my body tells me no! but i won't quit
'cuz i want more, 'cuz i want more..* * *
-edited-Pagi-pagi, Aan dan Onta sudah ngobrol serius di balkon. Sengaja memisahkan diri dari rombongan karena apa yang mereka bicarakan bisa dibilang sensitif dan berkemungkinan buruk menimbulkan perpecahan. Lagi ngomongin rahasia negara kayanya.
"Maneh yakin?"
"Teu sih, makanya ane mau nyari bukti dulu" Onta menepuk pundak sahabatnya itu. "Tenang, ane pasti sidikili!" Selidiki On, selidiki!
"Ngomongin naon sih? Masih pagi meni udah serius?" Pipit menghampiri kedua cowok yang sudah dikenalnya sejak SMP, sambil membawakan dua gelas kopi hitam panas untuk mereka.
"Onta, mencurigai sesuatu"
Pipit tampak terkejut, "mencurigai apa, On?"
"Sabar, Pit. Ane nyari bukti dulu"
Lalu mereka melihat Ipang menggandeng Inong memasuki villa dengan terburu-buru. Aan dapat melihat dengan jelas ekspresi sedih di wajah Inong. Khawatir, Aan buru-buru menghampiri adiknya itu. Berdiri di ambang pintu kamar Inong, Aan langsung disuguhi adegan Ipang yang sedang berusaha menenangkan Inong.
Makin mencurigakan, "kenapa?" Ada nada kekhawatiran pada pertanyaannya.
Inong dan Ipang mengalihkan pandangan pada Aan, ada Pipit dan Onta berada di belakangnya, terlihat penasaran. Aan menghampiri Inong dan duduk di sampingnya, merangkul pundak adiknya itu.
"Kenapa, bor?" Pertanyaannya beralih kepada Ipang, karena Inong terlihat enggan menjawab.
"Tadi kita ketemu sama Gilang sama.."
"Siapa?" Aan bertanya lagi, tidak sabar mendengar jawaban Ipang yang menggantung.
"Erina" gumam Inong, akhirnya.
Mata Aan membulat, begitu pun Onta, mungkinkah kecurigaan Onta benar adanya? Dan sejak saat itu, sikap protektif Aan muncul lagi, dia tidak rela adiknya diusik. Makanya seharian ini, Aan memilih mengawasi Inong dari sekitar panggung. Pipit tidak keberatan tentu saja, hubungannya dengan Aan yang terjalin sejak kelas satu SMA, membuat dirinya sudah menganggap Inong seperti sodaranya sendiri.
Teman mereka yang lain, Una dan Ello sibuk berburu oleh-oleh untuk dibawa pulang. Sedangkan Mawan dan Onta sibuk menghibur diri mencari 'pemandangan indah' di sekitar pantai. Radar Onta menangkap keberadaan cewek cantik yang sempat dia lihat di perpustakaan kampus.
Rejeki nomplok anak soleh..
Onta memberanikan diri menghampiri cewek itu dan mengajaknya berkenalan, "hai.. Kamu Sinta bukan?" Tebak Onta, asal, cewek di depannya mengernyit.
"Kayanya akang salah orang" jawab cewek itu.
"Oh salah ya? Kirain Santi"
"Perasaan tadi bilangnya Sinta deh bukan Santi" cewek itu kembali menjawab.
"Iya gitu? Jadi nama kamu siapa dong? Sinta, Santi, atau.." Hadeuh, gaya kenalan macam apa itu, On?
Cewek itu terkekeh, geli dengan cara Onta mengajaknya berkenalan. "Nama saya Erina kang, bukan Sinta ataupun Santi"
"Oh Erina, mahasiswi UNB ya? Pernah liat di perpus soalnya, pas aku lagi asik baca, eh ada bidadari lewat" Erina mengangguk sambil tersipu mendengar penuturan Onta.
![](https://img.wattpad.com/cover/155284526-288-k225755.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Drummer
ChickLit"hei, kang kendang! kita ketemu lagi.." Ipang, idola para maba "apa ai kamu, emang kita pernah ketemu?" Inong, mah apa atuh .:start 050319, end ?