33.2 Takdir Allah.

2.1K 241 10
                                    

33.2 Takdir Allah.

Happy Reading!

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah!

Komen juga, ya!

.
.
.
🌸🌸Zahril (Dear Imamku) 🌸🌸

.
.
.

Kalau ada typo kasih tahu ya! 😂


Part sebelumnya....

Kak Zahril mengangguk kecil, "S....sakit...s...se..kali...ke..pala...ku.."

Mendengar itu, aku refleks mengangkat tangan dan mengelus kepalanya, merasakan rambut halus Kak Zahril. "Kak Zahril sebaiknya istirahat lagi. Kondisi Kak Zahril sangat jauh dari kata baik-baik saja."

Kak Zahril memperhatikan aku dengan intens. "Kenapa, kak?" Tanyaku tidak nyaman.

Aku menatap mata Kak Zahril yang perlahan berkaca-kaca kemudian tidak lama sudut matanya mengeluarkan air mata. "A...aku...ti..dak..bisa..menggerak..kan..ke..dua...kakiku," tuturnya yang berhasil membuat aku terdiam kembali.

.
.
.
.
.


"Aku harus memanggil dokter," sahutku cepat dan menekan tombol darurat mengabaikan Kak Zahril yang memprotes lemah. "Kak Zahril harus diperiksa lagi. Aku takut ada hal yang tidak baik terjadi pada kakak."

Sekitar tiga puluh menit, seorang pria memakai jas putih khas dokter dengan nama tag Dr. Irawan masuk dengan beberapa perawat di belakangnya.

Aku langsung mundur beberapa langkah menjauhi tempat tidur saat mereka masuk. Zahra terbangun setelahnya karena suara bising yang ditimbulkan oleh mereka.

"Selamat pagi. Saya Dr. Irawan. Bagaimana kondisi anda?" Tanyanya membungkukkan tubuhnya untuk memperhatikan Kak  Zahril. Aku memperhatikan alat-alat yang dia keluarkan dari saku jas kedokterannya kemudian mulai memeriksa Kak Zahril. Sedang dua perawat lain sibuk dengan alat yang melekat di tubuhnya.

" Dia tidak bisa menggerakkan kakinya, dok," selaku saat Kak Zahril akan membuka mulutnya untuk menjawab. Aku memindahkan tatapan ke arah matanya saat dia menatapku balik. "Apa dia baik-baik saja?"

Aku menjalin kedua tanganku di bawah sana. Zahra kemudian berdiri di sampingku mengusap punggungku setelah gadis itu dari toilet. Aku hanya tersenyum lemah ke arahnya.

Dokter Irawan kemudian menyingkap selimut tipis yang menutupi tubuh Kak Zahril. Aku menahan nafas mencoba untuk tidak histeris saat melihat lebam-lebam yang terlihat jelas dan sangat banyak di kedua kaki Kak Zahril. Bahkan terdapat luka jahitan yang memanjang di sana.

Aku memilih mengalihkan wajah tidak sanggup untuk melihat nya. Kondisi Kak Zahril sungguh serius.

"Apa anda merasakannya?" Tanya Dokter. Aku kembali melirik sebentar ke arah mereka. Dokter Irawan sedang menyentuh kaki Kak Zahril sambil menekan-nekannya pelan.

Kak Zahril menggeleng.

Dokter Irawan menutup kembali kaki Kak Zahril dengan selimut sebelumnya. Dia kemudian berbalik menatap bergantian ke arah aku dan Zahra. "Saya akan melakukan ST Scan untuk mengetahui lebih pasti ada atau tidak adanya retakan akibat benturan yang dialami pasien pasca kecelakaan. Melihat dari sentuhan saya yang tidak dirasakan oleh pasien, bisa saja pasien mengalami kelumpuhan. Lebih lanjutnya, saya akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi dari pasien," tuturnya menjelaskan.

Dear Imam Ku (ZAHRIL) | (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang