Part 19

20.8K 1.2K 188
                                    

Nih aku udah panjangin. Silakan tekan ⭐ dan tinggalkan komen sepanjang jalan kenangan. Tekan ⭐ gak sesulit Rigel melupakan Naresha kan?

Happy reading 😘

.
.
.

Wajah Binar kian memucat, karena sedari tadi tiada henti mengeluarkan cairan bening yang membuat perutnya bergejolak, pun beberapa manik bening yang menghiasi dahinya. Sementara itu, di belakangnya ada Rigel yang senantiasa mengurut tengkuk dan punggungnya.

Binar menyalakan keran, lantas membasuh mulutnya. Menghela napas dengan tubuh lemas bagai jelly, kedua tangannya bertumpu di pinggir wastafel. "Pergilah. Ini sangat menjijikkan," lirihnya seraya menunduk.

Rigel menggeleng dan terus memberi usapan penuh penekanan di bagian punggung istrinya. "Maaf. Ini semua karenaku."

Binar mendongak, menatap Rigel dari cermin di depannya, lalu menggeleng. "Tidak ada yang harus disalahkan di sini, lagi pula ini adalah bentuk kasih sayang Tuhan."

Rasa sesak menyusup relung dada Rigel, terutama saat Binar kembali memuntahkan cairan bening itu. Ah, seandainya saja ia bisa mengendalikan nafsunya.

Nafsu? Mungkin kata cemburu lebih pantas mewakili gemuruh di hati Rigel saat itu. Namun, pada siapa kata itu pantas tersemat? Pada obrolan wanita-wanita berlidah silet yang mengatakan Naresha dekat dengan seorang pria atau pada kedekatan Xavier setelah berhasil menyelamatkan Binar?

Rigel termenung sejenak. Mengingat Naresha, ngomong-ngomong wanita itu apa kabar? Apakah wanita itu bahagia bersama kekasih barunya ataukah menahan rindu padanya? Tak dipungkiri, rasa itu masih ada. Wanita itu bahkan masih bertahta di hatinya. Brengsek bukan?

Di saat ia mengatakan cinta pada Binar, padahal sampai detik ini ia selalu memikirkan mantan kekasihnya. Tapi, apalah daya? Tak ada yang bisa mengendalikan ke mana hati akan berlabuh. Ia sudah berusaha memperbaiki rumah tangganya, mengusir Naresha dari hati dan pikirannya, dan yang pasti berjuang untuk membangun cinta Binar kembali. Tapi, mantan kekasihnya itu sepertinya berhasil memasuki bagian terdalamnya, terkubur abadi dalam hati dan pikiran.

Melupakan ... ah, mengapa begitu sulit? Sepertinya memang benar adanya jika tak mudah melupakan cinta pertama. Sialnya, hal itu menimbulkan rasa ragu atas cinta Rigel pada Binar. Lantas, apa hubungannya dengan Xavier? Sekali lagi, kehadiran pria itu telah mengusik ketenangan Rigel bersama munculnya rasa takut Binar akan pergi darinya bersama pria lain, seperti yang dilakukan Naresha.

Jika ada yang menganggap pernikahan adalah akhir dari cerita cinta, maka anggapan itu tak sepenuhnya benar. Pernikahan adalah awal petualangan baru dalam sebuah labirin. Kau akan merasakan seperti apa tersesat dan hatimu bekerja untuk mencari jalan yang benar. Mungkin kau akan salah jalan untuk kesekian kali dan di tengah ketersesatan yang kau alami, kau akan bertemu dengan orang-orang yang tersesat lainnya. Dengan begitu, kau tak perlu takut, karena hatimu dan bersama orang-orang terbaik akan menuntunmu menuju jalan keluar.

Lantas dalam pernikahan Rigel saat ini, siapakah wanita yang akan digenggamnya menuju akhir? Akankah ia melepaskan Binar di tengah jalan dan meraih sosok baru yang menurutnya bisa menuntunnya menemukan jalan bahagia yang benar? Ia mengerang dalam diam, memikirkan serumit ini kisah cintanya. Ia mencintai Naresha, tapi cintanya untuk Binar pun kini sedang tumbuh kian pesat.

Ingin rasanya Rigel tamak memiliki keduanya. Namun ia sadar, hal itu memang membuatnya bahagia, tapi hal itu akan menuai kesedihan di masing-masing hati kedua wanita itu. Ia harus memilih salah satu.

Rigel mengenyahkan sekelebat pikiran yang mengusiknya. Dilihatnya Binar masih menunduk dengan wajah pucatnya. Ia mendesah pelan. Ia telah memutuskan untuk memilih Binar. Tak boleh ada lagi keraguan atas pilihannya, karena hidup dalam keraguan sama saja membuatnya merasa terombang-ambing di atas kapal tua nan rapuh di tengah laut lepas. Setelah itu, ia mengalihkan atensi pada perut datar istrinya. Anak. Sosok itu dipastikan bisa menjadi perekat agar ia tak melepaskan istrinya.

Don't Kill My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang