Entah itu berakhir dengan 'happy ending' ataupun 'sad ending' intinya aku bahagia pernah menjadi orang yang mencintai kamu.-Elmira Ardilla
***
Lelaki tampan itu masih mengurung diri di kamar sejak pagi, bahkan Sang Ibu sudah mengetuk pintu kamar Gio sedari tadi. Namun, nihil. Gio sama sekali tidak membuka pintunya. Ibu Gio mulai bertanya apakah anaknya sedang merencanakan bunuh diri karena cintanya pada Elmira tidak terbalas?
Kembali Ibu Gio mengetuk pintu kamar Gio.
"Yo, Elmira datang mau ketemu kamu!"Mendengar nama Elmira disebut, Gio yang sedang berguling-guling di tempat tidur langsung membuka matanya lebar-lebar, masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka.
Gio keluar dari kamar mandi, menatap wajahnya dicermin, menyisirnya rapi, membuatnya terlihat tampan.
Dibuka-nya pintu kamar, menampilkan wanita paruhbaya yang masih setia berdiri di depan kamar Gio.
"Mana Elmira, Bu?" tanya Gio penasaran sambil menengok ke kanan dan kiri tapi tidak menemukan Elmira."Ada di ruang tamu," jawab Ibu Gio yang masih bingung dengan tampilan anaknya yang sangat berbeda hari ini.
Elmira yang sedang duduk di sofa sambil meminum jus jeruk hampir saja tersedak melihat Gio yang tampil rapi.
"Gue ganteng, ya?" tanya Gio sambil menaik turunkan alisnya.
"Kepedan," balas Elmira.
Gio duduk di sebelah Elmira, menatap wajah Elmira yang sangat cantik.
"Tumben lo ke sini, ada apa?"Elmira menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ikut gue, ada sesuatu yang pengin gue omongin. Tapi gak bisa di sini!" Elmira berdiri dari sofa lalu keluar rumah Gio, diikuti oleh Gio di belakangnya.
Elmira menggandeng tangan Gio untuk terus mengikutinya, Gio heran kenapa ia dibawa ke taman di samping rumah. Padahal hawa dingin sudah masuk ke tubuh.
"El, ini pakai jaket gue. Dingin tau." Gio membuka jaketnya lalu memasangkan ke Elmira. Tentu saja perhatian kecil itu membuat Elmira sedikit baper.
Elmira menatap ke langit di mana bulan sabit terbentuk, bintang juga bertebaran di sana. Elmira memandang kagum suasana yang ada di tempat ini.
"Bulan sama bintangnya indah 'kan, Yo?"
Gio hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau misalnya gak ada bintang, apa malam akan tetap seindah ini?" tanya Elmira lagi.
Gio menggeleng.
"Malam mungkin akan tetap indah, tapi tidak akan seindah malam ini, dan yang pasti bulan akan kesepian sebab tidak ada bintang," jawab Gio sok puitis."Itu yang gue rasain, Yo. Kalau gue di sini sendiri tanpa lo, gue bakal kesepian. Makanya tadi gue ngajak lo keluar," ucap Elmira, membuat Gio menoleh ke arah Elmira.
"Gimana urusan lo sama Anand? Udah selesai?"
Elmira mengangguk.
"Udah selesai kok, makasih ya, Yo. Udah temuin gue sama Anand."Gio kembali menatap bintang, hatinya kembali pedih.
"Selamat ya," ucap Gio sambil mengulurkan tangannya.
"Buat apa?"
"Udah jadian sama Anand."
Elmira menyambut uluran tangan Gio.
"Makasih, Yo. Tapi gue nggak jadian sama Anand.""Kenapa? Bukannya lo suka sama Anand?"
Elmira menggeleng.
"Bukan Anand yang gue suka, tapi lo.""El ...."
"Gue tau, Yo. Lo nganggep gue sebatas sahabat doang. Tapi gue beneran sayang sama lo. Maaf, Yo. Gue nggak bisa pendam perasaan gue terlalu lama. Lo pasti marah banget 'kan sama gue, karena rasa suka gue ini bisa hancurin persahabatan kita. Aku bener-bener minta maaf, Yo."
Gio mengangkat tangannya membelai lembut rambut panjang Elmira, akhirnya penantian cintanya pada Elmira bisa terbalaskan sekarang.
"Gue juga sayang sama lo, El."
-Selesai-
*Akhirnya selesai juga ini cerita, jangan lupa Vote dan komentarnya ya, btw masih ada epilog. Tungguin ya.*
Salam manis
-Fini
![](https://img.wattpad.com/cover/159955001-288-k109537.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelotophobia
RomanceTertawa adalah hal yang lumrah dilakukan oleh seseorang. Entah karena ada hal lucu atau karena sedang bahagia. Namun, bagaimana jika ada seseorang yang takut dengan suara tawa? Elmira Ardilla seorang gadis berwajah cantik pengidap Gelotophobia, suat...