15. Pertemuan Zahril dan Fajar.
Happy Reading
Jangan lupa vote dan share ke teman kalian, ya!🌸🌸Zahril (Dear Imamku) 🌸🌸
Memfokuskan diri untuk memperhatikan Pak David yang sedang menjelaskan dengan layar monitor yang menampilkan materi pertemuan ke 8 ini, aku berusaha fokus walau sekali-kali melirik ke pintu kelas yang tertutup rapat satu setengah jam yang lalu. 10 menit lagi kelas bubar dan aku sudah tidak sabar untuk ketemu Kak Zahril.
Apa dia masih di luar sana?
"Sampai di sini ada yang ingin ditanyakan?" Aku kembali menatap Pak David yang sedang memperbaiki kaca matanya. Aku berdoa dalam hati agar teman sekelasku yang baik hati tidak ada yang bertanya.
Sunyi.
Tidak ada yang bertanya.
Aku menghela nafas lega saat tidak ada satu pun mahasiswa yang mengangkat tangannya. "Untuk pertemuan minggu depan, saya akan memberikan kalian materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
"Tugas hari ini adalah mereviuw materi hari ini dengan batas kumpul tugas tanggal Sabtu, 15 oktober." Pak David menutup Laptopnya, "Kalau tidak ada yang ingin ditanyakan sampai di sini pertemuan kita pada hari ini..."
Aku bernafas lega saat Pak David menutup pertemuan kelas hari ini, aku ingin cepat-cepat keluar dari kelas karena itu aku langsung memasukkan alat tulisku ke tas dan akan beranjak keluar kelas jika saja teman sekelasku yang aku tahu bernama Nada tidak datang menghampiriku.
"Hai.. Buru-buru, ya?" Tanyanya berdiri di samping mejaku.
Aku tersenyum terpaksa. "Tidak juga."
Dia mengangguk, ia kemudian menatapku dengan penasaran. "Cowok yang diluar tadi yang kamu temui siapa? Boleh kenalin sama aku, nggak?"
Aku berusaha menahan mataku agar tidak berputar saat lagi-lagi seseorang menanyakan Kak Zahril. Aku memandang tidak suka ke arahnya. "Tidak boleh. Dia pacar ku."
Nada menghadap ku. Dua teman lainnya juga berjalan mendekat ke meja ku. Apa lagi sekarang?
"Boleh gue gebet, nggak?" Tanya seorang lagi di samping kiriku yang aku tahu bernama Yaya.
Aku menghembuskan nafas jengah. Heh dia pikir dia siapa main gebet-gebet aja.
"Apa kalian tidak dengar? Dia pacar ku!"
"Lahh... Masih pacaran, kan? Belum nikah. Minimal tunanganlah. Masih bisa digebet tuh cowok." Aku menatap sengit ke Nada yang tersenyum mengejek.
Astaga... Ada apa dengan semua orang.
Aku berdiri dan melangkah menjauh dari mereka. "Mimpi. Kayak Kak Zahril mau sama kalian aja."
Aku keluar kelas tapi tidak melihat keberadaan Kak Zahril. Bangku di depan kelas ku telah diduduki oleh senior-senior dari jurusanku. Dengan cepat, aku mengambil ponsel di tas dan menghubungi Kak Zahril.
"Dimana, Kak?" Aku bertanya saat dia menjawab panggilanku.
"Di lapangan basket. Kelas kamu sudah bubar?" Tanya nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Imam Ku (ZAHRIL) | (Ending)
RomanceBELUM REVISI!!! Di ujung dermaga, sepasang kekasih halal berdiri menikmati senja yang perlahan menghilang. Tangan saling terjalin dengan cincin emas melingkar di jari manis masing-masing. Masih teringat jelas diingatan suara lantang dari sang pria...