EPILOG
20 tahun kemudian
Seorang gadis kecil berusia 3 tahun berlari sambil membawa bunga matahari di belakang punggungnya. Dengan kaki mungilnya ia berlari seolah tidak takut jika bisa saja terjatuh tiba-tiba.
"Nia, jangan lari-lari nanti jatuh!" teriak Alli, mengikuti adiknya di belakang.
Alli dan Nia terpaut usia cukup jauh. Alli sekarang berusia delapan tahun, sedangkan Nia baru tiga tahun. Perbedaan umur yang sangat mencolok itu membuat kakak beradik itu tidak pernah akur, apalagi dengan jenis kelamin yang berbeda.
Nia tidak menghiraukan teriakkan kakaknya, ia masih terus berlari mendekati wanita yang sedang menyiram tanaman.
"Nda, seamat uan taun," ucap Nia, dengan bicaranya yang belum jelas. Sembari menyerahkan bunga matahari di tangannya.
"Wah, Nia tau dari mana kalau Bunda ulangtahun?" tanya Elmira antusias.
Iya, Alli dan Nia memang buah hati Elmira. Sepuluh tahun lalu, Elmira menikah dengan lelaki yang sangat mencintainya dan juga ia cintai.
"Ayah asih tau," ucap polos Nia.
"Nia! Udah dibilang jangan lari-lari! Bandel banget sih nih anak!" Alli terus saja memarahi adiknya.
"Abang, jangan teriak-teriak gitu sama adiknya." Elmira mengingatkan.
Alli menatap Elmira merasa bersalah.
"Maaf, Bun.""Yaudah, jangan diulangi lagi."
"Baik, Bun."
"Ayah mana?" tanya Elmira.
"Itu di belakang Bunda."
Elmira menoleh ke belakang, menampilkan seorang lelaki tampan dengan kemeja yang sudah berantakan. Lelaki itu tersenyum di tangannya terdapat kue ulang tahun untuk Elmira.
"Selamat ulang tahun, Sayang. Semoga selalu mencintai aku, mencintai anak-anak dan yang pasti selalu tersenyum seperti sekarang."
Elmira tersenyum.
Iya, Elmira sekarang sudah berani untuk tersenyum. Meskipun ia tetap terkadang merasa takut dengan suara orang tertawa keras. Tapi setidaknya Elmira mulai bisa menerima phobianya.
"Bunda ayo tiup lilinnya, Alli udah nggak sabar makan kue," celetuk Alli.
"Sini tiup lilin sama-sama," ajak Elmira.
Alli dan Nia langsung mengangguk.
"1 ... 2 ... 3 ...."
Lilin tertiup, lalu padam.
Alli dan Nia langsung menyerbu kue yang dibawakan oleh ayah mereka.
"Terimakasih, Sayang. Sudah merawat anak-anak dengan baik," bisik Gio.
Gio Alvin Wijaya, lelaki yang dulu hanya sebagai sahabat Elmira, kini sudah sah menjadi Suami sekaligus Ayah dari anak-anaknya.
"Terimakasih juga, karena kamu mau menikmati masa tua bersamaku, lelaki yang dulu selalu membuatmu kesal. Jangan berhenti mencintaiku." Gio menggenggam tangan Elmira erat.
Elmira mengangguk, menyenderkan kepalanya di bahu Gio, sambil melihat Alli dan Nia memakan kue. Bahagia ketika keluarga kecilnya bisa tersenyum.
"Gio," panggil Elmira.
"Ada apa, Sayang?"
"Kenapa kau bisa mencintaiku?"
Gio mengusap halus rambut Elmira.
"Karena kamu bisa menjadi diri kamu apa adanya."Elmira menatap Gio lalu tersenyum. Senyuman yang selalu Gio rindukan, senyuman yang tidak pernah Gio lihat dulu.
"El, aku udah ngasih apapun ke kamu. Sekarang giliran kamu yang ngasih sesuatu ke aku," pinta Gio.
"Emang kamu pengin apa?"
Gio mengedip-ngedipkan matanya. Elmira langsung paham apa yang diinginkan suaminya.
"Enggak, Gio."
"Ayolah, Sayang. Anak-anak lagi sibuk makan, dan nggak bakal ganggu," bujuk Gio.
"Enggak," keukeh Elmira.
"Kamu nggak kasian sama suami kamu yang semalam lembur? Sekarang suamimu ini butuh kehangatan."
Elmira menggeleng meninggalkan Gio. Gio tidak patah semangat, lelaki itu mengekor di belakang Elmira lalu menggendong Elmira naik tangga menuju kamar.
"Gio! Turunin!" tegas Elmira.
"Nggak peduli."
Gio masuk ke dalam kamar, menutup pintu dengan kaki, membaringkan tubuh Elmira di tempat tidur, lalu Gio berjalan untuk mengunci pintu.
---END---
Kalian pasti tau kan apa yang mereka lakuin selanjutnya di dalam sana, tanpa author jelasin. Hehehe....
Cerita Gelotophobia ini dimulai dari 28 Agustus 2018 sampai 30 September 2019.
Gila, sampai setahun cuma buat selesein cerita ini.Ucapan terimakasih :
1. Elmira Ardilla, Caira, Alfi, Ranum, Bu Uzli, Alvin -- yang bolehin namanya aku pakai untuk cerita ini.
2. Para Admin POCI --
Selvi, Molysa -- yang udah ngasih kepercayaan buat aku nyelesain cerita ini.
Erika -- yang publish cerita ini.
Nurul Niswani -- yang bikin cover gelotophobia kece.3. Para readers yang udah mau luangin waktu sejenak buat baca, ngasih vote dan komentarnya, dan mau nungguin terus cerita ini.
4. Semua member POCI yang ngasih aku semangat.
Sampai ketemu di cerita selanjutnya.
Salam sayang
-Fini
![](https://img.wattpad.com/cover/159955001-288-k109537.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelotophobia
RomanceTertawa adalah hal yang lumrah dilakukan oleh seseorang. Entah karena ada hal lucu atau karena sedang bahagia. Namun, bagaimana jika ada seseorang yang takut dengan suara tawa? Elmira Ardilla seorang gadis berwajah cantik pengidap Gelotophobia, suat...