What is Your Love For?

295 48 14
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

HELLO, MY NEXT FRIEND
Volume 22

💎💎💎

Pagi itu Soeun mengucek kedua matanya dan menatapi langit-langit kamarnya. Pikirannya mulai terpengaruh Taehyung yang malas pergi ke sekolah. Ia pun mulai merasakan kelelahan itu. Kenapa ia harus pergi ke sekolah terus? Dapat uang juga tidak. Yang ada malah keluar uang terus. Biaya semester, uang jajan di kantin atau kunjungan pelajar ke museum. Belum lagi biaya dadakan yang muncul.

Yang ia butuhkan sekarang adalah uang, bukan materi sekolah yang entah sampai kapan ia baca. "Apa yang kupikirkan? Aku kan mau jadi apoteker?, eh, tapi kenapa dulu aku ingin menjadi apoteker?"

Soeun mengingat kembali kenapa masa depan yang dipilihnya adalah apoteker. Soeun menyelusuri ingatannya lalu masuk dalam kenangan masa kecilnya yang tersisa masih bisa diingat. Waktu itu usianya baru 7 tahun. Yang ia lihat kondisi ayah kandungnya selalu tidak sehat dan memegangi dada kirinya.

*Flashback

"Papa, kenapa kau selalu memegangi dada kiri?"

"Karena Papa mau memastikan, jantung Papa ini berdetak normal kembali."

"Waeyo? Kenapa dengan jantung Papa?" Soeun memegangi dada kiri ayahnya. Kim Seung-hyeon memandangi wajah cantik gadis kecilnya yang terlihat cemas. Ia memegangi tangan kanan putrinya lalu menggengamnya erat. "Kau tahu Soeun. Kaulah jantung Papa yang sebenarnya. Jantung yang berada di dalam sini bukan milik Papa. Tapi kau milik Papa. Jantungnya Papa sama Mama. Soeun harus sehat selalu agar jantung Papa ini tetap berdetak normal."

"Caranya?"

"Minumlah susu putih yang tidak kau sukai itu. Makan brokoli yang kau benci. Makanan apapun yang dibuatkan Mamamu, itu demimu sayang. Agar kau sehat selalu. Kasihan Mama kan kalau makanannya selalu kau tolak. Nanti seperti Papa, mudah sakit,"

"Papa sakit? Sakit apa?"

Seung-hyeon tampak berpikir sejenak. "Hanya flu dan sering batuk saja tapi itu sangat menganggu." katanya dengan menolak untuk menambah cemas anaknya meski ia tahu Soeun sendiri tidak akan mengerti.

"Aku mau buat obat untuk Papa," Soeun beranjak ke area mainannya. Dicampur aduknya semua lilin mainannya ke dalam cangkir plastiknya kemudian menuangkan air minum ke dalamnya. "Ini obat untuk Papa," Soeun menyodorkan cangkir berisi racikan asalnya itu ke arah pria yang duduk didepannya.

"Sayang, kau tidak bisa berikan ini untuk Papamu," Kim Hye-hwa mengambil cangkir plastik mainan putrinya dan menaruhnya dimeja. "Kalau kau mau buatkan obat untuk Papamu, kamu harus kerja itu....kerja....kerja apa suamiku?"

"Apoteker,"

"Iya sayang, itu namanya. Kau bisa ambil jurusan Farmasi dulu, lalu langkah berikutnya, dapat gelar apoteker. Wah, Mama hebat ya sudah siapkan masa depanmu,"

"Kalau aku kerja itu, aku bisa buat obat untuk Papa?"

Kedua orang tuanya mengangguk. Soeun terlihat riang karena ia berseru akan membuat obat untuk ayahnya. Lalu saat jalan sore di area main anak-anak, Soeun melihat kepala ayahnya bersandar pada bahu kanan ibunya. "Kalau aku sudah tidak ada, berikan Soeun ayah yang baik dan bertanggung jawab. Aku ingin, anakku selalu bahagia."

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu, aku dan Jaehwa akan merawatnya. Jaehwa sangat menyayangi keponakannya."

"Syukurlah Mama dan bibinya menyayangi putriku. Aku beruntung bertemu wanita sebaikmu dan memberi Soeun untukku. Terima kasih."

Hello, My Next Friend!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang