Hidupku tidak sempurna, namun aku bahagia dengan apa yang aku miliki. Termasuk memiliki kalian yang menyayangiku.
-Elmira Ardilla
***
Elmira memandang wajah Gio, ini kesempatannya untuk mengatakan apa isi hatinya, suatu rasa yang membuat dada Elmira sesak jika tidak bertemu dengan Gio.
"Laki-laki yang gue cintai yaitu lo, Gio Alvin Wijaya."
Gio terus melihat wajah cantik Elmira, jantungnya entah kenapa berdetak lebih cepat dari biasanya.
"El, lo ...."
"Gue becanda, Yo." Elmira memotong ucapan Gio cepat.
Gio menghela napas lega.
"Syukur deh kalau bercanda, lo hampir aja bikin gue kena serangan jantung, El.""Kenapa gitu?" tanya Elmira.
"Gue nggak mau lo cinta sama gue, El. Gue pengin terus jadi sahabat lo, gue pengin terus di sisi lo, gue nggak mau kita pacaran terus berantem dan putus. Gue nggak bisa jauh dari lo, El."
Elmira mengangguk mengerti.
Benar ucapan Gio, lebih baik jadi sahabat namun bisa selalu dekat daripada jadi kekasih tapi bisa kandas suatu saat.
Elmira menekan dadanya sendiri, jantungnya kembali merasa sesak, apa cinta sendirian memang semenyakitkan ini? Apa cinta bertepuk sebelah tangan memang membuat hati sehancur ini?
"Dada lo kenapa, El? Sakit?" tanya Gio khawatir.
Elmira menggelengkan kepalanya.
"Cie, khawatir," goda Elmira.Gio meniup kencang wajah Elmira.
"Kok lo niup wajah gue sih, Yo? Mulut lo bau napasnya naga!" ucap Elmira.
"Lebay! Emang lo udah pernah nyium napasnya naga? Lagian salah sendiri lo ngerjain gue, bikin gue panik tau! Gue nggak pengin lo kenapa-kenapa, lo sahabat terbaik gue, El."
"Yakin nggak mau gue kenapa-kenapa karena sahabat doang? Lo nggak pernah gitu naksir sama gue?" tanya Elmira.
"Nggak pernah, dan nggak mau juga naksir lo."
"Kenapa? Gue nggak jelek-jelek amat," ujar Elmira.
"Lo bakal gue pertimbangin jadi pacar deh, tapi kalau stock cewek di dunia ini udah nggak ada dan cuma lo satu-satunya yang tersisa di muka bumi," jawab Gio membuat Elmira melempar botol minumannya ke Gio tapi meleset.
Cowok ngeselin.
Gio menjulurkan lidahnya lalu lari kencang, sebelum Elmira jadi harimau yang siap menerkamnya.
"Gio!!!"
Terjadilah adegan kejar-kejaran seperti Tom & Jerrry, di area sekolah. Gio terus berlari kencang, sesekali ia menengok ke belakang melihat apakah Elmira masih mengejarnya atau sudah menyerah. Ah iya, Gio ingat, Elmira salah satu siswi yang menang pada saat olimpiade olahraga tahun lalu, tentu saja Elmira akan terus mengejarnya.
"GIO!!! BERHENTI LO!!!" suara Elmira menggema di koridor sekolah membuat siapa saja menoleh ke arahnya.
Bughh...
"Aduh," ringis Gio, saat tubuhnya terpelanting ke belakang membuat pantatnya mendarat sempurna di lantai.
Gio langsung berdiri, menepuk pantatnya yang sakit.
"Kalau jalan bisa liat-liat nggak sih!" omel Gio pada wanita yang menbraknya."Gio Alvin Wijaya!!! Sudah saya peringatkan, dilarang lari-lari di area koridor sekolah!!!"
Gio menelan salivanya, ia hapal suara ini. Gio mendongakkan kepalanya, benar saja Bu Uzli yang berdiri di hadapannya.
"Lari keliling lapangan lima putaran!!!" tegas Bu Uzli.
"Tapi ...."
"Cepat Gio!!!"
Gio pasrah, ia melirik Elmira yang sedang puas mengejeknya.
"Dasar sahabat durhaka," batin Gio.
***
"Kenapa kamu benci banget sama Elmira, Sayang?" tanya Alfi pada Ishita.
Ishita yang sedari tadi sedang fokus meminum es teh manis langsung berhenti. Mendengar nama Elmira membuat ubun-ubunnya kembali mendidih, ingin marah.
"Sayang," panggil Alfi lagi.
Ishita menatap Alfi lalu menggebrak meja, membuat Alfi terdiam karena kaget. Bahkan seluruh penjuru kantin menatap meja Ishita dan Alfi.
"Aku pergi dulu!" pamit Ishita terkesan jutek.
Tanpa menunggu jawaban Alfi, Ishita langsung bergegas meninggalkan Alfi. Tentu saja dengan cepat Alfi mengejar Ishita.
"Ta, Ishita ... Ishita," panggil Alfi, namun gadis itu tidak merespon, terus saja berjalan menjauh.
Alfi merentangkan tangan, menghadang jalan Ishita, membuat Ishita mendengus keras.
"Apa?!" tanya Ishita ketus.
"Kenapa marah si, Ta? Aku cuma mau denger alasan kamu, kenapa kamu begitu bencinya sama Elmira? Kalaupun Elmira anak pungut, dia tetap kakak kamu, kakak yang sayang sama kamu, Ta."
"Ngerti apa lo tentang perasaan Elmira ke gue! Lo bahkan baru kemarin deket sama gue!" jutek Ishita.
"Aku memang baru dekat sama kamu, tapi aku udah tau semuanya dari Elmira, dia udah cerita banyak tentang kamu, Elmira sayang banget sama kamu, Ta."
"Apa yang Elmira omongin tentang gue? Gue adik nakal, adik pembangkang, adik nggak tau sopan santun? Atau adik jahat!"
Alfi menggeleng.
"Enggak, Ta. Elmira ngomong lo cewek yang baik, lo manis. Elmira nggak pernah jelek-jelekin lo depan gue, Ta.""Penipu," batin Ishita.
"Elmira it--"
"Kalau lo bahas tentang Elmira lagi, kita putus!" ucap Ishita membuat Alfi bungkam.
Alfi memilih diam, lelaki tampan itu tidak ingin hubungannya berakhir begitu saja dengan Ishita. Alfi sudah mencintai Ishita sejak lama, masa hanya gara-gara membahas Elmira kisah cintanya harus kandas dalam waktu singkat.
"Maaf, Ta."
Ishita tidak peduli, ia membalikkan badan lalu meninggalkan Alfi.
***
Update lagi nih GELOTOPHOBIA.
Jangan lupa terus Vote dan Komentarnya.
Salam sayang.
-Fini

KAMU SEDANG MEMBACA
Gelotophobia
RomanceTertawa adalah hal yang lumrah dilakukan oleh seseorang. Entah karena ada hal lucu atau karena sedang bahagia. Namun, bagaimana jika ada seseorang yang takut dengan suara tawa? Elmira Ardilla seorang gadis berwajah cantik pengidap Gelotophobia, suat...