25

4.6K 188 1
                                    

"mau beli es krim dulu engga?" tawar Vino kepada Alia.  Kini kedua sedang didalam mobil arah pulang.

"mau!mau!" ucap Alia dengan penuh semangat.

Jika ditawarkan es krim ia tidak perlu berpikir panjang untuk menerima nya atau tidak. Sudah pasti ia tidak akan menolak.

"mau rasa apa?" tanya Vino pada Alia sembari memarkirkan mobilnya dipinggir jalan. 

"hmm... Coklat deh bang!" Vino melepas seatbelt nya.  Kemudian keluar dari mobil.  Dan membeli es krim yang Alia inginkan.

Dikedai es krim itu juga terdapat beberapa gula-gula. Ia membelikan adiknya tiga buah gula-gula dan sepuluh cup es krim.

Ia tidak pernah pelit kepada Alia.  Justru ia senang membelikan kesukaan Alia.  Karena kesenangannya adalah ketika Alia senang pula.

Setelah membeli es krim.  Ia masuk kedalam mobil,  dan memberikannya pada Alia. Alia tampak senang sekali. "ini buat gue semua bang?"

"iya! Sariawan-sariwan dah lo!" Vino fokus menyetir kembali. Ia membiarkan adiknya menikmati es krim yang ia belikan. 

Alia menyodorkan es krim ke mulut Vino. Tetapi Vino menolak. Sehingga es krimnya mengenai dagunya. "buat lo aja!"

"ih engga mau ah! Bang Vino juga harus cobain es krim nya!" paksa Alia.  Ia terus menyodorkan es krim ke mulut Vino.

Vino pasrah. Adiknya itu tidak akan menyerah sebelum ia menuruti kemauannya. "enak kan?" Vino membalas nya dengan dehaman.

Ketika sudah dekat dengan rumahnya. Vino melihat motor sport yang sangat tidak asing di ingatan nya.

Sedangkan cewe disampingnya sedang asik memakan es krim dan gula-gula sekaligus.

Vino mengklakson mobilnya agar dibukakan pagar oleh satpam rumah.  Pagar terbuka lebar, dan Vino melajukan mobilnya kedalam.

Setelah sampai, Alia keluar dari mobil. Dan melihat motor sport Leo. Ia panik, ia liat kedalam kursi kemudi mobil. Vino sudah tidak ada disana. 

Dengan tergesa-gesa Alia menyusul Vino. Ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Benar saja, kini Vino sedang mencengkram kerah baju Leo. 

"abanggggg stopppp!" teriak Alia.  Tetapi Vino tidak menghiraukan itu.  Ia tetap menatap Leo tajam.

"ngapain lo dateng lagi?" Leo benar-benar bingung harus bagaimana.

"gue bisa jelasin bang!" ucap Leo dengan segenap keberaniannya.

"mau jelasin apa lagi lo? Mau jelasin kalo lo nyakitin adek gue? Mau jelasin kalo lo bentak dia? Hah?!"

"bang Vino! Lepasin Leo yaa! Plissss!" Alia memohon pada Vino dengan menangkupkan kedua tangannya didepan dada. 

"ga! Kali ini gue mau habisin orang ini!"

"bang Vino! Leo udah jelasin semuanya ke Alia! Dia juga udah minta maaf!  Kita udah baikan dua hari yang lalu!" Vino tercengang mendengar ucapan Alia.

Tetapi ia tetap bersih keras mencengkram kerah baju Leo. "terus lo pikir gue bakal maafin lo gitu aja?" ucap Vino diakhiri dengan salah satu ujung bibir ditarik keatas.

"gue minta maaf bang! Gue nyesel! Gue janji engga bakal bikin nangis Alia lagi! Gue janji bang!" Vino menimang ucapan Leo.

"oke. Ini untuk yang pertama dan terakhir kali nya gue maafin lo! Kalo sampe buat adek gue nangis lagi, gue engga akan segan buat ngelakuin lebih dari ini!" ucap Vino dengan penuh penekanan disetiap katanya.

Ia melepas kasar cengkramannya.  Kemudian berlalu dari hadapan Leo dan Alia. Leo bernapas lega. Akhirnya ia dapat mengatasi Vino.

"maafin bang Vino ya?" Leo tersenyum kepada Alia.

"aku janji engga akan bikin kamu nangis lagi!" tegas Leo kepada Alia.  Alia tersenyum lebar mendengarnya.

Leo memajukan tubuhnya satu langkah didepan Alia. "aku engga mau liat mata ini sembab lagi. Aku juga engga mau ada lingkar item dibawah mata kamu." ucap Leo sembari menyentuh halus mata cewe didepannya.

Alia tersenyum hangat mendengar ucapan cowo didepannya. "ke mall aja yuk!" ajak Leo.  Alia tampak kebingungan.

"hah? Ngapainn??"

"beli itu, apatu namanya yang buat dibawah mata biar engga item lagi." Alia terkekeh dengan ucapan Leo.

"engga usah! Aku ada kok!"

"yauda kalo gitu aku pakein sini."

"engga perlu Leoooo!"

"dimana obatnya? Biar aku ambilin, kamu duduk aja disini."Alia semakin dibuat terkekeh dengan tingkah Leo yang sangat lucu menurutnya.

"ih!engga usah kamu!"

"ih! Aku harus tanggung jawab lah. Ini semua gara-gara aku. Pasti kamu nangis terus kan semaleman."

"ih!Pede banget kamu!ngapain aku nangisin kamu!" ucap Alia sembari mengalihkan pandangannya.

Leo menangkup wajah Alia. Ia memperhatikan sejenak. "tapi ini ada saksi nih!" ucapnya sembari menunjuk mata panda Alia.

Alia memukul pelan dada Leo. Kemudian memeluknya. Leo tersenyum dan membalas pelukan Alia.

"jangan nangis lagi yaa! Maafin aku Alia."

Alia tersenyum dibalik punggung Leo. Ia mengangguk. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mengintip keduanya berpelukan dibalik pintu kamar.

Ia ikut tersenyum lebar. Ia senang melihat Alia tersenyum kembali. Ini adalah kebahagiannya.

Ia tidak perlu khawatir lagi pada adiknya jika hari keberangkatannya ke luar negeri tiba. Ia hanya tinggal menghitung hari saja untuk melanjutkan jenjang pendidikannya.

..........
Jangan lupa tekan bintang lohh yaa-! 💘

AliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang