8

919 36 0
                                    

"Sibuk mba?" Tanya seorang pria pada wanita yang menatap layar laptopnya dengan serius.

Dengan segelas ice coffe di genggamannya, ia tersenyum menyapa wanita yang menengadahkan kepalanya untuk bertatap dengannya

"Loh, mas Nata kok ada di sini?"

"Kebetulan lewat, eh gak taunya liat cewek cantik lagi galau"

Tidak tersipu sama sekali, Kiara tidak segampang itu termakan rayuan seorang pria. Dia mungkin hanya menganggap itu sekedar angin lalu. Lagi pula selama ini hatinya hanya bisa tersipu karena dua orang. Pada suaminya dan pada cinta pertamanya.

"Gombalin istri orang gak akan masuk penjara kan ya?"

"Hmm, gimana kalau aku tuntut dengan tuduhan perbuatan yang tidak menyenangkan?"

"Waaah jahat bangat kamu Ra, kalau gitu" namun akhirnya Kiara terkekeh pada guyonan pria bermata sipit itu.

"Boleh duduk disini?" Tanya Nata yang sedari tadi hanya berdiri di samping meja tempat Kiara menyibukkan dirinya.

Please deh, ini bukan kursi milik Kiara. Bukan pula kafe miliknya. Kiara pun disini hanya seorang pengunjung, sama seperti dirinya dan yang lain. Jadi, kursi yang ada di hadapan Kiara bebas di duduki oleh siapa saja.

"Duduk aja, Mas"

Oke. Nata akan duduk sesuai permintaan Kiara.

"Masih revisian?" Kembali Nata bertanya, ketika matanya menatap tumpukkan kertas yang tebal.

Hufth.
Kiara pasang tampang cemberut seraya menganggukkan kepalanya ia berkata 'iya' dalam bahasa tubuhnya. Percayalah, sebenarnya dia muak ditanya seperti itu. Sama muaknya ketika ia mendengar kalimat 'kok belum punya anak?'

"Semangat, Ra. Gak usah terlalu di buat beban. Kamu kan udah terbiasa sama dunia sastra. Harusnya ini bukan apa apa buat kamu"

Kembali Kiara hembuskan nafas lelahnya.

"Iya Mas, maunya sih gitu. Tapi bener deh, ngerasa beban bangat aku tuh. Belom lagi masalah yang lain, wooaah, tiap hari stress rasanya aku."

Nata terkekeh, lalu dia bilang, "telpon aku kalau kamu butuh refreshing. Nanti aku ajak kamu jalan jalan biar pikiran kamu lebih seger"

Eh. Gak salah nih?

"Makasih banyak loh, Mas. Kalau kayak gitu aku gak enak karena ngerepotin Mas"

"Gak usah sungkan sama aku"

Kiara tersenyum, bersamaan dengan itu ponselnya bergetar. Panggilan masuk yang tidak boleh ia abaikan

"Bentar ya Mas" ucapnya sebelum menjawab panggilan itu. Dengan senyum Nata mempersilakan Kiara, lalu ia fokuskan dirinya pada minuman dingin di hadapnya

"Kamu dimana?" Kalimat pertama yang mengintrogasi dirinya

"Aku di kafe"

"Kafe mana?"

"Samping kantor kamu"

"Kenapa gak langsung ke kantor?"

"Tadi udah kesana tap ..."

"Terus?

"Kamunya lagi meeting"

"Kenapa gak nunggu?"

Hufth
Hembusan nafas itu kembali hadir.

"Ini aku lagi nunggu"

"Kenapa gak di ruangan aku?"

*** BAMBINO PICCOLO *** S-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang