14

843 33 2
                                    

Kemarin, Kiara berlari terlalu cepat. Kebetulan sekali mamang ojek lewat. Sudah seperti janjian saja, mamang ojeknya sigap meluncur ketika Kiara bilang "cepet jalan mang"

Azka bisa apa?
Cuma bisa menggeram di pinggir jalan. Ya gimana ya. Mau ngejar ya gak keburu. Karena waktu itu timingnya gak se-pas Kiara yang ketemu mamang ojek. Bahkan taksi pun tidak ada yang lewat.

Alhasil Azka balik masuk gedung. Kebetulan sekertarisnya lewat. Langsung saja dia geradahi Zulfan. Hingga dia temukan kunci dalam saku pria itu. Azka hengkang. Membuat Zulfan bingung.

"Si bos kenapa?"

Iya. Kenapa bisa sampai begini? Kenapa sampai harus ada kejadian seperti ini?

Dalam derasnya hujan, Azka pukul setirnya saat pemilik nomor telepon yang dia hubungi tidak menjawab. Bahkan pesannya pun tidak di baca sama sekali.

Azka sudah pulang ke rumahnya. Bahkan sudah mampir ke rumah iparnya.

Sore itu,

"Tumben Ka ujan ujan, Kiaranya mana?"

Iya, di luar masih hujan. Dan Azka khawatir pada istrinya itu. Kiara gampang sekali terkena flu kalau kehujanan. Seperti anak kecil saja. Imunnya lemah. Dan Azka tidak mau itu terjadi.

Padahal Azka ingin tanyakan keberadaan Kiara. Tapi sebelum di tanyakan malah dia yang di tanya terlebih dahulu.

"Kiara masih ada kerjaan katanya, Kak." Yang kemudian Azka jatuhkan bokongnya di kursi makan bersamaan dengan Riska yang suguhkan segelas minuman.

Fajar belum pulang, mungkin sebentar lagi. Sebab Azka perhatikan Riska sedang memasak di dapur bersama Bi iyam.

"Ini aku mau jemput Kiara ke kantor penerbit. Tapi mampir dulu kesini. Kangen sama Kenzo. Sekalian nunggu ujan reda."

Dijadikan alasan. Anak laki laki yang duduk di pangkuan Azka itu kini sedang menjadikan tubuh Azka sebagai lintasan mobil mobilannya.

"Kak Azka suka main mobil mobilan juga gak sama Kak Kiara?"

"Kak Azka itu sukanya main kuda kudaan sama Kak kamu"

Yang langsung di pelototi oleh Riska. Dia sedang menata meja makan. Di saat Azka senyum senyum gak jelas. Ini ipar emang gak ada akhlak dah. Untung Kenzo masih polos, pikirannya suci bersih.

"Aku juga mau dong main kuda kudaan sama Kak Azka."

"Nanti ya sayang, Kak Azkanya mau jemput kak Kiara dulu." Begitu kata Riska. Istilah lainnya sih mengusir secara halus.

Lama lama, anaknya bisa di ajarkan yang iya iya sama iparnya yang satu ini. Haduh jangan deh. Kenzo itu calon goodboy. Gak boleh jadi kayak Azka yang mantan playboy.

Ya sudah Azka pamit. Pencariannya disini tidak membuahkan hasil. Mungkin ada baiknya dia datangi tempat penghasil uangnya Kiara. Siapa tahu dia benar ada disana.

Tapi hasilnya pun nihil. Pegawai disana bilang, Kiara tidak datang kesana hari ini.

Hufth
Kemana lagi sih? Dia sudah telepon semua teman kampus istrinya. Dan jawabannya pun sama. Mereka tidak bersama Kiara. Atau tidak ada yang melihat Kiara.

*** BAMBINO PICCOLO *** S-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang