2. First Date.
Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen ya❣️ZAHRIL ( Dear Imamku) ❣️
Esoknya setelah pulang Kuliah, Kak Zahril langsung mengajakku pergi untuk melakukan rencananya semalam. Kami sedang dalam perjalanan ke Trans Studio yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Sebelumnya, Aku sudah menelfon Zahra, katanya dia dan Kak Ilyas akan berangkat setelah dari rumah sakit, kemungkinan mereka sampai jam empat sore.
Kak Zahril memarkirkan mobil. Tanpa tunggu lama kami turun dari mobil.
"Aku sholat dulu, ya? Udah masuk waktu ashar." Sahut Kak Zahril berbalik ke arahku.
"Iya, Kak." Aku mengangguk. Kita harus lebih diataskan beribadah kepada Allah dari pada kesenangan yang hanya sementara. Kak Zahril menarikku memasuki gedung dan langsung melangkah ke Musholla yang berada dilantai atas. Rooftop. Saat kami sampai di Musholla gedung yang terbuka. Kak Zahril meminta izin untuk berwudhu. Sedangkan aku menuju ke taman buatan yang berada di pinggir gedung. Aku tersenyum, angin sepoi-sepoi menerbangkan jilbabku saat aku berdiri di dekat pembatas gedung setinggi pinggang sambil menatap gedung-gedung tinggi yang mengelilingi. Rasanya sejuk sekali. Apalagi dengan suara-suara kendaraan dan klakson dari arah bawah sana. Di sini cukup ramai dengan pengunjung yang berminat mengambil gambar. Di tempat ini juga saat aku masih di bangku SMA adalah tempat Favorit ku untuk berfoto-foto. Apalagi saat senja, tempat ini akan terlihat sangat cantik dengan background sinar matahari berwarna Orange yang terselip di antara gedung-gedung tinggi.
Tidak terasa sudah lima belas menit saat Kak Zahril menghampiriku. Dengan tergesa aku mengambil ponsel yang berada di dalam tas dan menarik Kak Zahril di samping ku. "Ayo foto dulu." kataku sambil mengangkat ponsel.
"Ngapain sih." Ujarnya tidak setuju. Kak Zahril adalah salah satu dari sekian cowok yang tidak suka berfoto. Jadi jika aku ingin mengambil gambar, aku akan menariknya dan memaksa nya untuk tersenyum.
"Ayo senyum. Hanya sekali juga." Kataku. Dia mendengus tapi menatap ke arah kamera dengan malas. Aku terkekeh dan langsung berdehem.
"Satu. Dua. Tiga." Aku mengambil gambar dengan Kak Zahril yang tersenyum paksa dan aku yang mengangkat dua jari di samping bahunya yang aku peluk.
"Sudah?" ucapnya jengkel.
Aku menatapnya malas. Baru juga sekali!
"Iya."
❣️❣️❣️
Walaupun aku sudah berkali-kali datang ke sini, tapi rasa senang dan antusias tetap kurasakan. Mataku tidak berhenti berbinar saat menatap bianglala raksasa di sana dengan tulisan welcome to Trans Studio yang megah di tengah nya. Setelah Kak Zahril memesan tiket, kami langsung masuk dan tanpa pikir aku menunjuk bianglala itu. "Kak! Naik bianglala aja dulu. Kata Zahra dia masih di jalan."
Kak Zahril mengangguk dan menarikku menuju bianglala raksasa. Kami masih menunggu selama lima menit untuk menggantri naik. Aku tidak bisa senyum saat giliran kami. Kak Zahril naik terlebih dahulu kemudian mengulurkan tangan kepadaku. Kami duduk bersampingan. "Sudah dua tahun nggak ke sini. Rasanya beda." Ujar ku menatap sekitaran. Kak Zahril hanya diam, aku tidak bisa melihat dengan jelas wajah Kak Zahril karena pencahayaannya yang minim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Imam Ku (ZAHRIL) | (Ending)
RomanceBELUM REVISI!!! Di ujung dermaga, sepasang kekasih halal berdiri menikmati senja yang perlahan menghilang. Tangan saling terjalin dengan cincin emas melingkar di jari manis masing-masing. Masih teringat jelas diingatan suara lantang dari sang pria...