rumit

7.7K 647 135
                                    

******

"tanganmu kenapa lex?" tanya furi sesaat Setelah melihat tangan lexa yang Terbungkus perban tebal,

mereka berdua saat ini Tengah berada diruangan lexa,menjelang makan siang,furi memang biasanya selalu menghampirinya,Sudah menjadi rutinitas mereka untuk keluar makan siang bersama

"gara-gara Ngikutin saran kamu" jawab lexa acuh,matanya masih fokus membaca beberapa laporan keuangan Ditangannya

"saran Apaan?" dahi furi berkerut,mencoba mengingat,namun tidak ada secercah gambaranpun muncul diingatannya

"tau ah furi,kepalaku makin sakit" ketus lexa

"lexaaaa...h" panggil furi Mendayu yang semakin membuat lexa kesal Saja

begitulah furi semakin lawan bicaranya kesal semakin ia menjadi jadi.

"eh aku serius,tangan kamu kenapa sih?" furi sedikit mendekat memperhatikan tangan lexa yang terlihat menyedihkan

"digigit" jawab lexa singkat dengan suara hampir tidak terdengar

"eh? digigit apaan?" kali ini furi sungguh khawatir bukan lagi main-main,ia mencoba menekan perban lexa dengan jari telunjuknya

"awhh,sakit ishh" lexa menepuk tangan furi pelan

" sowriee" ucap furi memutar bola matanya,berlebihan sekali,ck batinnya

"aku pusing banget ri " ucap lexa menjatuhkan kepalanya pada sandaran kursi,mengusap wajahnya dengan sebelah tangan lainnya,laporan yang sedari tadi ia baca ia lempar begitu saja keatas meja Didepannya

"kamu pusing kenapa?" tanya furi,ia mengambil posisi duduk didepan meja lexa,kedua tangannya menopang dagunya,menunggu dengan manis kalimat lexa selanjutnya

"furi,aku diputusin" ucap lexa merengek seperti remaja alay

"heh?" furi Mengangkat sebelah alisnya, sedikit aneh Pendengarannya,lexa yang dingin dan terkenal angkuh tapi ramah ini sedang merengek didepannya "kapan pacarannya? main putus aja" furi beringsut menggunakan kedua kakinya menyeret kursi duduk yang beroda Memutari meja menghampiri lexa,rasa kepo memenuhi otaknya

KEPO knowing every particular object

"sudah hampir dua bulan " jawab lexa merengut

"sudah dua bulan ,dan kamu baru ngasih tau aku sekarang?" furi menggeleng kecewa tak percaya

"sorry,aku cuma belum siap " jawab lexa lemas

"dan kamu baru siap, setelah diputusin,begitu? " tanya furi emosi

" diluar dugaan furi,aku Juga ngga nyangka hubungan kami kandas secepat ini " jelas lexa,wajahnya menyiratkan kesedihan akan kehilangan yang luar biasa pedihnya

" sehebat apa sih dia, berani mutusin kamu? " furi mengangkat sebelah sudut bibirnya remeh " apa aku kenal orangnya?" tanya furi penuh selidik

" kenal "

"evan?" Tembak furi

"NO"

"trus siapa dong?" furi kehabisan akal, setaunya lexa tidak sedang dekat dengan Pria manapun

"nanti Pasti aku kenalin,tapi Bantuin dulu" Pinta lexa

" Bantuan seperti apa?"

lexa menegakkan bahunya,tangannya meraih pegangan kursi furi,Untuk mereka saling berhadapan
" Tolong bantu aku biar kita bisa balikan lagi,tapi jangan Kasih saran kayak kemaren,Tanganku Yang jadi korbannya" dumel lexa

ART Cantik (GXG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang