13

840 32 0
                                    

Kepercayaan adalah kemauan seseorang bertumpu pada orang lain dimana orang tersebut memiliki keyakinan kepadanya. Kepercayaan adalah salah satu bekal kehidupan yang amat penting untuk kita jaga. Karena tanpa adanya kepercayaan, maka hidup ini terasa penuh dengan kecurigaan dan kebohongan.

***


Azka tidak percaya saat ia melihat jam di dinding kamarnya. Pukul 9 lebih 23 menit. Mimpi apa sih dia semalam, sampai bangun sesiang ini. Padahal dia punya rapat penting jam 9. Kacau. Ini bahkan teralu siang untuk di sebut bangun pagi.

Segera dia cek ponselnya. Dan benar saja, puluhan panggilan tak terjawab dari sekertarisnya terpampang di layar ponselnya. Dengan segera ia menekan ikon gagang telpon pada layar datar di genggamannya itu

"Halo. Pak Zul, tolong bilang sama client rapatnya kita tunda sampai jam 10."

Pikirnya 30 menit cukup lah untuknya segera tiba di kantor. Dia akan mandi gaya bebek lalu semprot minya wangi sebanyak mungkin dan akan rela melewatkan sarapannya. Iya begitu saja. Pasti bisa sampai kantor jam 10 kurang.

"Rapatnya sedang berlangsung pak .."

Loh.

Seketika Azka membulatkan matanya. Bagaimana bisa rapatnya di mulai tanpa dirinya? Azka pemimpin rapatnya kan?

"Pak Arka yang memimpin rapat. Saya minta maaf karena bertindak tanpa seizin bapak. Tapi client kita gak bisa nunggu, dan Pak Arka menawarkan diri untuk memimpin rapat. Saya siap terima konsekuensinya pak"

Oh. Oke.

"Saya percaya sama keputusan kamu. Setengah jam lagi saya tiba di kantor" setelahnya ia memutus panggilan itu.

Untuk saat ini Azka bisa sejenak hembuskan nafas lega. Untung saja Bramantyo sudah tempatkan Arka di perusahaan. Ah, Kakaknya itu, kenapa harus kembali bekerja di perusahaannya?

Azka tidak penah lagi memasang alarm pada jam wekernya. Sebab alarm bangun paginya adalah sapaan dan kecupan manis sang istri. Tapi hari ini, tunggu. Kemana istrinya?

Azka panik bukan main. Kemana lagi perginya Kiara sekarang? Semalam Kiara memang pulang agak larut. Meski tak ada sapaan dari wanita itu, setidaknya Azka senang karena istrinya masih ingat jalan pulang.

Dan pagi ini, Azka harus berlarian kesana kemari mencari Kiara keseluruh penjuru rumah. Kamar mandi, kamar tamu, ruang tamu, ruang kerja bahkan di dapur pun tak ada. Kemana?

Tega sekali Kiara pergi meninggalkan Azka sendiri tanpa pemberitahuan. Kapan di pergi?

Azka coba hubungi ponselnya. Tapi ..

"Nomor yang anda tuju .."

Operator yang menjawab. Membuat Azka menggeram. Dia remas kiat ponselnya.

Prak
Di bantingan ponselnya ke lantai.


Azka bukan emosi karena Kiara mematikan ponselnya. Tapi dia marah pada dirinya sendiri. Kenapa dia bisa sebodoh ini?

Tidak perduli seberapa mahal harga ponselnya atau seberapa penting isi dalam ponselnya. Yang ia pedulikan saat ini adalah dimana Kiara sekarang?

Sungguh Azka cemas. Kejadian yang hampir sama terulang kembali. Dulu, ketika Kiara pergi dari rumah, dia tidak tahu apa salahnya. Tapi kali ini, dia tahu ini kesalahannya. Kesalahan yang membuat istrinya menjadi salahpaham.

*** BAMBINO PICCOLO *** S-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang