23. Nasi Goreng Spesial.
Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen
Share ke teman kalian agar Zahril lebih dikenal🌸🌸Zahril (Dear Imamku) 🌸🌸
Kak Zahril mendudukkan ku di kursi meja makan. "Katakan bahan-bahannya. Biar aku yang menyiapkan. Kamu sisa menggorengnya nanti."
Aku tersenyum lebar. "Biar aku saya. Kak Zahril duduk aja di sini." Aku berdiri dan berjalan ke dapur dengan Kak Zahril yang mengikutiku di belakang.
"Kalau begitu biar ku bantu."
Aku mengangguk saja. Membuka kulkas, aku mengambil bahan-bahan seperti dua telur, daun bawang, bawang merah dan bawang putih, cabai dan beberapa kentang dan wortel. Aku meletakkannya di atas meja. Mengumankan terimakasih saat Kak Zahril memberikanku talenan dan pisau.
"Aku akan memotong ini." Kak Zahril mengambil kentang dan wortel. Aku membiarkannya karena Kak Zahril juga sudah terbiasa di dapur jadi aku tidak usah mengajarinya cara memotong kentang. Bahkan dia lebih mahir daripada aku.
Aku mengupas bawang putih dan bawang merah kemudian menguleknya dengan cabai dan sedikit garam. Aku melirik sebentar Kak Zahril yang juga sibuk dengan kegiatan memotongnya. "Kak Zahril mau makan telur ceplok?" Tanyaku.
Dia mengangguk. "Telur ceplok pedas manis."
Aku kemudian menggoreng terlebih dahulu telur tersebut. Setelah semua bahan sudah siap, aku mulai menggoreng bumbu yang aku buat tadi. Aroma bumbu itu langsung menyeruak ke sekitar.
"Baunya harum." Celetuk Kak Zahril yang berada di belakangku.
"Nasinya, Kak."
Kak Zahril langsung mengambil nasi dan menuangkannya ke dalam wajan. Setelag bumbu meresap ke nasinya. Aku memasukkan bahan-bahan terakhir seperti wortel yang diiris tipis juga kentang.
Lima menit berikutnya Nasi Goreng Spesial untuk suami ku tersaji di atas meja makan. Aku menatap Kak Zahril yang memakan nasi gorengnya dengan lahap. Melihatnya seperti itu membuat ku kenyang.
Kak Zahril menghabiskan nasi goreng tersebut dalam sekejap. Aku terkekeh saat piring itu bersih tanpa satu sisa nasi pun. "Enak, kak?" Tanyaku.
Kak Zahril mengangguk. "Enak banget. Terimakasih, sayang."
"Aku mau ke kampus, kak. Untuk Final." Ujarku saat aku mengambil piring kosongnya dan membawanya ke wastafel cuci piring.
Aku merasa kondisiku dengan cepat membaik karena Kak Zahril di sini. Pengaruh Kak Zahrik begitu besar di hidupku. Aku tidak merasa sakit kepala lagi, mual ku juga lebih baik sekarang.
"Baguslah. Kita bisa kembali ke Jakarta dalam waktu dekat ini."
🌸🌸🌸
Aku membuka kan Putri pintu mobil. Kami berjalan di koridor fakultas yang hari ini terlihat sunyi. Saat ini kami berdua dalam perjalanan ke ruang dosen yang aku tidak tahu di mana tempatnya.
Aku memelankan laju langkahku sejajar dengan Putri. "Kamu beneran baik-baik saja? Aku bisa menggendongmu kau tahu."
Putri langsung menggelengkan kepala. "Nggak mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Imam Ku (ZAHRIL) | (Ending)
RomanceBELUM REVISI!!! Di ujung dermaga, sepasang kekasih halal berdiri menikmati senja yang perlahan menghilang. Tangan saling terjalin dengan cincin emas melingkar di jari manis masing-masing. Masih teringat jelas diingatan suara lantang dari sang pria...