10

9.6K 281 8
                                    

"bunda!Alia berangkat sekolah dulu yaa" teriak Alia seraya melangkahkan kakinya keluar rumah menuju mobil. Retno menyahut "iya" dari dapur.

"bang Vino! Nanti lo pulang duluan aja,gue ada piket kelas" ucapnya setelah masuk kedalam mobil.

"engga usah piket!" cuek Vino.

"gamau! Ntar duit jajan gue malah buat denda!" rengut Alia dengan bibir maju beberapa centi. "kan sayang uangnya lebih baik buat ditabung atau engga buat jajan"Lanjutnya memelas. Vino hanya menggelengkan kepala melihat adik nya yang terlalu patuh dengan aturan kelas.

Pasalnya dirinya selama sekolah tidak pernah melaksanakan jadwal piket. Ia selalu mencari alasan agar tidak piket.

..........

Alia dan Alma sedang berada di kantin. "lo engga pesen makanan Li?" tanya Alma seraya mengunyah nasi goreng dimulutnya. Ia sudah menawarkan Alia untuk dipesanin makanan,tetapi Alia menolak.

"engga" jawab Alia singkat.

Tiba-tiba sebuah tangan menyodorkan semangkuk bakso dihadapannya. Sontak Alia mendongakkan kepala nya. Betapa terkejutnya ia melihat orang yang menyodorkan mangkuk itu.

"makan" titah nya. Cowo itu tidak datang sendiri,ia datang bersama dua sahabatnya.

"gue udah sarapan dirumah"

"makan atau gue suapin" goda Leo seraya menaik turunkan alis nya.

"suapin!suapin!suapin!" seru Johan bak anak kecil. Sontak mengundang beberapa pasang mata penghuni kantin menatap kearah nya.

"IYA IYA GUE MAKAN!" pasrah Alia.

"pindah!" pinta Leo kepada Alma. Gadis itu mengernyitkan alisnya. ia tidak mengerti perkataan Leo.

"pindah kesamping dia!" Alma yang baru mengerti ucapan Leo segera melaksanakan perintah cowo itu.

Leo segera menduduki kursi Alma yang berhadapan langsung dengan Alia. Johan duduk disampingnya yang berhadapan langsung dengan Alma. Sedangkan Dennis berhadapan langsung dengan ponsel miliknya.

Beberapa kali mereka ditatap aneh dengan pengunjung kantin yang berlalu lalang. Mereka bingung,tumben sekali geng nya Leo makan bersama perempuan. Leo menatap Alia yang sedang makan bakso tanpa kedip. Gadis itu tampak lucu ketika pipinya mengembung karna memakan bakso. Beberapa siswi pun memotret pemandangan itu secara diam diam.

"habisin baksonya!"

"gue udah kenyang" ucap Alia seraya mengelus perutnya yang terasa sangat kenyang.

Leo mengambil mangkuk bakso yang Alia makan tadi. Lalu ia mulai memakan sisa bakso yang ada di mangkuk. Alia ternganga melihat pemandangan didepannya.

Semua yang ada disana pun menatap Leo tidak percaya. Leo makan sisa bakso nya Alia. Mungkin itu pikiran orang orang. Pasalnya ia tidak pernah melihat Leo makan sisa makanan orang apalagi sisa makanan seorang cewek,Alia.

"i-itu kan be-kas gue"

"terus?" tanyanya yang sedang sibuk mengunyah bakso dimulutnya. Baru saja Alia ingin menjawab ucapan cowok itu tetapi segera dicegah olehnya "sayang kalo engga dihabisin."

"sayang baksonya atau sayang yang makan baksonya?" goda Johan. Leo tidak mengubris ucapan sahabatnya itu.

"ayo cabut!dikit lagi bel!" titah Leo seraya menarik dan menggenggam tangan Alia.

"e-ehh" ucap Alia seraya menengok ke sahabatnya. Alma mengkode agar Alia ikut dengan Leo saja.

"gue duluan yaa"ucap Alia tersenyum sedangkan Leo segera melanjutkan langkahnya dengan tangan yang menggenggam tangan mungil milik Alia.

"anjrit anjrit! Gue mau digenggam jugaaaaa!"

"apansih Leo selingkuh dari gue!"

"cowo banget masyaallah"

"AHHHH DEDE MAH APA CUMA BUTIRAN DAKI"

"mama besok beliin aku pacar kayak Leo"

Itulah beberapa seruan dari siswi yang ada dikantin. Tidak sedikit pula yang mengabadikan moment tersebut. Alia tidak berani mengangkat kepalanya,ia terus menunduk. Sedangkan Leo tidak peduli kicauan para fans nya.

Leo merasakan ada yang aneh dengan dirinya ketika sedang bersama gadis itu. Kenapa ia bisa senekat ini,sampai menggenggam tangan gadis itu.

"nanti pulang sama gue!" ucap Leo sesampainya didepan kelas Alia. Belum sempat Alia menjawab Leo terlebih dulu melangkahkan kakinya menuju kelasnya.

"ish nyebelin banget sih" gerutunya.

..........

"akhirnya selesai juga" ucap Alia seraya mengelap keringat di dahinya. Kemudian ia mengembalikan alat kebersihan pada tempatnya kembali. Dan ia melangkahkan kakinya keluar kelas. Ia melewati lorong kelas XI yang tampak sangat sepi. Sesekali bulu kuduknya bangun. Ia mempercepat langkahnya.

"woi pelakor!" teriak seseorang dari belakang Alia. Ia memberhentikan langkahnya,kemudian ia menengok ke arah sumber suara. Ia bingung,kakak kelas nya itu memanggil siapa,sedangkan di lorong hanya ada dirinya dan mereka.

"sekarang lo bakal abis ditangan gue" sinis Rara dengan nada meremehkan. Kemudian ia mendekat kearah Alia. Sella dan seril tiba tiba memegang lengan Alia erat. Kemudian Rara segera menangkup wajah Alia kasar,dan mendekatkan wajahnya,sehingga hanya menyisakan beberapa centi saja.

"gue salah apalagi sih sama lo kak?"

"sadar diri dong!salah lo tuh banyak!" teriak Rara menggema di lorong. Alia hanya berharap semoga esok ia masih dapat melihat dunia.

"masalah Leo lagi?" tanya Alia memberanikan diri.

"seharusnya kakak yang sadar diri bukan aku. Kakak bukan siapa siapa nya Leo kan. Bukan pacarnya Leo. Bukan sodara nya Leo juga. Terus kenapa kakak selalu bersikap seolah-olah kakak itu siapa siapa nya Leo!" ucap Alia dengan nada emosi,ia mencoba memberanikan diri walaupun ada rasa takut di dirinya.

Sella dan seril semakin mempererat cekalannya. Alia merasakan sakit pada lengannya. Rara semakin tersulut emosi dengan perkataan Alia tadi.

"owh udah berani ngelawan kakak kelas ya lo!"

"maaf kak,bukannya gue ngelawan kakak kelas. Tapi sikap kalian yang tidak mencerminkan kakak kelas. Gue bisa ngehargain lo kalo lo ngehargain gue juga sebagai adek kelas lo."

Plakkkk!!!

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Alia. Gadis itu sudah tidak tahan membendung air matanya. Ia merasakan panas pada pipinya. "banyak bacot lo!" sarkas seril.

..........

2 minggu engga update:'( akhirnya update lagi.
Maafin aku yaaaaaa:*

AliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang