24

666 28 1
                                    

"Bi Ratih, itu buat Kiara ya?"

"Iya bu"

Yang padahal tanpa ditanya pun jelas terlihat. Di samping gelas berisi cairan kental berwarna putih itu ada kardus kotak susu dengan gambar ilustrasi seorang ibu hamil.

Jadi gak mungkin dong kalau susu itu buat salah satu dari tiga krucil di rumah itu. Dan lagi, yang sedang hamil kan hanya Kiara.

Kiara memang sesuatu. Terlalu spesial kehadirannya di keluarga Bramantyo. Fisca iri. Mereka sama sama menantu. Tapi perlakuannya berbeda 180 derajat. Fisca gak pernah tuh di tanya kabar sama mamah mertua waktu hamil. Kirim uang untuk keperluan anak anaknya saja tidak pernah.

Tapi lihat, baru beberapa hari di rumah ini. Kiara sudah seperti ratu. Padahal bisa kan bikin susu sendiri. Gak usah nyuruh asisten rumah tangga segala. Kalau menurut Fisca sih, terlalu manja.

"Biar saya aja yang bawa ke kamarnya ya, Bi."

"Jangan, Bu. Nanti saya di marahin nyonya besar."

Nah, bukan Kiara yang ingin jadi ratu dengan memerintah ini dan itu. Tapi ratu di rumah ini lah yang memerintahkan asisten rumah tangganya untuk membuatkan Kiara susu sebelum dia tidur.

Kartika bilang mengkonsumsi susu untuk ibu hamil yang kaya akan nutrisi itu penting. Susu yang memiliki formula tinggi asam folat, kalsium, zat besi dan vitamin C, mampu membantu meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan otak janin.

Selain itu, susu untuk ibu hamil mengandung asam amino tryptophan yaitu prekursor yang berguna untuk neurotransmitter serotonin. Nah, dari neurotransmitter inilah yang bersifat menenangkan sehingga akan membuat proses tidur ibu hamil lebih cepat.

Makanya, Kartika meminta asisten rumah tangganya secara rutin untuk menyiapkan susu khusus untuk Kiara sebelum ia tidur. Bukan Kiara yang minta loh.

Fisca singkirkan secara perlahan tangan yang sudah terasa keriput itu, seraya ia katakan dengan lembut "Gak apa apa, Bi. Saya juga sekalian mau ke kamarnya. Nanti kalau Bibi di tanya sama mamah, bilang aja, saya yang mau"

"Tapi bu, .."

"Udah, bibi tenang aja. Mamah mintanya Bibi buatin susu untuk Kiara kan?"

Bi Ratih pun mengangguk

"Nah, udah di buat kan?"

Kembali Bi Ratih anggukan kepalanya

"Itu artinya tugas Bibi selesai. Sekarang udah malem, Bibi juga harus istirahat."

"Gak apa apa, Bu?"

"Iya gak apa apa, Bi."

Bi Ratih cemas. Karena dia sudah membiarkan Fisca menggantikan tugasnya yang sudah diamanatkan oleh Kartika. Dia takut kena pecat. Kan gawat. Mau makan apa nanti keluarganya di kampung.

"Yaudah sana, Bibi istirahat aja." Itu kalimat terakhir dari Fisca sebelum Bi Ratih undur diri.

Oke, "Kita lihat, semanfaat apa susu ini"

***

"Manfaatnya ngurangin rasa rindu aku ke kamu"

Ini adalah panggilan ke 17 Azka di hari ini. Padahal ini baru hari ke 4. Kalau kayak judul lagu Azka tuh rindu setengah mati sama Kiara.

"Lebay, baru juga setengah jam yang lalu kamu telfon aku. Masa udah kangen aja"

Ada senyum simpul dan rona merah di pipi Kiara. Untung aja mereka cuma telepon biasa. Coba kalau video call. Bisa salah tingkah tuh. Alasan Azka gak video call ya sudah pasti karena gak mau nambah kangen.

*** BAMBINO PICCOLO *** S-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang