why is everything so heavy?
* * *
-edited-
"Aku cuma mau mastiin, itu foto tangan aku atau bukan. Gelangnya sama banget kaya punya aku, kan?"
Ipang tidak bisa menahan senyum jahilnya untuk terbit ketika melihat kegugupan Inong.
"Nong?" Inong terlalu lama diam, Ipang sampai gemas dibuatnya.
"Kalau aku bilang bukan, percaya ga?" Ipang menggelengkan kepalanya. "Besok aja deh jelasinnya"
"Sekarang, sayang" Inong melotot, berusaha mengintimidasi agar Ipang berubah pikiran, tapi Ipang tetap pada pendiriannya.
"Kamu tunggu di sini, aku mau ngambil sesuatu dulu" perintah Inong saat mereka sampai di ruang keluarga.
Setelah mengatakan kalimat itu, Inong bergegas naik ke kamarnya, mengabaikan raut bingung dari Ipang dan Aan.
"Kenapa bor?" Ipang hanya memberikan gelengan kepala.
Tidak lama, Inong datang dengan sebuah kotak biru tua di tangannya. Menghampiri Ipang dan menyerahkan kotak itu kepadanya.
"Jawabannya ada di situ, buka aja. Aku bikin minum dulu, kamu mau apa?"
"Apa aja" Inong meninggalkan Ipang yang duduk berselonjor di karpet.
Detak jantung Ipang mendadak bertambah cepat dan setelah kotak terbuka, benda pertama yang dilihat oleh matanya adalah botol spray penghilang rasa sakit. Hati Ipang langsung berubah seperti taman di musim semi, berbunga.
"Ini kan.."
"Kamu yang beliin, padahal waktu itu aku udah bilang ga usah" Inong ikut duduk di samping Ipang sambil membawa dua gelas lemon tea hangat. "Kita ga sengaja ketemu di Sabuga, kamu nabrak aku sampe lutut aku nyium tanah dan mendadak kumat sakitnya"
"Kamu inget?" Inong mengangguk, tidak ada gunanya lagi ditutupi, sudah waktunya Ipang tahu.
"Kenapa ga bilang?" Inong yang sedang menyeruput tehnya hanya menggendikkan bahu.
"Aku butuh waktu. Sejak kecelakaan itu ingetan aku kaya kepotong-potong, sebagian inget sebagian cuma jadi kaya dejavu. Untung ada Aan yang bantuin nyambungin semua ingatan aku samapai utuh. Trus, aku ga sengaja nemu kotak ini, ternyata semua yang aku lupain, terutama tentang kamu, semuanya ada di kotak itu"
"Pernah langsung dikasih tau, tapi bukannya inget, dia malah sakit kepala trus pingsan. Ga tega liatnya, jadi bantuinnya pelan-pelan" Aan ikut menjelaskan sebelum beranjak menuju kamarnya, memberi ruang untuk sejoli itu.
Membayangkan perjuangan Inong mengembalikan ingatannya, membuat Ipang meringis. Matanya kembali tertuju pada kotak biru tua di tangannya. Ada banyak foto masa kecil mereka, beberapa surat, satu buah buku harian dan cd album Richard Clayderman.
Sementara Ipang meneliti setiap barang di kotak itu, Inong menceritakan masa kecil mereka. Dimulai dari Ipang yang sering menjahilinya, menjadikan Aan dan Ipong kambing hitam lalu berlaga jadi pahlawan yang menolongnya.
Mengenalkan Inong sebagai pacarnya ke semua orang di sekolah, sampai penjual jajanan di depan sekolah pun tahu mereka pacaran. Ipang tertawa, ternyata jiwa bucinnya sudah terpupuk sejak dini.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Drummer
Chick-Lit"hei, kang kendang! kita ketemu lagi.." Ipang, idola para maba "apa ai kamu, emang kita pernah ketemu?" Inong, mah apa atuh .:start 050319, end ?