Failed To Get A Gift

293 44 14
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

HELLO, MY NEXT FRIEND
Volume 30

💎💎💎

"Terjadi lagi, ini terjadi lagi!!!" Jayong yang tampak frustasi itu menarik-narik rambut panjangnya. "Bahkan sebelum amnesianya, dia sering merusak liburan kita. Anak itu, tidak pernah membuat hidupku tenang sedikit pun,"

"Hehe mau bagaimana lagi, penyakitnya memang begitu. Makanya waktu mengidam kau harusnya hapalkan peta."

"Itu tidak ada hubungannya." Jayong mencubiti pipi suaminya dengan emosinya. "Kalau terlalu sering begini, anak kita terlihat bodoh padahal tidak. Kau mengerti tidak sih."

"Tenang saja kita kan punya Soeun. Sudah permanen cinta sepertinya,"

"Yang kumaksud itu dia. Permanen apanya? Gimana kalau Soeun berubah pikiran? Dan juga bibinya itu sepertinya tidak suka sama Taehyung."

"Karena tidak dewasa?"

"Seperti itulah." Jayong megangguk lemah.

"Masa bodo lah, dia mau dewasa atau anak-anak. Yang pasti anakku itu tampan dan tetap gentle pas ML!!" seru Sungoh semangat. Yang kebetulan sedang berada di ruang informasi. Jayong dengan cepat menutup mulut suaminya.

"Tidak ada yang mengerti kok,"

"Benar juga." Jayong menatapi petugas Bandara Irlandia setelah melaporkan anaknya telah salah naik pesawat. Pihak maskapai juga meminta maaf atas kecerobohan staff saat boarding pass.

"Mereka sedang apa ya sekarang?" tanya Jayong dengan berharap tidak ada kejadian aneh menimpa Taehyung atau pun Soeun.

💎

💎

💎

London

"Lihat saja, nanti juga nangis." kata Taehyung percaya diri dengan tetap menyeret koper macan tutulnya. Lalu ditatapinya lalu lintas didepannya kini. "Aku dimana?" tanyanya heran dengan menggaruk keningnya. Taehyung membalikkan badannya, menatapi sekitarnya dengan speechless.

"Soeun?" ringisnya dengan wajah cemberut. Ia tidak melihat gadis itu sama sekali. Sungguh tidak melihatnya sejauh matanya memandang. "Beneran pisah ini sih." dumelnya dengan duduk disebuah halte. Ditatapinya bus Airport Connexcion dengan pandangan nanar. Ingin balik ke Bandara, ia tidak tahu dibagian terminal mana ia keluar.

Taehyung memegangi kepalanya. "Ternyata penyakit sesatku memang bukan karena amnesia ya? Lalu bagaimana ini. Oh ya. Hapeku." serunya dengan memangku tasnya. "Penyelamatku selain Soeun." kekehnya dengan tawa geli dan tawa itu pun hilang bersamaan dengan tidak ditemukannya ponsel yang biasa ia pegang. "Sama Eomma!!!" teriaknya kesal. Tadi sudah dibahas dengan Soeun ponsel mereka sempat dititipkan pada Jayong. Hal terbodoh yang tidak terpikirkan sebelumnya. Karena keasyikan bermain game dengan Soeun, Jayong yang marah mereka main di waktu tidak tepat, membuat mereka sepakat menitipkan. Tidak ada bayangan mereka akan terpisah seperti ini.

"Mati aku. Gimana nih??" tanyanya dengan menaruh tas selempang disampingnya. Taehyung menatapi beberapa orang masuk ke dalam bus sementara ia sama sekali tidak bergerak untuk masuk ke sana. Bahkan tubuhnya pun tidak bisa digerakkan. Takut! Itu yang dirasakannya kini.

Bukankah ini pernah terjadi padanya? Kenapa ia harus takut? Rasa pengecut ini kenapa harus timbul kembali? Memori keputusannya untuk kuliah di Seoul melintas. Hal yang membuatnya sulit untuk jauh adalah ia dengar dari Baro, kalau Jaewon juga memilih universitas di Seoul. Membuatnya gelisah saja. Apa hatinya saat ini mungkinkah belum bisa ikhlas jika melakukan hubungan jarak jauh? Bukankah ia sudah bertekad untuk mencobanya? Bagaimana pun ia memiliki harapan kecil, Soeun bangga pada dirinya. Bangga ia bisa mandiri dengan tidak terlalu tergantung pada orang tua dan pacar! Tapi bagaimana dengan Jaewon? Yang diketahuinya masih menyukai pacarnya itu? Selama Jaewon masih memendam perasaan pada Soeun, ia jelas merasakan kegelisahan itu. Ketidaktenangan Soeun akan mengkhianatinya?

Hello, My Next Friend!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang