Mereka bersama, tapi berjauhan. Satu ruangan tapi berseberangan. Berhadapan, tapi berbeda meja. Mereka sama sama sibuk dengan urusan masing masing.
Di sudut kanan, seorang pria sibuk membolak balikkan berlembar kertas di dalam map map besar. Tak kalah sibuk, di sudut kiri ruangan seorang wanita pun melakukan hal serupa, memutar mutarkan pensilnya, mencoret coret setiap kata yang ia rasa kurang pas dan tak sedap di pandang mata. Uh adegan macam apa ini?
Helaan nafas panjangnya mengalihkan atensi sang pria. Sang pria mengintip di balik kacamatanya, memperhatikan gerak sang wanita yang terlihat gusar.
"Perlu bantuan?"
Namun yang ditawari hanya menggeleng pasrah.
Sang pria pun berjalan mendekat, menghampiri sang wanita yang masih sibuk dengan dua layar komputer yang menatapnya.
Ini bukan di kantor. Bukan adegan seorang bos dengan sekretarisnya. Tapi tentang seorang bos dengan istrinya yang sedang sibuk di ruang kerja mereka. Iya mereka di rumah.
"Satu satu, Ra. Fokusin satu dulu, gak bisa kamu kerjain berbarengan gitu. Fokus kamu kebagi, yang ada tulisan gak kelar skripsi kamu terbengkalai"
Kembali menghela nafasnya lemah, dengan nada frustasi ia katakan "Tapi deadlinenya barengan Ka, aku harus nyerahin Revisian skripsi besok, dan editor juga nagih tulisan aku besok. Jadi aku harus kelarin malem ini juga"
Sang pria mendesah, "Ra, mana yang lebih penting? Tulisan kamu atau Skripsi kamu?"
Kembali dihembuskan nafasnya, menatap malas lawan biacaranya. "Dua duanya penting Ka, aku gak bisa milih"
Entah kenapa wanitanya kini lebih keras kepala di banding dulu. Ketika gadis yang ia nikahi menjadi dewasa, gadis itu sulit sekali untuk di atur, semaunya sendiri, jarang mendengarkan apa yang menjadi saran prianya. Benar tentang ungkapan menjadi dewasa itu menyebalkan.
Sang pria letakkan telapak tangan kirinya di meja sebagai tumpuan untuk menopang tubuhnya.
"Ra, masa kamu mau korbanin gelar sarjana kamu cuma demi tulisan kamu. Tunda aja lah, itu bisa di terbitin kapan aja. Tapi kuliah kamu, masa harus revisian terus. Betah ya kamu jadi mahasiswa?"
Kalimat terakhir yang di ucapkan sang pria mencubit hatinya, sebentar ia alihkan pandangannya pada pria tampan dengan kaos polos dan celana kolornya. Hanya sebentar, tak sampai 5 detik. Ia kembali mengalihkan pandangannya pada setumpuk kertas di hadapannya.
"Ya gak gitu juga, selagi aku bisa kenapa nggak di coba? Kalau kelar bareng bareng kan nyantainya juga lebih enak"
"Ada apa sih di kampus? Sampe kamu mau revisian terus? Dosennya ganteng?"
Idih. Pertanyaan macam apa itu? Udah tau istrinya lagi pusing, malah mencurigai yang bukan bukan.
"Sehat kamu?"
Maka sang pria tinggalkan wanitanya seraya ia katakan "Terserah kamu lah, Ra"
Dih nyebelin.
Ya begitu Azka emang selalu nyebelin. Kalau mau marah harusnya Kiara yang marah. Ini kok malah dia yang misuh misuh. Bodo amatlah Kiara sedang pusing. Dia gak mau tambah pusing dengan kelabilan suaminya.***
****
*****Kiara Azka comeback 😁😁
Ini baru permulaan, dimulai dengan kesibukan Kiara sebagai mahasiswa tingkat akhir yang lagi sibuk sibuknya sama skripsi plusssss penerbitan buku Kiara hihihi
Apa karena kesibukan Kiara mereka belum punya 'baby'?
Pokoknya, semoga kalian suka sama cerita ini juga ya 😁😁😁
Happy reading and Love you 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
*** BAMBINO PICCOLO *** S-2
Romance"...karena pebisnis seperti kita, punya keturunan itu penting..." "...buat apa punya istri cantik dan muda kalau gak bisa kasih keturunan" Menjelang 6 tahun usia pernikahan mereka sudah kah Tuhan berikan kepercayaan pada mereka? Sequel 'BABY GIANT B...