24. Kembali Ke Jakarta

2.1K 247 13
                                    

24. Kembali ke Jakarta

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen
Share ke teman kalian agar Zahril lebih dikenal lagi.

🌸🌸Zahril (Dear Imamku) 🌸🌸

Sekarang ini kami berada di dalam pesawat untuk kembali ke Jakarta. Kak Zahril di sampingku sedang tertidur sambil menyandarkan kepalanya di bahuku. Tangan kami saling terjalin. Setelah acara ngambeknya kemarin yang gagal karena aku berpura-pura sakit untuk meluluhkannya.

Hari ini aku kembali ke Jakarta setelah enam bulan lebih. Satu jam perjalanan ku habiskan untuk menatap keluar jendela pesawat. Suara dari awak pesawat yang mengumumkan pesawat akan segera mendarat membuatku membangunkan Kak Zahril.

"Kak?" aku menepuk pipinya pelan.

Dia hanya mengguman.

"Kak? Bangun. Udah sampai." Aku kembali menepuk-nepuk pipinya sampai dia membuka mata.

Kak Zahril mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba untuk mengumpulkan kesadarannya. Saat pesawat sudah berhenti dengan sempurna, aku melepaskan sabuk pengaman begitupun Kak Zahril. Kami menunggu hingga semua penumpang keluar pesawat. Kak Zahril mengambil tas di kabin pesawat sebelum menarik tanganku untuk keluar. Aku tersenyum ke pramugari dan pilot pesawat yang berdiri di dekat pintu keluar.

Kami akhirnya keluar dari pintu kedatangan. Kak Zahril langsung menelfon Zahra yang sedari tadi sudah memunggu di parkiran.

"Kamu di mana? Aku baru saja keluar dari pintu kedatangan." aku memperhatikan Kak Zahril yang mengangguk mendengarkan. "Oke. Aku akan menunggu."

Kak Zahril menutup telfonnya. "Ayo," ia kembali meraih tanganku dan mengajakku berdiri di pinggir jalan yang dilalui kendaraan khusus untuk penjemputan. Kami menunggu sekitar lima menit hingga Kak Ilyas dan Zahra tiba.

"Hei... Bagaimana kabarmu?" Tanyaku ke Zahra yang berada di kursi depan saat aku dan Kak Zahril duduk di kursi belakang di mana seorang anak kecil memakai tas power ranger duduk anteng sambil tersenyum ke arah kami.
"Paman Zahril!"

Si kecil Fikri. Anak berusia tujuh tahun yang baru saja masuk sekolah dasar. Anak angkat Kak Ilyas dan Zahra yang sangat tampan plus menggemaskan.

"Hei.. Boy.." Fikri langsung berpindah duduk di pangkuan Kak Zahril.

"Baik. Kamu?" Kataku ke Zahra. Aku melirik sejenak ke pria tampan yang berada di samping Zahra, mengangguk sekilas saat dia melirikku. Kak Ilyas menjalankan mobilnya keluar area bandara.

Oke. Mobil ini dipenuhi oleh pria-pria tampan. Apalagi yang duduk di sampingku sedang mengusap kepala Fikri. Gantengnya selalu membuatku sulit untuk bernafas.

"Baik juga. Huaaa... Aku kangen.." Aku mengerucutkan bibir ke arah Zahra yang tertawa. Saat itu juga aku langsung tertawa. Kak Zahril hanya menggeleng.

Zahra adalah saudara Kak Zahril, adik ipar sekaligus sahabatku dari sma. Mengingat bagaimana aku bisa beraahabat dengan Zahra membuatku tanpa sadar tertawa kecil dan menggeleng kan kepala. Rasanya aku ingin kembali ke masa itu.

Aku menatap Kak Zahril di samping. Tersenyum saat ia mengajak Fikri berbicara khas anak-anak.

"Paman Zahlil dali mana?" Celetuk anak itu dengan suara cadelnya.

Dear Imam Ku (ZAHRIL) | (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang