11. Bad Mood.
Happy Reading
🌸🌸Zahril (Dear Imamku) 🌸🌸
Aku melintas melewati lapangan luas menuju parkiran di mana mobilku berada. Lapangan itu sedang ramai dengan para mahasiswa yang sedang bermain bola. Di sebelah lapangan sepakbola, juga terdapat lapangan bola basket. Sambil berjalan, aku menatap seorang pria yang berlari membawa bola basket di tangannya di antara para pemaim. Dia berlari dengan gesit melewati pemain-pemain lawan, memantulkan bola dan menghindar dengan halus.
Aku menghentikan langkah ku sejenak, merasa antusias saat melihat pria itu berhasil memasukkan bola ke dalam ring basket. Tanpa pikir panjang, aku berjalan mendekat ke lapangan itu dan memilih duduk di atas rumput hijau di bawah pohon mangga yang berada di pinggir lapangan.
"Fajar!" Aku melambai kan tangan saat pria itu berbalik menatapku. "Fighting!"
Dia mengerutkan dahinya, mengangguk sekali sebelum kembali mengejar pemain lawan yang sedang memengang bola.
Aku memilih menonton Fajar bermain. Menunggu pria itu seperti biasa ku lakukan. Di kampus aku hanya memiliki teman dekat seperti Fajar. Aku tidak terlalu bergaul dengan mahasiswa-mahasiswa lain, hanya sesekali aku bergabung dengan teman sekelasku.
Sembari menunggu Fajar selesai bermain, aku memilih pergi membeli minuman dingin di warung yang berjarak 50 meter dari lapangan, dekat dengan taman kampus yang sangat luas. Aku membeli dua botol minuman. Untuk ku dan Fajar.
Jangan salah paham, selama ini aku memang seringkali melakukannya.
Aku kembali saat Fajar telah selesai bermain, aku mempercepat langkahku saat pria itu duduk di tempat yang aku duduki tadi.
"Nih." Aku mengulurkan satu botol ke depannya. Dia mengangkat kepalanya menatapku dengan pandangan dalam.
Aku menaikkan alis bingung. "Tidak mau?"
Dia meraih botolnya. "Lo kenapa di sini?" tanyanya.
Aku menatapnya heran, "Apa maksudmu? Aku selalu menunggu mu saat bermain basket."
Ia menggeleng kemudian membuka tutup botol minumannya dan meneguknya sampai tersisa setengah. "Lo nggak pulang?"
Aku duduk di sampingnya dengan jarak satu meter dengannya. "Apa sekarang kau mengusirku?" Aku juga meminum minuman rasa orange ku.
Aku menatap ke depan, memperhatikan pria-pria yang berlari di lapangan.
Ku dengar dia mendengus. "He.. Lo sekarang kan istri orang. Lo harusnya di rumah urusi suami lo. Bukannya bersantai di sini sama gue."
Aku mengedipkan bahu dan berkata dengan lesuh. "Dia sudah kembali ke Jakarta tiga hari yang lalu."
Fajar menatapku dari samping tapi aku tetap memusatkan pandangan ku ke depan. "Ceritanya lo ldr gitu?"
Aku mengangguk. "Rasanya berbeda saat dia tidak di sini. Ya... Walaupun setiap jam dia akan mengabariku, tetapi rasanya berbeda."
"Emang gitu Ldr. Stok sabar harus banyak. Tapi yang terpenting adalah kesetiaan lo dengan suami lo."
Aku menatap Fajar, pria itu langsung memindahkan tatapan ke depan sesaat aku menatapnya. "Kayak yang di situ punya pengalaman saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Imam Ku (ZAHRIL) | (Ending)
RomanceBELUM REVISI!!! Di ujung dermaga, sepasang kekasih halal berdiri menikmati senja yang perlahan menghilang. Tangan saling terjalin dengan cincin emas melingkar di jari manis masing-masing. Masih teringat jelas diingatan suara lantang dari sang pria...