18

6.9K 268 12
                                    

"bun,Alia mana?" tanya Vino keluar dari kamar. Seharian ia belajar di kamar demi mendapatkan hasil ujian yang memuaskan. Walaupun banyak sekali godaan. Dari teman-temannya yang mengajak nongkrong. Terus belum lagi banyak sekali chatting dari para fansnya. Tapi sebisa mungkin ia untuk tetap fokus belajar karena ujian nasional sudah didepan mata.

"pergi sama Leo." Vino tercengang. Sudah malam begini adik nya belum pulang. Apalagi adiknya perempuan.

"udah malem bun,masa belom pulang sih." jujur,Vino merasa khawatir jika adiknya pergi bersama cowo kecuali dengan dirinya dan ayahnya. Apalagi sekarang sudah malam. Ia panik sendiri. Sedangkan Retno tampak santai saja.

"engga usah panik bang,Alia pergi sama orang yang baik ko."

"engga. Gabisa bun. Sekarang udah jam sembilan. Abang harus cari Alia." Vino bergegas ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil. Kemudian mencium punggung tangan bundanya. Dan melanjutkan langkahnya menuju pintu.

"assala..." pintu tiba-tiba terbuka dan menampilkan seorang gadis cantik bersama cowo dibelakangnya. Alia tercengang melihat abangnya yang sedang berdiri di pintu dengan wajah panik. Leo yang melihat seorang cowo didepan Alia terkejut. Tapi sebisa mungkin ia menampilkan wajah datarnya. Yang ia tahu tentang cowo itu adalah kakak kelasnya yang cukup populer disekolahnya karena tampan dan cerdas. Walaupun ia cowo tapi ia cukup update tentang sekolahnya.

"kemana aja lo?"

"pergi."

"ga inget waktu lo?"

"lo apansih bang,gue udah izin." ujar Alia sedikit menaikkan suara. Retno tetap diam di sofa sembari melihat interaksi kedua anaknya. Alia melewati abangnya begitu saja. Leo yang ingin mengikuti langkah cewe didepannya terhenti karena terhalang lengan Vino yang direntangkan ke pintu satunya.

"awas lo macem-macem sama adek gue." ujar Vino mengingatkan Leo kemudian melepaskan rentangannya. Beginilah Vino. Jika sudah menyangkut adeknya yang paling ia sayang ia akan berubah menjadi abang yang posesif. Bagaimana ia punya kekasih yaaa. Pasti lebih posesif lagi nih.

Leo mengangguk. Ia paham maksud Vino. Ia tahu cowo didepannya sangat menyayangi cewe yang dia sayang pula. Kemudian ia melewati Vino yang masih setia berdiri diambang pintu.

Leo mencium punggung tangan Retno. "tante,maaf ya pulangnya kemaleman."

"kali ini dimaafin, kalo ke ulang lagi engga dimaafin." belum sempat Retno menjawab,anak sulungnya sudah menjawab terlebih dahulu diambang pintu dengan menyandarkan kepalanya santai. Retno memberi isyarat kepada Vino untuk masuk kamar. Dan Vino pun menuruti perintah bundanya.

"gapapa nak Leo. Tante justru berterima kasih sama nak Leo karena sudah ajak jalan Alia dan pulang dengan selamat."

"sama-sama tante."

"ABANG JUGA BISA AJAK ALIA JALAN-JALAN." Vino tiba-tiba menyahut dari dalam kamarnya. Ya,sedari tadi ia menguping dibelakang pintu kamar.

"ABANG BELAJAR SEKARANG." sahut Retno. Alia tampak geram dengan sikap cemburu abangnya. Walaupun ia senang melihat abangnya cemburu,berarti Vino menyayangi dirinya.

"kalo gitu saya pamit ya tan." ucap Leo kemudian mencium punggung tangan Retno dan tersenyum.

"hati-hati ya nak." Leo tersenyum mendengarnya. Ia melihat kearah Alia dan tersenyum hangat. Cewe itu membalas senyuman Leo.

Leo melangkahkan kakinya keluar dari rumah Alia. Dan segera melajukan motornya.

Alia bergegas menuju kamar abangnya. Ia membuka pintunya dan menampakkan cowo tampan sedang belajar di meja belajarnya. Alia kira Vino tidak akan belajar karena disuruh paksa bundanya. Tapi ternyata ia melakukannya.

Vino menyadari pintu kamarnya terbuka dan menampakkan gadis kecil yang cantik. Tetapi ia tidak mengalihkan pandangannya dari buku sedikit pun. Ia tetap fokus membaca buku pelajaran.

"abang." panggil Alia dari ambang pintu.

"ngapain?" sahut Vino yang masih tetap membaca buku. Alia yang menyadari perubahan sikap abangnya menjadi dingin dan cuek melangkahkan kakinya menuju kasur dan mendudukkan dirinya dipinggir kasur.

"abang lagi ngapain?" Alia merutuki dirinya. Sudah jelas Vino sedang belajar tapi ia masih saja nanya. Ia harus siap menerima jawaban sarkas dari abangnya nanti.

"lo buta?" sudah diduga. Mulut abangnya jika sedang ngambek memang sangat pedas.

Alia langsung memeluk abangnya dari belakang. Vino mulai tidak fokus belajar. Ia tidak bisa cuek ketika adiknya itu sudah memeluknya. Jangankan memeluknya ditampilkan wajah melas yang menggemaskan saja Vino goyah. Tapi ia pura-pura tetap fokus membaca buku pelajarannya.

"abang jangan marah sama Alia dong."

"Alia sayang sama abang. Tadi tuh Alia mau pamit sama abang. Tapi bunda bilang abang lagi belajar. Yauda Alia engga mau ganggu abang. Terus Alia juga lupa ngechat abang kalo Alia pergi sama Leo." jelas Alia panjang lebar dan memelankan ucapannya ketika mengucapkan nama 'Leo'.

"iyalah lupa. Kan lagi asik berduaan sama pacar." Alia yang merasa tersindir dengan ucapan Vino yang ketus. Tetapi ia justru semakin mengeratkan pelukannya.

"ihh abang!engga gituuu...yauda gini deh,besok kita jalan yuk!" Vino berusaha tidak goyah dengan ajakan adiknya.

"gue belajar."

"sebentar ajaa." Alia tetap berusaha merayu abangnya. Susah memang jika Vino sudah ngambek seperti ini.

"gabisa."

"nanti gue yang izin ke bunda." Vino terdiam karena Alia yang tiba-tiba mencium pipi kanannya. Dan lari keluar kamarnya.

"gue tuh sayang banget sama lo dek." Vino bermonolog setelah kepergian Alia dari kamarnya.

Ia akui ia cemburu dengan Leo. Ia tidak suka adiknya lebih dekat dengan cowo selain dirinya dan papahnya. Ia bersikap seperti ini agar Alia memberikan perhatian lebih terhadap dirinya. Dan tidak melupakan dirinya begitu saja. ia tidak akan segan-segan menghajar seseorang jika orang itu menyakiti adiknya dan bundanya. Termasuk pula papah nya,ia akan menghajar papah nya  jika menyakiti Retno.

..........

Waduhh!! Vino cemburuan sekali ya...

Jangan lupa untuk terus tekan bintang yaaa....

AliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang