eps11

1.1K 104 4
                                    

Terdengar derap langkah seseorang. Puim yang berdiri diikuti Krist yang sontak terkejut melihatnya memberi salam. Puim menyikut Krist.
"Kau!!!"pekik Singto
"Swaddekhap Tuan Muda Singto..."Singto membalas salam. Puim memperkenalkan Krist.
"Ya. Tuan Muda...Krist..."Puim menyikut Krist untuk memperkenalkan diri.
"Swaddekhap. Saya Krist Perawat Sangpotirat. Saya pegawai baru. Asisten Miss Puim mulai hari ini."Krist memberi salam lalu memperkenalkan diri. Singto menyeringai melihat Krist.
Setelah melihat Singto masuk ke ruangan Peck. Krist bertanya,
"ee..eem Puim...Kau memanggilnya Tuan Muda, memang siapa dia?"tanya Krist penasaran
"Hah!!!Dia Pewaris Perusahaan ini...mungkin kau sudah mendengar sebutan 'Mr. Killer'...bagaimana Kau tidak tahu siapa Pemilik Perusahaan ini"jelas Puim tertawa kecil. Krist terkejut.
"Mati aku!!!Mati aku!!!Mati aku!!!Bodonya kau Ki!!!Karena itu aku selalu sial dengannya."batin Krist terduduk lemas.
"Mudah-mudahan dia tidak meminta Mr.Peck untuk memecatku...Tuhan...tolonglah aku...aku butuh pekerjaan ini..."doa Krist dalam hati. Krist semakin berdebar ketika Krist melihat Singto dari balik kaca di depannya. Terlihat Singto menunjuknya saat berbicara dengan Peck.
"Apa Mr. Peck dimarahi Mr. Killer tentang aku ya...?"tanya Krist dalam hati.
Peck yang terkejut melihat kedatangan Singto, langsung menutup tirai kacanya. Tak berselang lama keduanya keluar bersama. Puim dan Krist memberi salam sebelum kepergian Singto dan Peck.
.........
Drrrt drrrt drrrt
Puim memeriksa messagenya.
"Krist aku pergi untuk lunch dulu ya...ohy...di roof pemandangannya sangat indah...nanti kau bisa lunch disana."Puim terlihat bahagia setelah mendapat pesan singkat itu.
"Khap."jawab Krist
...........
Krist merasa lega ketika atasannya Peck datang. Sendirian. Krist berdiri memberi salam, jantungnya berdebar melihat Peck menghampirinya.
"Kemana Puim?"tanya Peck
"Sedang lunch. Pak."Peck melihat jam tangannya. Lalu mengangguk.
"Buang ini. Kalau kau mau makanlah."Peck meletakkan paper bag di atas desk meja office Krist.
"Baik. Pak."jawab Krist terlihat kebingungan. Peck kembali bekerja di ruangannya.
"Jantungku mau copot...Ku pikir aku akan dipecat...tapi kenapa ada yang terasa mengganjalnya...kenapa perasaanku tidak enak ya, hari ini."gumam Krist. Melihat Puim sudah kembali dari makan siangnya.
"Puim. Mr. Peck meminta makanan ini untuk dibuang atau diminta untuk memakannya."Krist menjelaskan perintah Peck tadi.
"Waah. Sayang sekali. Kelihatan yummyy....Kau makan saja Krist. Aku sudah kenyang. Perutku terasa penuh saat ini."Puim melihat isi paper bag, mencium aroma dumpling.
"Krist cobalah lunch di roof. Kau pasti merasa fresh."saran Puim sebelum kembali dalam pekerjaannya.
"Khap."Krist mengangguk.
Krist berpamitan untuk lunch. Membawa paper bag itu. Peck yang melihat dari balik kaca tersenyum melihat Krist membawa makanan yang diberikannya.
Krist pergi ke roof. Krist merasa fresh. Karena roof seperti sebuah taman. Di pinggiran roof terdapat tanaman, di beberapa tempat terdapat kursi panjang dan single chair, terdapat pula meja.
Krist sangat menikmati makanannya. Hingga datang seseorang menginterupsi rasa bahagianya. Krist pura-pura tidak melihat. Namun Singto menghampiri Krist duduk di sampingnya. Krist memberi salam. Tersenyum canggung dengan Singto.
"Ini orang kenapa juga malah kesini, Sial!!!"umpat Krist dalam hati. Singto melihat paper bag dan dumpling yang ada di depannya.
"Tunggu...bukannya ini yang dibeli phi...kenapa dia yang makan?Ada hubungan apa dengan phi?ohy...dia juga katanya direkrut oleh phi sendiri. Siapa orang ini?Apa dia teman phi?"Singto terdiam menatap Krist dengan semua rasa penasarannya di dalam hati.
"Ini orang dari tadi menatapku. Kenapa tidak pergi juga sich."batin Krist. Krist menawarkan makanannya.
"Anda mau?"tanya Krist. Membuyarkan lamunan Singto.
Singto hanya menggeleng.
"Semakin menarik."gumam Singto.
"Khap?"tanya balik Krist menoleh ke arah Singto lalu tersedak makanannya sendiri.
"Uhuk..uhuk..uhuk..."Spontan Singto tertawa terbahak-bahak memberikan ice coffe latte yang tergeletak di samping dumpling. Krist mengambil minumanya sendiri dengan cepat.
"Sial..."batin Krist malu, telinganya memerah membuat Singto penasaran. Singto tanpa pikir panjang menyentuh telinga Krist yang tiba-tiba memerah.
"eungh..."Krist melengkuh ketika tiba-tiba telinganya disentuh Singto. Keduanya terkejut. Keduanya spontan berdiri. Krist menatap Singto dengan tatapan aneh. Singto mematung karena rasa malunya, seolah nyawanya telah melayang.
Krist langsung membungkuk berpamitan meninggalkan makanan dan handphonenya yang lupa Krist letakkan di kursi karena panik. Begitu juga dengan dengan Singto yang mematung seolah kehilangan jiwanya karena malu.
"Gila!!!Gila!!!Gila!!!Dasar Boss Gila!!!Apa yang dia lakukan tadi!!!aku harus jauh-jauh darinya!!!"Krist berjalan secepat kilat sampai napasnya tersengal-sengal sesampainya di ruang kerjanya membuat Puim terkejut.
Krist duduk mengatur napasnya terlebih dahulu.
"Krist, kau ada apa?"tanya Puim
"Ada apa dengan telingamu, memerah seperti itu?dan juga kenapa wajahmu pucat seperti itu?"tanya Puim penasaran. Krist hanya menggeleng mengatur napasnya.
...........
Singto merutuki dirinya sendiri setelah tersadar.
"Apa yang kulakukan?!memalukan!!!"Singto mengacak-acak rambutnya.
"Untuk apa aku memikirkan hal ini."Singto mencoba mengalihkan perhatiannya. Singto melihat handphone Krist tertinggal di kursi. Singto menyeringai.
Singto mencoba melupakan kejadian tadi siang dengan menyibukkan diri, namun sampai sore hari, hal memalukan yang terjadi tidak juga hilang dari pikirannya.
...........
Peck meninggalkan ruangannya. Puim bergegas memasukkan barang-barangnya.
"Ayo,kita pulang Krist."Krist merasa lega. Hari ini terasa melelahkan bagi hatinya. Krist ingin cepat-cepat ke tempat kakaknya Godt.
............
Siang tadi kakaknya Godt ingin mengajak makan siang. Saat Krist mengabari bahwa dirinya telah bekerja.
"Kau dirumah?"tanya Godt
"Tidak aku bekerja mulai hari ini di Perusahaan Suthilack."balas Krist.
Sore harinya Kakaknya Godt mengatakan ingin mengadakan party di rumahnya. Termasuk dengan kedua kakak perempuannya. Punpun dan Namtan.
"Krist, aku mengadakan party bersama dengan Pun dan Nam. Kalau kau tidak mau. Aku akan menjemputmu nanti."sending message from Brother.
"Ya. ya. ya...aku ke sana..."balas Krist.
"Jangan lupa bawa beer..."balas Brother
"Aku tidak ingin mabuk. Besok aku harus bekerja."balas Krist
"Siapa juga buat kamu. Buat aku, Pun dan Nam. Sudah jangan berisik, bawa saja...Kau air mineral saja.hahaha"balas Brother.
...................
Saat Krist menunggu bus datang,
Drrtt drrrt drrrt
Sending message from Sister Pun
"Kitty~jangan kabur ya...."
Sending message from Sister Nam
"Kitty~Let's party~party~..."
Sending message from Brother
"Jangan lupa pesananku!!!"
"Kalian itu mau Party apa menguras uangku..."balas Krist dekat halte bus. Tanpa Krist sadari 2pria menatapnya dari balik kaca mobil saat melintas di depannya. Salah satunya menyeringai menatap Krist.
..............
Sesampainya Krist di rumah kakaknya, Godt melihat Adik kesayangannya ini tidak membawa apapun.
"Mana pesananku?"tanya Godt
"Kenapa semua ada disini?Kalian mau party?"tanya balik Krist.
Godt, Punpun dan Namtan saling menatap. Godt menjadi geram.
"Siapa bajingan yang berani mengerjaiku!!!"umpat Godt.
"Mana handphonemu Kit?"tanya Namtan. Krist menggeledah di sakunya tidak ada. Krist menggeledah di tasnya juga tidak ada.
"Kak...handphoneku hilang..."Krist yang hampir menangis teringat kejadian tadi, dan teringat pula, Krist meletakkan handphonenya di kursi. Dan kini Krist yakin dengan pasti siapa yang memegang handphonenya.
Tanpa Krist sadari. Godt, kakak pertamanya dengan geram langsung menghubungi handphone Krist. Seseorang diseberang sana menjawab panggilan itu.
"Hallo...."jawab Singto...

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang