eps49

780 48 2
                                    

Peck pagi hari sudah berada di Rumah sakit, membuat Singto terkejut.
"Sing...bersihkan dulu dirimu, hirup udara segar dan makanlah. Kau harus menjaga kesehatanmu bila ingin menjaga Krist. Biar ku jaga Krist sebentar sebelum berangkat kerja"pinta Peck. Singto berdiri sejenak. Memandang Krist. Mengecup kening Krist.
"Aku titip Krist sebentar, phi..."Peck mengangguk mengiyakan. Singto berjalan ke kamar mandi membersihkan dirinya sebelum pergi keluar.
Peck mengechek infus yang tergantung di samping ranjang.
"Phi...aku pergi sebentar. Terima kasih phi..."Singto memberi salam lalu meninggalkan Peck duduk di samping Krist.
Mata yang mulai berkaca-kaca kini mengalir. Tangan Peck membelai rambut Krist dengan lembut. Peck berdiri dari kursinya. Mengecup kening Krist, kedua mata Krist, kedua pipi Krist dan dengan lembut mengecup bibir manis itu. Mengusap pipi kiri Krist.
"Kenapa semua ini terjadi padamu sayang?aku ingin membawamu ke luar negeri. Akan aku lakukan apapun asalkan kau kembali tersenyum di depanku sayang... Memastikan semua yang terbaik untukmu. Tetapi aku tidak bisa menjauhkanmu dari keluargamu. Kau butuh mereka. Mereka juga membutuhkanmu. Apa yang harus aku lakukan untukmu sayang...aku mencintaimu Perawat Sangpotirat."Peck mengusap-usap pipi nan putih mulus itu terdapat goresan.
Di dalam hati Peck. Ingin memiliki seutuhnya Krist. Tetapi Peck tahu Krist hanya menganggapnya seperti seorang kakak.
Peck tidak lagi menginginkan lebih. Karena Peck merasa takut bila keinginannya, apabila Peck tumpahkan semua isi hatinya akan membuatnya menjauhkan Krist dari sisinya. Lebih baik hanya melihat Krist bahagia.
Peck merasa cukup memberikan perhatian, menatapnya tersenyum, atau memberikan apa yang diminta olehnya. Peck harus menyimpan rapat-rapat perasaannya.
Dan sekarang perasaan Peck lebih perih mendapati Krist tertidur pulas di ranjang pasien. Tidak dapat melihat lagi senyum Krist. Tidak mendengar gelak tawanya yang renyah.
Peck terus menitikkan air matanya. Hingga Peck mendengar derap langkah. Peck dengan cepat menghentikan tangisnya.
Seorang suster datang. Setelah memberi salam pada Peck. Suster itu melakukan tugasnya. Mengecheck kondisi Krist. Lalu keluar dari kamar inap Krist.
Setelah itu Singto datang.
"Kau sudah kembali. Aku berangkat kerja dahulu Sing...jangan lupa kalau Krist sadar langsung hubungi phi...atau aku akan membunuhmu."ucap Peck berdiri dari kursinya, dihampiri Singto.
"Kau kalau ingin menjaga Krist, jaga kesehatanmu. Dan itu...jangan lupa laporanmu."ucap Peck menunjuk laptop yang dibawakan Peck tadi. Diletakkan dimeja depan sofa. Peck menepuk-nepuk bahu Singto. Pergi meninggalkan semua rasa gelisahnya.
.............................
"Godt...apa yang terjadi dengan Krist?kenapa ada Singto?"tanya Push penasaran.
"Ada yang ingin kutanyakan padamu terlebih dahulu. Apa kau sudah punya tunangan?!"Push terkejut. Godt seolah sudah mendapatkan jawaban itu.
"Kau diam berarti iya!"ucap Godt.
"Godt. Aku tidak tahu tentang hal ini."jelas Push tetapi sudah tenang potong oleh ucapan Godt kembali.
"Aku tidak mau tahu! Sebelum kau menemui adikku, selesaikan dulu masalahmu! Kau tahu aku bagaimana bukan?!!"jawab Godt mengepalkan tangannya.
"Aku ingin memukulmu saat ini. Jadi! Jangan kau tampakkan wajahmu sebelum kau selesaikan masalahmu terlebih dahulu. Pulanglah!"Godt hanya mengarahkan matanya ke arah pintu masuk. Seolah mengusir Push.
Godt geram karena merasa tertipu oleh Push. Sikap overprotektif Godt mulai kembali. Godt ingin memukul Push atau mencengkeram kerah bajunya.
..............................
Setelah kepergian Push memasuki ruangan Godt.
"Godt..bagaimana keadaan adikmu?"tanya Jhon.
"Sejauh ini masih sama. Semua baik. Semua dalam keadaan normal, sehat, CT scan dan MRI juga tidak terdapat hal yang mengkhawatirkan. Yakinkan aku dia hanya tertidur."Godt memijit pelipis matanya.
...................................
Sepulang Godt ke rumah mengambil peralatan kerjanya lalu beranjak pergi lagi ke rumah sakit. Push tidak ingin memberikan waktu lebih banyak Singto untuk menjaga Krist, kekasihnya.
Ran menghampiri putra kesayangannya...
"Kau mau kemana?menemui pria itu?Mae sudah bilang jangan temui lagi. Mae tidak akan pernah merestui kalian. Dia yang meracunimu jadi seperti ini. Jadi Mae ingin kau putus dengannya." Ran sangat kesal putra kesayangannya menjadi seperti yang tidak diharapkannya.
"Mae...Krist sedang sakit sekarang, karena kecelakaan kemaren.. Krist sedang koma Mae...Krist butuh aku Mae..."Push merasa kesal pada Maenya.
"Apa?!Baguslah kalau begitu...bagaimana bisa kau mengharapkan orang yang akan mati?!"jelas Ran semakin kesal putranya membela pria yang tidak disukainya.
"Mae!!!Aku harus kerja!!"jawab Push berjalan ke arah pintu.
"Kau hanya beralasan saja!!!Kau ingin menemuinya bukan!!!"teriak Ran. Melihat putranya pergi meninggalkan rumah.
"Aku tidak akan membiarkan kalian bersama. Ohy.. Bukankah Direktur Rumah Sakit Bangkok adalah putra pertama Sangpotirat. Aku harus menemuinya."gumam Ran kesal.
................................
Singto hanya mengirimkan laporannya kepada kakaknya lewat email. Atau disaat lunch kakaknya mengunjungi Krist. Membawakan lunch untuk adiknya. Lalu kembali lagi bekerja.
Di sore harinya kedua orang tua Krist datang bersama dengan Namtan dan Punpun. Semua tak mampu menahan airmata mereka ketika tangis Rapsiri pecah memeluk putra kesayangannya erat. Tubuh Rapsiri langsung lemas terduduk dilantai. Jack Sangpotirat langsung mengangkat istrinya. Membantu Istrinya mendekat ke arah dekat putranya yang terbaring pulas di ranjang pasien.
"Kiit. Kenapa bisa seperti ini sayang...apa yang terjadi padamu sayang. Bangun sayang...Mae...dan Pho disini sayang..."Krist hanya terdiam. Rapsiri tidak henti-hentinya menangis.
"Pokoknya...aku tidak mau pulang."Rapsiri menatap semua yang ada di ruangan itu.
"Iya. Kita akan disini sampai Krist sembuh sayang..."Jack mengelus-elus punggung istrinya.
Sejam kemudian....
Keluarga Ruangroj, Pho, Mae dan Peck datang menjenguk setelah mendengar berita tersebut. Ayahnya memanggil putranya ini untuk pulang lebih cepat dan mengajak Peck untuk menjenguk Krist.
"Jack...lama tidak bertemu...aku turut prihatin dengan keadaan putramu...maaf aku baru tahu kabar putramu...dan baru bisa menjenguk sekarang."Rood memeluk teman lamanya. Peck dan Singto terkejut, ternyata kedua orang tua mereka mengenal Keluarga Sangpotirat.
"Pantas Pho waktu itu menghajarku habis-habisan. Dan memberiku hukuman yang berat."batin Singto. Mae Singto memeluk bahu Rapsiri.
................................
"Permisi...dimana ruangan Perawat Sangpotirat?saya hendak menjenguknya."jawab seorang perempuan baya.
"Di ruangan VVIP, nyonya..."jawab Petugas receptionist itu.
"Terima kasih."jawab Ran.
"Bila ku tahu kau menemui pria itu. Akan ku katakan segalanya pada Sangpotirat aku tidak menyetujui hubungan kalian."gumam Ran menuju kamar inap Krist.
....................................
Saat memasuki kamar Krist, Ran terkejut mendapati banyak orang yang menjenguk orang yang diketahui Ran adalah putra kekasihnya. Ran tidak melihat keberadaan putranya, Push di ruangan itu. Semua menatap Ran.
Ran melihat seorang wanita duduk disamping pria yang tertidur dengan terdapat selang infus dan oksigen di hidung pria itu. Ran menghampiri Rapsiri. Yang dengan yakin perempuan itu adalah Ibu dari pria yang terbaring itu.
"Anda pasti Nyonya Sangpotirat. Saya kesini hanya ingin memberitahukan bahwa saya tidak menyetujui hubungan antara anak saya dengan putra anda."Ran menatap Krist yang tertidur di ranjang.
Rapsiri langsung bangkit dengan emosi...
"Apa?!apa maksud dari perkataan anda."jawab Rapsiri penuh dengan emosi.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang