39

670 28 1
                                    

"... kita deket, makanya aku tahu semua tentang Azka"

"... kelakuannya memang lebih mirip Azka daripada ayahnya. Kamu perhatiin deh, garis wajahnya lebih mirip Azka kan?"

"... kamu bakalan punya adek lagi sayang, itu adek kamu"

" ... Aku tadi abis cari Afka, gak taunya dia nemuin Daddynya di kamar"

Semua kalimat yang Fisca ucapkan seperti kuncian atas apa yang baru saja ia dengar. Kalimat kalimat itu terus terngiang di telinganya.

"... Mungkin aku juga cuma pengen belajar jadi ayah yang baik"

Inginnya Kiara menjerit, ketika tiba tiba kalimat itu terbesit.

"... Ada hal yang emang harus di ceritain tapi ada hal yang gak perlu di ceritain juga ..."

"Karena gak semuanyanya harus di ceritain, Ra."

Oke, semua sudah jelas.

"Ra aku mohon. Percaya sama aku"

Harus berapa kali sih Kiara dikecewakan atas kepercayaannya. Udah banyak bangat loh. Masa sih harus di absen lagi setiap kekecewaannya.

Nggak lah. Kiara capek. Dia udah gak mau inget semua itu. Dan ini yang paling Fatal.

Karena kalau sebelum sebelumnya. Semua karena kurangnya komunikasi. Tapi sekarang? Yang katanya hal yang tidak perlu di ceritakan nyatanya sangat perlu di ceritakan. Sebab membenarkan kesalahpahaman tidak semudah membalikan telapak tangan.

Fisca. Wanita yang sangat ingin dia jumpai. Sebab menurut cerita Kartika, Fisca orang yang sangat patut untuk Kiara kagumi. Tapi kini, Kiara menyesal bertemu dengan wanita itu. Oh mungkin seharusnya Kiara menyesal bertemu dengan Azka.

Ya. Kali ini dia yang menyesal menikah dengan pria itu.

"Kamu bener. Harusnya kita gak pernah ketemu. Harusnya gak ada acara jodoh jodohan kayak gini."

"Ra! Kamu ngomong apa sih?!"

Tubuh ringkih itu berguncang. Air mata itu berlinang.

"Aku gak bisa percaya sama kamu kalau kamu gak pernah jujur sama aku!"

"Ra, aku tahu, aku salah. Itu semua cuma masa lalu. Itu kesalahan aku di masa lalu."

"Kesalahan masa lalu yang bikin kamu harus bertanggung jawab di masa sekarang?!"

Lihat. Kiara lihat dengan jelas saat Azka tertohok. Jika pria itu yakin tidak perlu bertanggung jawab atas kesalahannya di masa lalu dia tak perlu bereaksi seperti itu kan.

Sudahlah, Kiara pasrah.

"Aku .." muak.

Inginnya Kiara ucapkan itu tapi yang terucap justru, "Aku capek. Aku butuh waktu buat aku sendiri"

"Maksud kamu?"

"Aku mau pulang ke rumah lama."

Ya. Kiara ingin di pulangkan. Tapi,

"Nggak. Aku gak ngijinin"

Persetan dengan ijin suami. Kiara ambil kopernya di ruang ganti. Dia kemasi baju bajunya. Sementara Azka, "Ra. Please. Aku minta maaf." Dia buntuti istrinya yang sibuk mondar mandir memindahkan pakaian.

"Ra!"

Tangan Kiara yang di cegat. Hingga aktivitasnya tercekat.

"Aku tahu aku salah karena gak jujur dari awal sama kamu. Aku cuma gak mau kamu salah paham sama situasinya. Aku beneran udah gak ada hubungan apa apa sama dia, Ra. Itu semua masa lalu. Aku udah gak punya rasa sama dia. Aku cuma cinta sama kamu."

*** BAMBINO PICCOLO *** S-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang