13

8.8K 312 7
                                    

Setelah beberapa jam berada di mall. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang karena jam telah menunjukkan pukul 7 malam.

Mereka berjalan menuju parkiran mall. Sesampainya diparkiran Alia terlihat ketakutan.

"aduh gue takut dimarahin bunda nih" ucap Alia ketakutan sembari menggigit ujung jemarinya.

"kata bunda gapapa" jawab cowo itu dengan santai sambil memakai helm dan memberikan helm satunya kepada Alia. Cewek itu menerima uluran helm Leo.

Alia tidak percaya dengan ucapan Leo. Ia pulang lewat dari jam 5 saja bundanya sudah membuka tablig akbar dirumah.

Bagaimana dengan ia pulang jam 7 malam bersama lelaki  coba. Bunda nya pasti akan marah besar.

"hah?lo tau darimana?" kepo Alia.

"bunda"

"lo izin ke bunda?"

"bunda yang bilang sebelum gua izin" Alia melongo mendengar ucapan cowo disampingnya.

Mengapa Retno percaya sekali dengan Leo,padahal ia baru mengenalnya.

Setelah setengah jam perjalanan menuju rumah Alia. Mereka pun telah sampai didepan rumah mewah bercat putih dengan paduan abu abu.

Alia menuruni motor sport Leo sembari memegang pundak cowok itu sebagai tumpuan.

Kemudia ia melepaskan helm dikepalanya,dan memberikannya kepada Leo. Cowok itu menerima helm yang diulurkan Alia.

"mau mampir dulu ga?" tawar Alia sebagai basa basi.

"engga usah"

"yauda,makasi banyak yaaa"
Leo mengangguk sembari tersenyum manis meng-iyakan ucapan Alia.

"salam buat bunda lo" ucapnya sambil mengacak gemas puncak kepala cewe didepannya. Ihhh Leo barusan ngapain,dia gatau apa keadaan jantung gue sekarang.

Alia membalas ucapan cowok itu dengan anggukan menunduk,ia tidak mau mengangkat kepalanya,ia sudah tahu pasti sekarang wajahnya seperti tomat matang.

Sedangkan cowo itu tersenyum simpul melihat tingkah gadis didepannya.

Setelah kepergian Leo dari rumahnya,gadis itu memasuki halaman rumahnya, setelah sampai didepan pintu ia menarik nafas panjang.

Ia ragu memasuki rumah besar itu. Ia mencoba meyakinkan dirinya,dan menghilangkan rasa takut akan dimarahi bundanya.

"assalamualaikum" ucapnya pelan.

Ia melihat keluarga kecilnya sedang menonton film bersama diruang keluarga.

Ketika Alia mengucapkan salam sontak mereka langsung mengalihkan pandangannya kearah gadis kecil kesayangannya itu.

"waalaikumsalam" jawab serentak keluarga Alia.

"cieee yang abis jalan ke mall sama pacarnya" goda pria paruhbaya yang berada di samping bundanya.

Alia mendekatkan diri kepada keluarganya. Kemudian mencium tangan mereka,termasuk tangan abang gantengnya itu.

"apasih papah,itu bukan pacar Alia"

"alah,boong pah,masa bukan pacar udah diajak nonton terus dibelanjain itu tuh" ucap Retno mengompori suaminya untuk terus menggoda Alia sambil menunjuk ke paperbag yang dibawanya.

"ternyata adek gue matre juga ya" Vino membuka suaranya. Alia yang merasa tersindir menatap abangnya sinis.

"apansih orang dia yang mau ngebayarin"

"sama aja,kan bisa nolak"

"gue udah nolak,tapi dia batu"

"alah, alesan aja lo!"

"serah lo!yaudah Alia pamit keatas dulu bun,pah" ucap nya kesal dengan wajah cemberut.

"lo ga pamit ke gue?"

"siapa lo?ga kenal!"sarkasnya.

Vino yang mendapat balasan seperti itu dari adiknya tersenyum bahagia,karena ia telah berhasil membuat adiknya kesal.

Retno dan Devan  tertawa melihat tingkah laku kedua anaknya.

"papah mau ketemu pacarnya Alia deh bun"

"hah?mau ngapain pah?" tanya Vino kaget.

"mau kenalan lah,kepo aja"

"biasanya Leo suka jemput Alia berangkat sekolah ko pah" ucap Retno lembut. Devan tampak berpikir sejenak. Retno mengerutkan dahinya.

"kenapa pah?" tanya Retno.

"kayak pernah denger namanya ya? Tapi dimana, papah lupa."

"di acara papah waktu itu loh, yang dia anaknya karin."

"ohhh iya iya! Papah inget!"

Pasalnya ketika Leo menjemput Alia dirumahnya, Devan pasti sudah berangkat ke kantor. Jadi ia tidak sempat bertemu dengan Leo.

"Leo makin ganteng deh pah,terus ramah lagi" puji Retno terhadap Leo.

"gantengan Vino bun!" telak Vino tidak terima bundanya memuji anak orang lain.

"dih pede banget kamu!gantengan papah lah!titik" kali ini Devan juga tidak mau kalah dengan putra nya.

Memang benar, walaupun Devan sudah berumur tapi wajahnya tetap saja ganteng dan tubuh yang masih gagah.

"gantengan Vino lah pah,buktinya banyak cewe cewe yang naksir sama Vino" bangga Vino.

"papah dulu juga gitu,banyak cewe cewe yang naksir sama papah,termasuk  bunda kamu. Iya ga bun?" tanya Devan dengan maksud menggoda istrinya sembari menaik turunkan alisnya dan tersenyum jahil.

"udahlah mama mau nonton lagi!" ucap Retno mengalihkan pembicaraan dari suami nya yang mulai ngawur.

Devan tersenyum menang melihat wajah istrinya yang sudah seperti tomat.

..........

Jangan dibaca doang dong ceritanya,tapi divote juga yaaaa😚

AliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang