17. Hamil?
Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen
Share ke teman kalian agar Zahril lebih dikenal lagi!🌸🌸Zahril 🌸🌸
Dua bulan telah berlalu, perasaan rindu itu pun semakin mengakar. Kak Zahril tidak pernah datang lagi ke Yogyakarta karena kesibukan nya sedang menyusun skripsi yang sudah setengah jalan. Aku memcoba memakluminya, walaupun aku sangat merindukan pelukan Kak Zahril.
Aku terbangun pagi ini dengan tubuh yang lemas. Pandanganku berputar saat aku membuka mata. Suhu tubuhku juga lumayan tinggi. Ah mungkin ini karena kemarin aku sempat kehujanan di kampus. Cuaca belakang ini sulit diprediksi, disuatu pagi cuaca bagus dengan sinar matahari cerah dan tiba-tiba saja hujan deras di waktu berikutnya.
Awal desember, hujan turun dengan derasnya dengan kurun waktu bisa sampai sehari. Memaksakan bangun, aku menggeser tubuhku untuk duduk menyandar ke kepala ranjang. Hari ini jadwal pertama UAS, mau tidak mau aku harus ke kampus.
Setelah sholat subuh dan mengkompres diri sendiri, tepat jam 7 lewat lima belas menit aku berangkat ke kampus dan menyempatkan mampir ke apotik untuk membeli obat demam.
Aku memarkirkan mobil. Sebelum keluar mobil, ku tarik tudung jaket tebalku dan berlari kecil menghindar tetesan hujan yang jatuh pagi hari ini. Aku memaksakan langkahku untuk pergi ke kelas. Beruntung UAS kali ini kelasku berada di lantai dasar.
Aku menghentikan langkah saat tiba-tiba saja pandangan ku kembali berputar. Padahal tadi sudah agak lumayan. Aku berusaha memokuskan pandangan dan kembali memaksa berjalan untuk sampai di kelas yang pagi ini sudah ramai.
"Eh, Put. Kok kamu pucat banget, sih? Kamu sakit?"
Aku diam. Berusaha memfokuskan pandanganku yang masih berputar. Salah satu teman sekelasku yang bernama Sulis berinisiatif mendekat dan menempelkan tangannya di dahiku. "Astaga.. Kamu demam, Putri. Tubuh kamu sangat panas."
Aku hanya mengguman dengan tangan bergerak memegang kepalaku. Aku sedikit lingbung ke belakang. Sontak Sulis, "Kamu harus istirahat. Aku akan mengantar mu ke ruang kesehatan."
Aku menggeleng. "Nggak apa-apa. Aku sudah minum obat kok. Nanti juga mendingan." Sulis membantuku berjalan dan duduk di kursi terdekat dari kami.
"Ya udah. Kamu istirahat di kelas aja. Nanti kalau dosen udah ada. Aku akan membangunkanmu."
Aku tersenyum, "Makasih."
***
Kondisi ku tidak membaik. Setelah uas hari ini, suhu tubuhku bertambah panas lagi. Sulis sedang ke kantin untuk membelikan ku makanan. Beberapa teman sekelasku masih di sini, memilih tinggal.
Aku membuka mataku. Aku merasa akan muntah. Dengan cepat aku berdiri dan berlari ke toilet yang berada di samping tangga.
Perutku rasanya bergejolak. Aku memuntahkan cairan bening dan makananku pagi ini. Aku mengerang dan kembali muntah. Seseorang menyodorkan ku botol air mineral yang telah dibuka, "Minumlah."
Aku mengambilnya. Berkumur untuk menghilangkan rasa yang menyengat di mulutku dan memuntahkannya sebelum meneguk air itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Imam Ku (ZAHRIL) | (Ending)
RomanceBELUM REVISI!!! Di ujung dermaga, sepasang kekasih halal berdiri menikmati senja yang perlahan menghilang. Tangan saling terjalin dengan cincin emas melingkar di jari manis masing-masing. Masih teringat jelas diingatan suara lantang dari sang pria...