Duri

7.4K 583 297
                                    


**************

hiruk pikuk ibukota kembali sibuk seperti biasanya,tak terkecuali disebuah dapur saat ini,terlihat dua wanita dewasa sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rutin mereka setiap harinya,

"non,bisa terusin ini sedikit,bibi mau angkat cucian sebentar" ucap bi sumi pada lia

"bisa bi,tinggalin aja" jawab lia

"bi....." panggil lia menghentikan langkah bi sumi "tolong jangan manggil saya 'non',nanti ada yang dengar bi,bisa repot" ucap lia pelan,ia tak ingin ada orang lain mendengar obrolannya dengan bi sumi

"eh iya,,maaf non eh ,maaf2,bibi suka keceplosan " ucap bi sumi tak enak

"ya udah gpp bi,lain kali jangan ya, bisa gawat!" lia melebarkan senyumannya,agar bi sumi yang merasa tak enak,merasa lebih nyaman.

"iyah2,bibi tinggal dulu ya" bi sumi berlalu meninggalkan lia didapur

liapun mulai melanjutkan pekerjaan bi sumi mencuci piring,setelah semua beres,ia berniat meninggalkan dapur menuju teras depan,ingin menyapu halaman,karena ini hari sabtu lia tak perlu repot menyiapkan sarapan pagi2,karena biasanya majikannya akan turun sedikit lebih siang...

tidak berselang lama,muncullah sebuah sedan mewah memasuki pekarangan rumah itu,lia tersenyum saat si empunya mobil sengaja membunyikan klakson ketika melewatinya,yang tidak lain dan tidak pula bukan adalah furi sahabat baik dari lexa,kekasihnya,

yang juga pernah mengutarakan isi hatinya beberapa hari yang lalu.........

flashback on

sesaat setelah meninggalkan restoran jepang waktu itu......

"tari...boleh ngomong sebentar ?"

"boleh,ada apa?"

furi menepikan mobilnya dipinggir sebuah danau yang baru saja mendapat perbaikan besar2an dari pemerintah daerah,yang berhasil menyulap sebuah danau yang kumuh dan kotor menjadi sangat bersih dan nyaman,

"turun yuk!" ajak furi pada tari

tari yang sudah lama tak melihat danau, dengan senang hati dan semangat ikut turun mengikuti furi,lalu mereka mengambil tempat duduk dikursi yang sudah disediakan disana,

"tari...." panggil furi memulai obrolan

"iya,kenapa?" jawab tari memiringkan tubuhnya kearah furi disebelahnya

"tari...." lagi furi memanggil lalu menarik napas sekali," ekhem.....tari mungkin ini tidak seharusnya aku sampaikan kekamu.........mungkin ini akan terdengar aneh untuk kamu dengar,atau mungkin setelah ini,kamu akan menganggapku gila atau mungkin parahnya seseorang yang sakit..............?" jabar furi menggantung

"maksudnya?" tanya tari yang sedikit bingung mendengar ucapan furi,sungguh ia tidak mengerti arah obrolan furi kali ini

"tari..sejujurnya aku......ituuu.. " furi menelan air liurnya gugup,entah kenapa ada sesuatu yang terasa memenuhi tenggorokannya,seolah menyumbat ketat,sehingga ia kesulitan untuk berkata2,

sedangkan tari yang sedari tadi bingung,sekarang malah semakin dibuat bingung ,untung saat itu ada pegangan kursi yang bisa ia pegang,

"kamu mau ngomong apa?" tanya tari pelan,lalu menggeser duduknya lebih dekat dengan furi,dan tak hanya itu,tubuhnya juga sudah ia miringkan kembali menatap furi lekat,bermaksud agar furi lebih merasa nyaman,namun ia tidak tahu sekarang otak furi malah nyaris konslet,

beberapa menit berlalu,hanya suara jangkrik yang terdengar........

krik

krik

ART Cantik (GXG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang