21

787 29 2
                                    

"Jelas lebih penting kamu, Ra"

Kalu di tanya soal lebih penting mana Kiara dengan pekerjaannya. Maka dengan tegas Azka serukan : Kamu lah, Ra.

Walau pun pada kenyataannya, Azka seringkali menomorduakan istrinya dengan pekerjaan.

Kayak gini nih contohnya. Padahal baru bangat kan mereka baikan. Baru juga nih mereka peluk peluk manja. Terus ciumannya juga belum apa apa, eh ponselnya Azka di meja minta di perhatiin. Kan ngeselin. Kenapa gak di skip dulu sih?

Ya gak bisa. Karena ini urusan pekerjaan. Azka kerja juga buat Kiara kan?

"Iya kali" ketusnya.

Kiara tinggalkan suaminya di sofa.

"Ra, kamu mau kemana?"

"Mandi, lah. Masa mau nyangkul"

Judes bangat. Tapi Azka gak mau di judesin sampe ranjang. Jadinya dia bilang, "Kamu gak perlu nyangkul, Ra. Biar aku aja yang bercocok tanam di rahim kamu"

Refleks dong Kiara balikkan badannya. Ada Azka yang terkekeh sendiri di sana. Sumpah ya. Dari dulu suaminya itu mesum tingkat dewa. Gak pernah berubah.

"Jijik bangat tau gak."

***

Kalau Azka senang bercocok tanam. Maka Kiara lebih senang memupuk wajahnya dengan skincare. Sejak usianya menginjak kepala dua. Kiara jadi gila perawatan wajah. Apalagi yang kandungannya lemon. Beuh itu meja rias penuh sama wadah warna kuning deh pokoknya.

Satu notifikasi di terima saat Kiara selesai dengan step akhirnya.

Dari Tante Riska. Isinya : Gimana sidangnya, sayang? Lancar?

Maka balasan Kiara adalah : Iya, Tan. Sidangnya lancar kok. Aku beruntung bangat karena dosen pengujinya baik, Tan.

Tadinya Riska khawatir pada Kiara ini. Apalagi keponakannya ini sedang isi.

"Isinya apaan?"

Adalah vokal Azka yang mengalihkan atensi Kiara saat pria itu datang ke kamar dengan mengacungkan bungkusan kresek hitam kecil yang sudah lumayan lusuh.

"Astaga!!!" Kiara memekik, urat wajahnya terlihat tidak santai.

Tapi Azka berkata "Kenapa?" Terlewat santai

"Tadi aku di beliin Siomay sama Mas Nata"

"Kencan lagi sama dia?"

Kiara mendesah. Dia sudah pasrah. Kiara gak mau buat masalah. Tapi Azka yang berulah.

"Mas Nata itu baik loh, Ka. Dia mau loh di repotin aku, jemput aku di rumah buat nganter aku ke kampus.  Dia bahkan nemenin acara aku sama temen temen. Udah gitu dia juga .."

"Nganterin kamu pulang"

"Itu kamu tahu. Harusnya kamu berterimakasih sama dia. Kalo gak ada dia, bisa kacau kan hari ini. Semua itu kan gara gara ..."

"Gara gara suami kamu yang gak lebih baik dari pria lain ini gak jemput kamu, gak nungguin kamu, gak nemenin kamu"

Karena sudah malas berpanjang lebar yang nantinya mungkin akan di penggal lagi oleh Azka, maka Kiara hanya berkata "simpulin sendiri"

"Jadi aku gak lebih baik dari temen kencan kamu itu?"

"Bukan gitu maksudnya.."

"Jadi kamu ngaku kalo dia temen kencan kamu?"

Hufth.
Ada baiknya Kiara dekati suaminya. Kiara akan beri pengertian pada si pencemburu. "Dia editor aku. Dia juga senior aku di kampus"

"Dan dia juga suka sama kamu. Padahal dia tau kamu tuh istri orang" lagi lagi di sambung ucapan Kiara.

*** BAMBINO PICCOLO *** S-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang