok itu tidak menjawab pertanyaan cewek yang menjadi lawan bicaranya. Perhatiannya kembali tertuju kepada Inong dan Ipang di sebrang sana. Dengan isi kepala yang sibuk menyusun rencana jahat untuk merusak hubungan Inong dan Ipang.

Libur telah tiba.. Libur telah tiba.. Hore.. Hore.. Hore..

Lirik lagu itulah yang terlintas di kepala Inong dan kawan-kawan, saat menempuh perjalanan menuju Batu Karas. Tapi wajah sumringah mereka hanya bertahan sampai di daerah Nagreg, macet uiy. Kasihan.. Untunglah, setelah hampir sembilan jam di perjalanan, mereka sampai juga di tempat tujuan.

Turun dari mobil, berjalan mendekati pantai dengan bertelanjang kaki. Rasa lelah menguap begitu saja begitu kaki-kaki mereka menyentuh pasir dan disapu ombak. Sepuluh mahluk berlabel SNI itu memutuskan untuk menikmati sore di pinggir pantai, sebelum menuju villa. Menikmati dan mengagumi langit senja di pantai Batu Karas.

Barto menyanyikan lagu wajibnya ketika mantai, Love Song versi 311. Ipong, Onta, Mawan mengiringi dengan gitar dan harmonika. Matahari yang semakin tenggelam, semilir angin pantai yang tenang dan lagu pengiring yang tepat, benar-benar membuat suasana sore itu menjadi romantis, terutama untuk Aan - Pipit, Una - Ello dan Inong - Ipang.

Ini sebenernya mereka lagi liburan bareng, atau nemenin tiga pasang sejoli itu bulan madu ya? Coba perhatikan Mawan, kasihan dia lagi ekting tegar, menahan rasa cemburu melihat kemesraan Inong dan Ipang. Begitulah kalau falling love with the people that you can't have, nalangsa.

Kita tinggalkan Mawan yang sedang berusaha berdamai dengan perasaannya. Pindahkan fokus kamera kepada Ipang yang terlihat gelisah. Geli geli basah. Suasana yang mendukung sore ini, membuat Ipang tidak tahan ingin berduaan dengan Inong.

Tapi, tidak semudah itu ki sanak! Aan menatap Ipang, waspada.

Hari berganti malam, mereka sudah berada di villa. Bangunan dua lantai, dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi di lantai dua. Ruang keluarga, dapur, kamar mandi dan kamar tidur di lantai satu. Penginapan itu pun memiliki taman dan gazebo lengkap dengan tempat api unggun di tengahnya.

My Favorite DrummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang