42

827 37 9
                                    

"Kecocokan 69%"

Lebih dari 50%, tapi gak sampe 99%. Maksudnya apa ini?

Azka terus saja mengulangi kata katanya. Mencerna dengan bijak maksud dari angka angka yang tertera pada selembar kertas yang ia genggam. Sementara Arka sudah berlari seraya menarik Fisca pergi.

Setelah sadar akan kepergian Arka, barulah Azka bertanya. "Kemana mereka?"

"Jemput anaknya" yang Bramantyo jawab dengan santai.

Oh

"Kamu?"

Apa?
Azka kernyitkan sebelah alisnya

"Gak mau jemput istri kamu pulang? Papah denger Kiara pulang ke rumah lamanya?"

Azka mendadak lesu mendengarnya. Iya, Azka beristri tapi seperti bujang.

"Jemput istri kamu pulang, Dek. Jelasin sama dia yang sebenernya. Bilang sama dia buat gak usah mikirin hal ini lagi"

"Maksudnya mah?"

"Ya, ini" Kartika tunjuk kertas yang di genggam Azka.

Lagi dia mengernyit saat Kartika anggukan kepalanya.

"Afka bukan anak aku?"

"Anaknya Arka" Bramantyo yang menjawab.

99,99% itulah yang Bramantyo baca pada kertas hasil tes DNA milik Arka. Dan itulah sebab mengapa Arka pergi berlari dengan cepat. Dia jemput Anak sulungnya.

Lalu kenapa tertulis 69% pada kertas hasil tes DNA Azka? Ya itu cukup membuktikan bahwa ada hubungan kekeluargaan antara Azka dengan Afka. Mereka Om dan Keponakan, kan?

***

Nata mulai merasa risih mendengar getar ponsel yang menganggu kebersamaannya dengan Kiara. Ya, setelah makan siang, Nata ajak Kiara menghirup udara segar.

Sejak bertemu hari ini, Kiara selalu menghela nafasnya. Seolah dia memikul bebam dalam diri yang tidak bisa dia lepaskan. Makanya Kiara ajak Kiara duduk santai di tepi danau.

"Enak ya disini, Mas. Seger."

"Kamu suka?"

"Hmm"

Tapi Nata tidak suka pada getar ponsel wanita itu.

"Ra"

"Iya, Mas"

Duh, entah kenapa Nata suka mendengarnya. Kalau Kiara yang bilang. Rasanya ada setruman cinta yang bergetar sampai ke hati.

"Ponsel kamu" Nata tunjuk dengan dagunya.

😠Raksasa Jutek😠 is calling

Ah, Kiara terlalu terlarut dalam pikirannya. Sampai tidak sadar ponselnya sibuk bergetar.

"Gak di jawab?"

Kiara menggeleng "Gak apa apa, Mas"

"Kasihan loh .."

Ya ampun. Kalau Azka denger dia di kasihani sama Nata, apa gak panas tuh hatinya.

"..jawab aja"

Sebab getarannya tidak kunjung reda. Karena panggilan itu terus ada. Ya sudahlah, Kiara akan sedikit menjauh dari Nata. Demi menjawab panggilan itu.

"Kamu dimana?"

Seperti biasa, kalimatnya di awali dengan pertanyaan. Dan di jawab kembali oleh Kiara dengan pertanyaan, "Kenapa?"

"Ra, aku tanya kamu dimana? Aku ke rumah lama kata kak Riska kamu ke kantor. Tapi di kantor aku gak nemu kamu disana. Jadi kamu dimana?"

"Mau ngapain sih?"

*** BAMBINO PICCOLO *** S-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang