Azka memang begitu, dan Kiara sudah terbiasa. Beberapa kali wanitanya itu tidak pernah menjadi prioritas meski Kiara satu satunya.
Ini bukan kali pertama hari pentingnya diabaikan. Banyak deh kalau mau di absen satu satu mah. Contohnya yang pertama kali nih, Azka telat hadir di acara kelulusan SMAnya. Bukan telat lagi malah, justru pria besar itu datang ketika acara sudah selesai. Kan ngeselin ya. Mamah sama papah mertuanya aja dateng, masa anaknya dateng pas udah bubar.
Maka hatinya sudah kebal jika pertanyaan seperti "Azka kemana?" Menyapa telinganya.
Maka jawabannya adalah ..
"Sibuk"
Singkat padat dan jelas.
Kiara juga sedang sibuk saat ini. Dia sedang merayakan kelulusan sidang skripsi bersama teman teman fakultasnya. Begitu pula ponselnya. Telepon tanpa kabel itu daritadi sibuk sekali berdering.
"Daritadi bunyi terus tuh, Ra."
Telinga Kiara juga gak bermasalah kok. Dia juga denger ponselnya krang kring krang kring terus walaupun volumenya gak terlalu besar. Tapi ya males aja gitu angkat telpon di saat lagi kumpul kumpul gini. Ganggu bangat tau gak sih.
"Lupa jalan pulang?"
Adalah kalimat pertama yang menyapa Kiara saat ponsel itu menempel di daun telinganya. Tuh kan bikin tambah emosi.
Iya, Kiara paham. Ini sudah lewat petang. Mungkin sebentar lagi bulan dan bintang datang. Dan wanita itu melupakan kodratnya sebagai seorang istri yang harus ada di rumah sebelum suaminya pulang.
"Lupa punya istri?"
"Maksud kamu apa?"
Nah kan. Jadi gini loh. Kalau nelpon orang tuh pertama di sapa dulu. Jangan langsung di tanya. Apalagi pertanyaan yang menyinggung yang di telepon. Ini yang di telpon bumil loh. Bumil kan sensitif.
"Siapa yang lupa mau anter istrinya?"
Kiara ngajak debat. Maka Azka akan tarik urat.
"Siapa juga yang lupa punya suami sampe harus telpon pria lain buat minta anter?"
Suaminya itu menyebalkan, tidak mau kalah. Dan Kiara juga gak mau menyerah. Alhasil pembicaraan mereka tidak terarah.
"Penting mana aku sama kerjaan kamu?"
"Ra.."
"Jawab!"
Padahal Azka serukan penggalan namanya dengan lembut loh. Tapi Kiara malah membentak.
"Kamu dimana? Aku jemput kamu, tung..."
"Ra. Ayo pergi. Udah mau malem"
Nah kan. Suara siapa tuh. Kok ada suara lelaki. Kenapa juga lelaki itu ngajakin Kiara pergi?
"Ra, kamu dimana? Kamu sama siapa? Jangan pergi sama orang sembarangan! Kamu mau kemana? Tunggu aku!"
Langsung deh rentetan pertanyaan terlontar. Tapi jawaban Kiara malah, "Apaan sih kamu?! Aku mau nunggu kamu sampe kapan? Sampe tempatnya tutup?"
Kiara males nungguin Azka. Tadi aja dia di buat nunggu sampai hampir telat datang ke jadwal sidang. Terus masa sekarang Kiara harus nungguin Azka yang gak tahu kapan dia bakal dateng.
"Ya makanya aku tanya kamu dimana? Aku jemput kamu sekarang"
"Gak usah! Kamu tunggu aja di rumah" Kalimat terakhirnya. Kiara putus panggilan selulernya. Bahkan dia non-aktifkan ponselnya. Dia tahu, Azka pasti gak akan tinggal diam. Pria itu pasti akan terus terusan menghubunginya. Dan Kiara gak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
*** BAMBINO PICCOLO *** S-2
Romance"...karena pebisnis seperti kita, punya keturunan itu penting..." "...buat apa punya istri cantik dan muda kalau gak bisa kasih keturunan" Menjelang 6 tahun usia pernikahan mereka sudah kah Tuhan berikan kepercayaan pada mereka? Sequel 'BABY GIANT B...