Mine

10.2K 726 147
                                    



********

"lexaa... "

Prankk!!

Suara eyang lexa bersamaan dengan suara gelas jatuh,mengagetkan lia yang baru saja ingin melangkah kedapur.

lexa terlihat hanya duduk ditangga,tangan kirinya bertumpu pada gagang tangga,sedang tangan kanannya memegang perutnya,seperti menahan sesuatu,kulit wajahnya yang putih menjadi semakin pucat.

"lexaa,kamu kenapa?" teriak eyang histeris, pasalnya beliau melihat persis bagaimana tubuh lexa oleng, lalu berakhir terduduk pada anak tangga, beliau sudah tidak mempedulikan pecahan gelas yang berserakan dilantai.

Namun lexa hanya diam,tangannya masih memegang perutnya,eyang yang panik langsung turun menghampiri,meski langkahnya pelan menuruni tangga.

"nak lia,tolong bantu eyang bawa lexa kekamar ya" ucap eyang pada lia,yang juga sudah berdiri menghampiri lexa,wajahnya juga terlihat pucat dan panik

"non lexaa,masih kuat berdiri?" tanya lia,sembari membungkuk untuk membantu lexa berdiri, namun lexa hanya diam menunduk,matanya terpejam,seperti sedang menahan sakit atau mungkin sudah pingsan,entahlah

"panggil pak yatno biar bawa lexa kekamar " titah eyang

"jhangan !" lexa mengangkat tangan kirinya,memberi kode bahwa ia masih belum pingsan, " lia tolong bantu saya kekamar ya" pintanya kemudian

liapun bergegas membantu lexa berdiri lalu membopongnya untuk naik,meski pelan tertatih menyesuaikan dengan langkah lexa yang sangat lemas,andai saja mereka tidak sedang bertengkar, mungkin lia sudah menggendongnya untuk naik.

"awas hati-hati ada pecahan gelas " ucap eyang memperingati "eyang telp dokter ya? "eyang bertanya pada lexa

"jangan eyang,lexa masih ada obat magh dilaci," jawab lexa lemah

Akhirnya setelah bersusah payah,mereka sampai dikamar lexa, setelah membantu membaringkan lexa, lia menyiapkan obat yang sudah ia hapal dimana tempatnya, lalu memberikannya kepada eyang yang duduk tepat disamping lexa.

"kamu telat makan lagi?" tanya eyang

"lagi banyak kerjaan eyang " jawab lexa pelan dengan mata terpejam

"ya sudah minum obat,tapi kamu makan dulu" lalu eyang menoleh pada lia dibelakangnya,"tolong buatkan lexa bubur ya nak " titah eyang, yang langsung diangguki oleh lia

"baik eyang " lia keluar meninggalkan kamar lexa

******

lebih kurang 15 menit lia muncul dengan semangkuk bubur ditangannya,

"ini buburnya " lia bermaksud menyajikan bubur itu di atas nakas tepat disamping lexa,namun sebelum itu,eyang menahannya

"nak lia,sekalian tolong suapin lexa ya,dia masih lemas kayaknya" ucap eyang

" i-iyah eyang" lia mengangguk kikuk,diliriknya lexa sekilas,namun lexa masih memejamkan matanya,

"ya sudah,eyang tinggal dulu ya,mau manggil bi sumi beresin gelasnya" setelah eyang pamit,lia tidak langsung duduk menyuapi lexa,ia masih betah berdiri dengan pikiran yang campur aduk

duduk? jangan?

"hm" suara lexa mengagetkan lia,yang spontan langsung menoleh kearahnya "sampai kapan kamu mau berdiri seperti itu?" tanya lexa lemah,entah sejak kapan posisinya sudah bersandar pada headboard ranjang " duduklah,aku ngga akan menggigit kamu dengan kondisi begini, hehe" lexa terkekeh mencoba untuk mencairkan suasana.

ART Cantik (GXG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang