45

1.1K 84 15
                                    

"kamu mau mampir dulu?lagi ada papah juga dirumah.” Tawar Alia kepada Leo.

Devan sedang berada dirumahnya karena bisnis di luar kotanya sudah selesai. Jadi beberapa hari kedepan kemungkinan ia akan family time dan berangkat ke kantor nya seperti biasa.

“next time yaa, mamah udah nelponin aku terus dari tadi soalnya.” Tolak Leo sehalus mungkin. Alia tersenyum. Ia tahu Leo adalah anak yang sangat nurut dan takut kepada kedua orang tuanya.

“iyaa gapapa, kamu hati-hati dijalan yaa. Aku masuk dulu yaa,bubaiii!” ucap Alia. Lengan Alia dicengkram oleh Leo. Mereka saling bertatapan.

“aku sayang kamu.” Ucap Leo.

“me too.” Ucap Alia. Kemudian Leo melepas cengkraman tangannya. Dan melajukan mobilnya.

“dahhhh! Hati-hati!” teriak Alia.

Alia memasuki rumahnya. Ia menyapa satpam yang ada dirumahnya. Ia membuka pintu. Kedua orang tua nya sedang asik menonton film diruang keluarga. Alia segera nimbrung disamping papahnya. Ia memeluk erat sang papah. Devan membalas pelukan putrinya.

“Alia kangen banget sama papah. Papah jangan keluar kota lagi.” Ucap Alia sangat manja bak seorang anak kecil.

“papah juga kangen banget sama Alia. Nanti kalo anak-anak papah libur sekolahnya. Kita jalan-jalan yaa.” Ucap Devan sangat lembut dan tenang.

“janji ya pah?” devan mengangguk. Retno tersenyum hangat melihat kedekatan antara putrinya dengan sang papah.

“li, bang Vino udah ngabarin kamu belum?” tanya Retno.

“ngabarin apa bun?” tanya Alia yang tetap memeluk Devan.

“dia batal pulang. Katanya ada pertemuan kedua kampus gitu,dan dia jadi panitia.” Alia melonggarkan pelukannya kepada Devan.

“pas masih dirumah,bang Vino bakal nyempetin pulang walaupun tugas nya numpuk. Tapi kenapa bang Vino malah kayak gini?” ucap Alia dengan suara sedikit parau.

“waktu itu kan dia belum tau kalo bakal ada pertemuan dikampusnya,sayang.” Ucap Retno mencoba menenangkan Alia yang kecewa dengan abangnya. Devan terus membelai puncak kepala sang putri.

“yaudah bun gapapa. Alia ngertiin bang Vino kok.” Ucap Alia membohongi dirinya. Retno sangat melihat kekecewaan putrinya terhadap anak sulungnya.

“Alia ke kamar dulu ya bun,pah.” Pamit Alia. Devan dan Retno mencium putrinya bergantian. Diakhir dengan pelukan hangat sang bunda.

Sesampainya dikamar,Alia meneteskan air matanya. Ia tidak dapat membendungnya. Ntah mengapa ia benar-benar merasa kecewa sekali terhadap Vino. apakah ini karena kebetulan Alia sedang datang bulan juga,sehingga hormon dan emosinya sangat tidak stabil. Alia tidak pernah merasa kecewa seperti ini kepada Vino.

Alia menghubungi Vino. Tetapi nomor cowo itu tidak aktif. Ia terus menghubungi nomor tersebut.hasilnya tetap sama. Ia juga mengirim puluhan pesan ke Vino. dan hasilnya juga sama. Vino tidak merespon apapun dari Alia.

Alia mencoba menghubungi Leo. Leo pun sama seperti Vino. cowo itu tidak mengangkat telepon dan membalas chat Alia. Kemudian ia menelepon Alma. Dan yup!

AliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang