9. Kau Bahagiaku.
Happy Reading
🌸🌸Zahril (Dear Imamku) 🌸🌸
Kelas terakhirku usai. Aku langsung keluar kelas saat itu juga karena Kak Zahril sudah menunggu di parkiran depan. Aku berjalan di koridor dengan sekali-kali tersenyum dengan orang yang ku kenal. Saat aku hampir sampai di parkiran, aku melihat Kak Zahril bersandar ke badan mobil dengan kedua tangan di dalam saku celananya.
Pose Kak Zahril mengundang banyak pasang mata yang menatap ke arahnya. Aku bisa melihat tatapan penasaran dari orang-orang yang duduk di gazebo kampus. Tidak sedikit juga menatap pria itu kagum.
Aku mendengus melihat itu. Aku tahu Kak Zahril memang tampan. Bagiku ia adalah sosok pria yang paling tampan yang pernah aku liat.
Tapi... Mengapa mengetahui dia ditatap seperti itu membuat hatiku memanas? Hell... Tidak mungkin kan aku cemburu hanya karena mereka menatap suamiku seperti itu?
Astaga...
Cemburuku sungguh tidak rasional.
Aku berdiri tepat di depan Kak Zahril yang tersenyum lebar kepadaku. Aku memutar mata dan menatap sebal ke arahnya, "Dasar sok ganteng. Kenapa keluar mobil sih, kak? Di dalam aja deh. Dilihat orang banyak tidak baik dengan kesehatan aku." Aku mengacak-acak rambutnya yang dia tata rapi dan menurunkan lengan bajunya yang dia lipat sampai siku.
Aku menatapnya lama dan cemberut... Bukannya jelek, Kak Zahril malah tambah ganteng dengan rambut acak-acaknya.
Aku menghentakkan kaki kesal sebelum berjalan dan masuk ke dalam mobil.
Astaga... Apa aku berubah menjadi istri yang posesif?
Kak Zahril masuk tidak lama dari itu. Aku tidak memandang ke arahnya. Aku malu karena tidak bisa mengontrol rasa cemburu hanya karena suamiku ditatap seperti itu oleh orang lain. Bukankah aku kekanakan?
Kau sudah gila, Putri.
"Kenapa?" Tanyanya saat mobil mulai keluar dari area parkir.
Aku cemberut ke arahnya, "Lain kali kalau mau jemput nggak usah ganteng banget sih. Kalau bisa jangan mandi. Jangan rapi-rapi banget. Datang dengan penampilan kusut aja. Biar nggak ada yang lirik."
Aku memdengar tawa Kak Zahril. "Sayang, apa kau cemburu? Tapi style aku kemana-mana memang seperti ini. Bukankah bagus kau memiliki suami ganteng seperti aku?" tangannya bergerak mengacak puncak kepalaku. "Gemas banget sih punya istri kayak kamu."
"Iya. Tapi nggak enak rasanya Kak Zahril ditatap seperti itu. Apa lagi dengan gadis yang cantik." Aku mengerucutkan mulut ku karena kesal. "Pokoknya Kak Zahril hanya boleh ganteng di depan aku!"
Dia tertawa. Dengan gemas tangan Kak Zahril mencubit pipi ku dan menariknya sedang sebelah tangannya sibuk mengemudi. "Iya. Iya."
Kak Zahril menarik tangannya kembali. "Apa kamu tidak lapar?"
"Lapar." Jawabku. Aku meraih sebelah tangannya untuk ku genggam dan ku kecup. "Tadi nggak sempat makan."
Lupakan mie ayam yang ku pesan di kantin tadi.
Gara-gara Fajar aku tidak memiliki nafsu memakan Mie ayamku. Perubahan mood pria itu sangat jelas. Pesan WhatsApp yang aku kirimkan tidak dia baca satupun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Imam Ku (ZAHRIL) | (Ending)
RomanceBELUM REVISI!!! Di ujung dermaga, sepasang kekasih halal berdiri menikmati senja yang perlahan menghilang. Tangan saling terjalin dengan cincin emas melingkar di jari manis masing-masing. Masih teringat jelas diingatan suara lantang dari sang pria...