-memory di kotak biru-
Kotak biru milik Inong, menyimpan banyak kenangan mereka. Dari mulai foto, hadiah-hadiah dan surat-surat yang Ipang kirimkan, sebotol spray paint killer yang belum habis dan masih banyak barang lainnya. Termasuk buku diary Inong yang sedang Ipang baca. Isi diarynya seolah membawa kembali kenangan mereka yang sempat terkubur dari ingatan Ipang.
Saking asiknya membaca diary itu, Ipang sampai tidak menyadari kehadiran papanya. Dia baru tersadar saa sebuah tepukan mendarat di bahunya.
"Eh, pah.."
"Kamu baca apa, sampai cuekin papah?"
"Diary Inong" sahut Ipang, sambil menunjukkan diary bersampul biru itu.
"Serba biru" gumam papah, ketika melihat kotak dan seisinya.
"Warna kesukaannya"
"Apa aja isinya?"
"Banyak. Katanya sih semua barang yang ngingetin dia sama Ipang" papah mengangguk saja, "em pah, kalau misal Ipang mau lamar Inong, boleh ga?"
Heran, tidak ada raut terkejut sedikitpun di wajah papah, mendengar pertanyaan Ipang. Karena papah tahu persis, anaknya yang satu ini seperti sudah menentukan jodohnya sedari kecil.
"Kalau papah bilang ga boleh?" Goda papah.
Air muka Ipang berubah kecewa, lalu papah tertawa. "Becanda.. Ya boleh lah! Ipong aja papah ijinin tunangan setelah lulus sma, masa kamu ngga"
Kali ini Ipang yang tertawa, "asik! Makasih, pah" papah pun tersenyum.
"Papah juga punya kotak biru buat kamu" gumam papah sambil menuju lemari yang terletak di bawah rak buku.
Papah mengeluarkan isi lemari yang ternyata kotak biru juga, sama persis denga kotak milik Inong.
"Ini dari mamah.. Papah ga tau ini kebetulan atau apa, warna kotaknya sama persis, tadi papah kira, kamu buka kotak ini"
"Isinya apa, pah?" Tanya Ipang, sambil mengambil alih kotak biru itu dari tangan papahnya.
"Kurang lebih sama kaya isi kotak Inong, semua barang kenangan kamu. Kayanya ada buku diarynya juga"
"Ko sama, ya?" Gumam Ipang dengan wajah heran sekaligus penasaran.
"Entahlah" papah tertawa.
"Punya Ipong.."
"Punya Ipong udah papah kasih sebelum dia tunangan sama Inggrid. Sesuai pesan mamah; papah harus kasih kotak ini kalo kalian udah ketemu sama calon pendamping kalian masing-masing. Jadi.. Hutang papah lunas ya, mah"
Dan di sini lah Ipang sekarang, mengurung diri di kamarnya yang sengaja dikunci. Padahal sebelumnya tidak pernah ada kamar yang terkunci di rumah ini. Menenggelamkan dirinya dalam berjuta kenangan yang tersimpan rapi dalam kotak biru. Dua kotak biru, dari mamah dan calon mamah anak-anaknya.
* * *
-bikin lagu, ala Inong-
Sudah hampir satu jam Inong duduk di balkon, memainkan gitar, besenandung, sambil bolak balik menuliskan sesuatu di buku birunya. Sepasang mata legam terus memerhatikannya tanpa terkecuali. Entahlah.. Mungkin pemandangan di hadapannya terlalu berharga untuk dilewatkan. Inong tetap melakukan apa yang dia lakukan, wajahnya terlihat serius, sama sekali tidak terganggu dengan tatapan itu.
"Nong.. Minjem gitar!" Ujar Aan dari teras lantai bawah.
"Lagi dipake!" Jawab Inong tanpa repot-repot mengalihkan perhatiannya dari apa yang dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Drummer
Chick-Lit"hei, kang kendang! kita ketemu lagi.." Ipang, idola para maba "apa ai kamu, emang kita pernah ketemu?" Inong, mah apa atuh .:start 050319, end ?