16

7.7K 235 3
                                    

"li pangeran lo udah nungguin didepan pintu tuh." tunjuk Alma memberi tahu sahabat disampingnya. Alia sedang sibuk mencatat catatan di papan tulis. "dikit lagi selesai."

"gue ke kantin duluan ya." pamit Alma ke sahabatnya,namun cewek disampingnya tidak menghiraukan. Karena ia sedang sibuk mencatat.

"duluan bro!" ucap Alma seraya menepuk bahu Leo. Cowo itu hanya mengangguk.

Selang beberapa menit Alia telah menyelesaikan catatannya. Ia menghampiri pangerannya yang tengah bersandar di pintu.

"eh sori ya nunggu lama." Leo tersenyum sebagai balasannya. Mereka berdua mulai berjalan menuju kantin.

Tiba-tiba Alia merasa ada yang merangkul dirinya dari belakang. "hai cantik!"

Alia melepas rangkulan cowok itu. Leo yang berada di sampingnya mulai memanas. Tetapi Alia segera menggenggam tangan Leo,dan meng-isyaratkan agar Leo tidak terpancing emosi.

"kok dilepas si cantik" ia mencoba merangkul Alia kembali. Tapi Alia segera mencegahnya.

"kak, lo bisa sopan sedikit engga sih?"

"loh,kenapa?kamu kan pacar aku" ujar cowo itu dan mencoba merangkul bahu Alia kembali. Tetapi belum sempat merangkul tiba-tiba ia merasakan bogeman landas bebas di pipinya.

"leo!"  Alia mencoba menenangkan Leo yang sedang membabi buta untuk memukul cowok di depannya itu. Zafran sesekali meringis memegang pinggir bibirnya yang sedikit sobek dan mengeluarkan darah.

Zafran menyeringai meremehkan. "berani ya lo sama kakak kelas!"

"lo engga cocok dipanggil kakak kelas." ucap Leo dengan tekanan saat mengucapkan kakak kelas.

"ayo!" Leo segera menarik Alia dari hadapan kakak kelasnya itu. Dan melanjutkan langkahnya menuju kantin. Kondisi menuju kantin mulai tidak nyaman. Beberapa pasang mata menatap kearah mereka. Sedangkan Zafran mendesis kasar. Ia menatap tajam dua sejoli yang berjalan membelakanginya menuju kantin.

Alma melambaikan tangannya ketika melihat sepasang sejoli dipintu kantin. Alia yang melihat itu segera menghampiri sahabatnya. Alia menempati bangku didepan Alma. Dan Leo disampingnya.

"lo kenapa?kusut gitu da mukanya."

Leo tidak menjawab pertanyaan sahabat pacarnya. Alia yang mendengar itu segera menjawab pertanyaan Alma "abis ribut tadi."

"hah?ribut sama siape lo?jagoan bener romannya."

"bukan urusan lo!" jawab Leo sedikit ketus. Alma bungkam. Leo seram juga ya ketika badmood,pikirnya.

..........

Tok!tok! "dek!" ketok seseorang dari pintu kamar Alia. "masuk aja engga dikunci bang."

Cowok itu menekan knop pintu dan menampakkan seorang gadis yang sedang belajar di meja belajarnya. Ia berjalan menuju kasur adik nya dan menidurkan dirinya disana.

"kenapa lo?tumben amat ke kamar gue."

"emang engga boleh?"

"engga."

"yaudah." Vino hendak bangun dari kasur milik Alia,tetapi gadis itu segera menahan lengan abangnya. "eh jangan dong,Bercanda doang."

"ada apa nih abang Alia yang ganteng bin ngeselin tiba-tiba ke kamar adiknya yang lucu dan menggemaskan ini." Vino mencubit pipi chubby adiknya dengan gemas.
Alia meringis dan menepis lengan abangnya.

"sakit."

"gue aja gemes liat lo kayak gini. Gimana pacar lo ya."

"apansih." Alia tidak suka jika abangnya menggoda dirinya tentang Leo. Ia malu jika abangnya seperti ini.
"jadi lo kenapa?"

"hmm,menurut lo setelah lulus SMA nanti terus gue lanjut kuliah di luar negeri gimana?"

Alia terkejut mendengar ucapan abangnya. Ia tahu Vino memang murid yang pintar di kelasnya. Dan selalu mendapat juara dikelas. Tetapi kenapa ia harus kuliah diluar negeri. Walaupun abangnya ngeselin,tapi rasanya Alia tidak siap jika ditinggal abangnya untuk kuliah disana. Pasti akan lebih jarang ketemu. Satu rumah pun jarang ketemu,karena abangnya sering pulang sore ada jam tambahan di sekolah,terus belum lagi malemnya les. Pas pulang les pasti Alia sudah tertidur.

"abang mau lanjut study di luar negeri?" cowok itu mengangguk. mata Alia terlihat sayu. Vino sedikit tidak tega jika harus jauh dari adikknya. Walaupun ia sering berantem,tapi percayalah Vino menyayangi Alia.

"ujian nasional tinggal beberapa bulan lagi. Dan gue diberi kepercayaan sama bunda dan papa buat dapet beasiswa di Eropa."

"abang udah siap buat kuliah di Eropa?" Alia mencoba meyakinkan abangnya sekali lagi.

"gue si siap aja dek. Gue mau bahagiain bunda,papa,dan lo." Alia mencoba menahan cairan bening di ujung matanya.

Ia langsung memeluk abangnya dan menyandarkan kepala nya di dada Vino. Cowok itu membalas pelukan adiknya.

"Alia engga mau jauh dari abang." suara Alia mulai bergetar. Setetes cairan bening jatuh di pipi chubbynya. Ia semakin mengeratkan pelukan pada abangnya. Vino membalas pelukan adikknya dengan tulus dan kasih sayang.

"heh!tenang aja,kan masih 2 bulan lagi."

"tapi 2 bulan itu bakal kerasa lebih cepet bang."

"nanti kan kita bisa video call,teknologi udah canggih bro."

"tapi nanti engga bisa berantem lagi." ujar Alia bak anak kecil yang lucu.

"yauda sekarang aja kita berantemnya!" Vino mengelitiki pinggang adiknya. Alia terkejut. Ia terus teriak ampun. Tapi Vino tidak memberhentikan tingkahnya itu.

"BUNDAA HAHAHAHA BUNDAAA TOLONGGG HAHAHA" Vino tidak menghiraukan teriakan adiknya yang mengadu kepada Retno.

Teriakan Alia rupanya terdengar oleh Retno yang sedang menonton film di ruang tamu bersama Devan.

"abangg!Alia! Sudah malam,tidur sekarang." ucap Retno sembari teriak dari ruang tamu.

"ih abang hahaha udahh hahah bunda marah hahaha nanti."

Vino memberhentikan mengelitiki Alia.

..........

AliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang