Tanda-tanda

12K 953 38
                                    

*****

Semenjak kejadian siram menyiram yang berujung kecebur kekolam tadi pagi,baik lexa maupun  lia seperti mendapatkan kelegaan dihati mereka,kejadian tadi pagi otomatis sudah menyingkirkan dinding kaku diantara keduanya selama ini,mungkin sudah saatnya mereka untuk mulai ramah satu sama lain

terbukti sore ini lexa menghampiri lia didapur tanpa ada kekakuan atau keangkuhan seperti waktu yang lalu,karna biasanya lia lah yang akan menghampiri lexa,majikannya! melayani disusul menanyakan apa yang bisa dia bantu dan lakukan untuk nonanya itu.namun kali ini berbeda,

"non lexa sakit? lia yang kaget mendengar suara bersin dari belakang punggungnya sontak menoleh,yang tanpa komando langsung bertanya antara khawatir atau cuma ingin tahu atau hanya basa namun belum basi {p}

"gejala flu kayaknya,tolong bikinin aku coklat panas ya."

"baik non"

"eh,dua ya! nanti tolong anterin kekamar," lexa berlalu setelah lia mengangguk tanda setuju.

meski sebenarnya ada beberapa pertanyaan yang mengganjal dihati dan pikiran lia saat ini,namun dilupakannya sejenak,karena saat ini dia ingin melakukan tugasnya lebih dulu, menuruti semua mau nonanya,

setelah selesai menyeduh coklat panas,lia langsung mengantarkannya kekamar lexa yang berada dilantai atas melewati tangga kenangan yang sering kali membuat bibir keduanya tersenyum Mengingat insiden itu.

lia yang menjunjung tinggi sopan santun tentu tidak langsung masuk kedalam karena kamar lexa dikunci dari dalam,jadi haruslah mengetuk terlebih dahulu,

tok tok tok

"non lexa!" Panggilnya pelan

"iya tunggu" terdengar sahutan dari dalam,tak lama kemudian lexa membuka pintu,menyuruh lia masuk

"ayo masuk aja" menggeserkan tubuhnya memberi jalan pada Lia.

namun lia tak kunjung masuk,mengulang gaya favoritnya yaitu gaya batu membentuk patung,entah pikirannya sedang kemana dan dimana gerangan.

lexa yang sekarang hanya mengenakan dres dalaman piyamanya yang tipis menerawang,nampak seperti sudah hendak beranjak tidur padahal diluar masih terang.

yang mau tak mau memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah dan sedikit menggoda imin.entah tidak sengaja atau memang sedari awal sudah berencana menggoda...

"hei!!!are you ok?" lexa melambai-lambaikan tangannya didepan wajah lia

"ehh ii.ya maaf non,ditarok dimana non?" lia bertanya sambil menunduk menahan gugup.

lia yang gugup mau tak mau harus masuk,lia gugup bukan tanpa alasan,semua karena wanita yang sedang satu ruangan dengannya saat ini,lalu apa masalahnya jika harus satu ruangan,bukankah itu hal yang biasa?bukankah mereka juga sama-sama mahluk tuhan yang bernama wanita?

"disana saja" Lexa menunjuk meja riasnya yang terletak tak jauh dari ranjangnya.

lia masuk berjalan masih menunduk,seolah ada yang sangat menarik dilantai sana,Lia meletak kan nampan yang berisi dua gelas coklat panas, kemudian buru-buru pamit undur diri,

"Saya permisi ya non"

"tunggu!!" lexa menahan tangan lia lembut,ia tersenyum menatap lia,temu tatap dan sentuhan kecil itu mampu menimbulkan sesuatu yang menggelitik dari perut keduanya yang berusaha keras mereka tahan.

seketika lia menarik tangannya cepat,seolah lexa adalah orang yang berbahaya,tentu berbahaya untuk hatinya,dan debaran jantungnya yang tak santai.

lexa yang sedari tadi mengekori lia,berdiri bertatap muka namun yang ditatap malah membuang muka,ada raut kurang terima diwajahnya lantaran tangannya dihempaskan begitu saja oleh lia,

like i am on fire!!!  

"temenin aku dulu!" entah kenapa nadanya berubah tidak selembut tadi,tegas dan sedikit memaksa

"tapi non..." tapi apa ya?lia membatin mengutuk dirinya yang tidak menemukan kata setelahnya.

"duduk sini!" Lexa yang sudah duduk menepuk pinggiran kasur disebelahnya.

namun yang disuruh duduk malah diam seolah-olah bukan dia yang diajak bicara!

Lexa bangun menarik tangan lia,lalu mendudukkannya dengan sedikit memaksa ditepian ranjang,

lexa mengambil gelas susu yang sudah tidak terlalu panas,memberikankan gelas yang satu pada lia,sedang ia meminum gelas yang lainnya,

"minumlah,keburu dingin!" titahnya sembari meneguk punyanya

lia menurut saja lalu meminumnya,namun tidak berani melirik apalagi menatap,tubuhnya salah tingkah,rasanya bergerak apapun akan salah.

"betah kerja disini?" Lexa menanyai Lia disampingnya

"Emh...betah non" jawab Lia mencoba lebih santai

"kamu umur berapa sih?" Tanya Lexa lagi

"du..dua lima "

"lulusan terakhir apa?"

"SMA non"

"berapa bersaudara?" Lexa mendadak jadi petugas sensus

"saya anak tunggal non" Lia masih tenang menjawab

"orang tua dimana?"

"jauh dari sini non"

lexa mengangguk,tampak seolah paham yang dimaksud lia,pasti orang tua nya dikampung kan,mengingat Lia saudara Bu Sumi,Bu Sumi juga berasal dari kampung yang jauh letaknya.

dan terus saja lexa menanyai lia,yang dijawab lia dengan suka rela walau kadang terbata dan kita jelas tau karena apa,karena hatinya yang mulai berkata-kata kala berada disamping lexa.

tanpa ada rasa sunkan tak enak dihati,seperti seorang detektif yang sedang menginterogasi pencuri,pencuri yang sudah kurang ajar masuk tanpa ia sadari namun tidak pula ia mencegahi.malah menanti-nanti yang sudah diisyaratkan hati.

"kamu punya pacar?" pelan namun pasti terdengar, pertanyaan itu penting ngga penting disituasi saat ini.

"ngga punya non" lia menggeleng pelan.

"kok bisa?"

"belum ada yang cocok aja non" balas
lia lanjut menghabiskan susunya,karena memang dia begitu haus...

"kalau  non lexa punya?" pertanyaan pertama yang kebetulan ingin diketahui olehnya jauh dari sebelumnya.

"hmm..sedang pendekatan" jawab lexa meminum susunya dengan mata sedikit melirik wanita disampingnya.

"ohh" sahut lia manggut

meski sadar atau tidak ada rasa kekecewaan disana,seperti saat ingin menangkap capung ditaman,yang ketika didekati diam berpura,namun tiba-tiba terbang belum sempat tangan memegang,(hue hue)

"kalau begitu saya permisi turun dulu ya non" seolah tak mau menambah kekecewaan dalam hatinya,Lia berdiri melangkah lemas mengambil nampan dan membawa gelasnya yang sudah kosong keluar menuju tempat favoritnya....

dapur...

TBC

*****




ART Cantik (GXG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang