eps31

721 65 8
                                    

Krist menghapus airmatanya, berjalan meninggalkan ruangan Singto diikuti Peck dan Puim.
"Benar kata kakak...aku harus keluar dari sini."batin Krist.
"Krist...jangan mengendarai saat kau...biarkan aku mengantarmu..."Peck mengikuti dari belakang.
" Aku ingin sendiri phi...tolong jangan ikuti aku."Peck tetap berjalan di belakang Krist. Pak Yoh menyerahkan kunci mobilnya pada Peck.
Krist meninggalkan gedung yang megah itu, diikuti Peck dari belakang.
Krist melajukan mobilnya kembali di rumah kakaknya. Peck merasa tenang Krist kembali dengan selamat. Lalu pergi meninggalkan lingkungan itu.
Namtan memeluk adik kesayangannya yang terlihat muram. Krist menangis sejadi-jadinya. Punpun ikut memeluk Namtan dan Krist.
Godt mendengar tangisan Krist turun ke lantai bawah. Memandang sejenak di tangga. Lalu mendekat ikutan memeluk ketiga adiknya.
................
Keributan itu terdengar di telinga Ayah besar Peck dan Singto. Vittayya Ruangroj. Karena rasa khawatir Sang Ayah datang ke kantor.
Suasana di gedung itu semakin tegang. Puim semakin ketakutan terkejut melihat Tuan Besarnya menuju ruangan Atasannya. Puim memberi salam.
"Peck didalam?"tanya Vittaya.
" Ya. Tuan Besar. Tuan Muda Peck didalam."jawab Puim.
Vittayya langsung masuk. Membuat Peck terkejut.
"Pho..."Vittayya masuk diikuti Pak Yoh dibelakangnya. Pak Yoh langsung meninggalkan Peck dan Tuan Besarnya.
"Ada apa kalian?Dimana yang bernama Krist?Panggilkan."tanya Vittayya.
"Jangan Pho..eehm...Krist telah resmi mengundurkan diri mulai hari ini. Jadi Krist sudah tidak bekerja di sini lagi. Pho..."Peck mencoba melindungi Krist dari masalah yang berkelanjutan. Vittayya mengangguk.
Peck tahu pertengkarannya dengan Singto pasti terdengar di telinga Ayahnya. Termasuk data Krist. Peck mencoba melindungi Krist dari pertemuannya dengan Ayahnya.
"Aku ingin tahu siapa Krist sampai membuatmu seperti ini?Dasar anak nakal itu...kupikir dia berubah..."ucap Ayahnya.
"Tidak...Pho...Ini tidak ada hubungan dengan Krist lagi. Masalahnya sudah selesai Pho..."Peck khawatir Ayahnya bertindak yang tidak diinginkannya.
" Kau sangat menyukainya. Terlihat sekali kau membelanya."sindir Vittayya melirik putranya dari sofa. Lalu berdiri, berjalan ke arah kaca besar menghadap pemandangan kota.
"....."Peck tidak bisa membantah.
"Keluarga Sangpotirat...Bocah nakal itu...kutaruh mana muka Ayahmu pada Keluarga Sangpotirat..."gumam Vittayya lirih.
"Dasar bodoh. Kau yakin dengan perasaanmu?"tanya Vittayya.
"Khap??"Peck terlihat bingung.
" Ya. Pho..."Peck menjawab dengan yakin namun lirih. Di hatinya masih khawatir tentang Krist.
"Baiklah."gumam Ayahnya, tak terdengar oleh Peck, lalu menghampiri Peck. Putranya. Memegang wajah anaknya yang penuh lebam.
" Pho merestuimu kalau kau ingin mengejar Krist. Adikmu itu memang nakal. Dia memang pantas kau hajar. Beraninya mempermainkan anak Sangpotirat."Vittayya melihat wajah anaknya yang penuh lebam. Sesaat Peck merasa berbinar mendengar apa yang baru saja Ayahnya katakan. Lalu memeluk Ayahnya erat.
"Terima kasih Pho..."Peck sangat girang. Lalu terlihat sedih mengingat apa yang dialami Krist.
"Tetapi aku rasa Krist juga tidak ingin bertemu denganku Pho..."Vittayya memukul kepala anaknya keras hingga kesakitan.
"Aduch..."Peck memegang kepalanya.
"Dasar anak bodoh ini...masih saja sama...selalu bodoh soal cinta..."gumam Ayahnya.
"Beri dia waktu...tetapi dekati dia terus...jangan cari celah bagi yang lainnya untuk mendekat..."ucap Ayahnya menepuk bahu putranya ini.
"caranya Pho mendapatkan Mae?"goda Peck. Vittayya merangkul bahu putranya.
"Tentu saja."Ayahnya tersenyum.
" ohy...kau memerintahkan Yoh menyelidiki wanita itu bukan. Pho sudah menerima datanya. Dan memerintahkan untuk menghancurkan wanita itu bukan?Jaga adikmu yang nakal itu. Dia terlalu bodoh memilih teman. Ayah pulang..."Ayahnya pergi meninggalkan ruangan Peck. Peck memberi salam saat Ayahnya berjalan menuju pintu keluar. Hatinya merasa lega dan gembira.
.......................
Mild sama takutnya setelah melihat Tuan Besar datang ke ruangan putra keduanya Singto. Mild memberi salam.
"Singto didalam?"tanya Vittayya
"Ya. Tuan Besar. Tuan Muda Singto ada di dalam."Singto terkejut Ayahnya datang setelah keributtan tadi pagi.
" Pho... "Singto berdiri memberi salam, lalu
"PLak!!!Dasar anak nakal!!!"Vittayya menampar Singto, menambah rasa sakit di wajahnya. Singto tertunduk.
"Hukumanmu Pho tambah. Kau sekarang dalam pengawasan Pho anak muda!!!"Vittayya duduk di sofa.
" Pho!!! "Singto mengikuti dari belakang sembari protes.
"atau kau mau ku kirim ke London!!!"Singto terdiam. Ayahnya berjalan menuju meja kerja Singto, melihat isi beberapa Map yang bertumpuk didepan. Lalu mengecheck laptop Singto.
"Aku pulang..."Ayahnya langsung beranjak pergi. Singto tertegun, dipikirnya Ayahnya akan memaki dirinya habis-habisan.
..................
"Pelan-pelan..."Krist makan dengan lahap. Membuat Namtan takut adik kesayangannya ini tersedak. Hanya Krist yang makan, kakaknya melihat Krist makan.
" Kalian tidak makan?"tanya Krist.
"Jangan bicara!!!makan saja!!!" Punpun kesal yang juga takut adik kesayangannya ini tersedak.
"Lusa kita pulang ke Chiang Mai yux...sekalian liburan..."pinta Krist.
"Siap Komandan!!!"Namtan memberi hormat.
"Besuk aku ke kantor dulu. Mengurus surat pengunduran diriku secara resmi."jelas Krist. Membuat suasana kembali hening.
"kakak temani?"pinta Namtan.
"Tidak usah kak...Krist sendiri tidak apa-apa."jawab Krist
"Baiklah."jawab Namtan.
......................
Dalam malam di kamarnya Krist menangis. Kakaknya Godt yang berdiri di depan pintu bersedih mendengarnya.
Beberapa pesan tesk dari Peck Krist abaikan. Krist dalam hati menunggu 1pesan dari Singto. Krist duduk bersandar headbed hanya memandang handphone yang tergeletak didepannya.
.....................
"Pak.. Kutemukan ini."Pak Yoh menerima sebuah handphone. Chacha berlutut di depan Pak yoh di dalam Apartmentnya. Terdapat beberapa anak buah Pak Yoh yang menggeledah Apartment Chacha. Pengurus Apartment berdiri disamping belakang Pak Yoh tertunduk diam dalam ketakutannya juga dengan Atasannya.
Pak Yoh mengambil card yang ada didalam. Salah satu anak buahnya telah menyiapkan di meja, sebuah tempat asbak dari kaca dan 1botol kecil berisi alkohol. Pak Yoh meletakkan card itu di asbak, memberi alkohol lalu membakarnya.
"Tolong Tuan, aku tidak akan melakukannya lagi Tuan, aku berjanji. Jangan usir aku dari rumahku Tuan..."Chacha berlutut. Semua Kredit Card langsung di blokir oleh semua pemilik Bank. Pekerjaannya sebagai model tercancel. Kini dia akan di usir dari Apartmentnya.
..........................
Di pagi hari. Pukul 06.00 Krist sudah membuat surat pengunduran dirinya secara resmi di ruang kerjanya, lewat 5menit Peck datang menghampiri.
Peck sangat yakin Krist akan datang pagi hari. Krist memberi salam.
"Maaf Phi Peck...saya sebentar lagi selesai."jawab Krist.
"Krist..."jawab Peck ragu.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang