eps39

672 50 0
                                    

Singto menenggelamkan tubuhnya di ranjang Chimon.
"Kau...pagi-pagi...mengganggu tidurku. Dan sekarang seperti mayat hidup. Nie beer untukmu..."Chimon menyodorkan kaleng beer nya di meja. Duduk di lantai dekat ranjangnya terdapat meja kecil. Chimon mengambil laptopnya. Memandang photo Krist yang tersimpan di layar laptopnya.
Chimon masih menyimpan data-data tentang Krist saat Singto memintanya mencari tahu tentang Krist. Waktu itu Chimon tidak terlalu memperhatikan photo Krist. Sekarang Chimon yang menatap dan memperhatikan Krist meyakini dalam hati bahwa Krist memang pria manis yang membawa pesona.
"Dia manis..pantas kau tergila-gila padanya. Kau yang cari mati sendiri. Sekarang kau menyesalinya. Lalu kenapa tidak kau katakan saja perasaanmu padanya semalam. Kau sama bodohnya dengan kakakmu. Bukankah kau sudah menunggu lama. Setelah kau dikurung oleh Ayahmu...hahahaha"tawa Chimon mengejek sahabatnya ini. Singto merangkak dari ranjang lalu duduk di samping Chimon meminum beer didepannya.
"Singto Prachaya...akhirnya tak berkutik dikurung oleh Ayahnya...ditambah diawasi 24jam lagi...kartu di block...hahahaha"Singto memukul kepala Chimon dengan bantal.
"Sialan kau..."umpat Singto.
"Lagipula biasanya kau berontak. Tetapi kenapa kau diam saja...agar tidak di kirim ke Londo, hanya demi bisa melihatnya diam-diam pria manis ini....Singto Prachaya yang sudah menyadari kalah telak karena di benci kekasihnya...hanya bisa diam-diam melihatnya selama dalam pengawasan Ayahnya 24jam....hahahaha....ku kagum pada Ayahmu...hahahaha"ejek Chimon tak henti-henti. Singto memukul Chimon kembali dengan bantal.
"Dan sekarang masa hukumanmu sudah habis. Kau ingin mendekatinya. Dia meninggalkanmu...hahahaha..."ejek Chimon. Singto tak mengindahkan namun merangkak menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya.
"Kenapa juga kau disini!!!sana kejar..."Chimon semakin kesal karena tidur manisnya terganggu.
"Aku tidak tahu kemana dia pergi. Dia membawa semua kopernya. Aku bertanya kakaknya. Mereka sibuk."jawab Singto.
"Bukan sibuk. Tetapi tidak ingin adiknya berhubungan lagi denganmu yang Brengsek!!!hahahaha...."Singto yang biasa langsung memukul Chimon, kini hanya terbujur mati di ranjang malas meladeni ocehan Chimon, sahabatnya. Chimon juga merasa kasihan dengan sahabatnya. Otaknya mencoba untuk bepikir keras.
"Aha!!!"Chimon teringat sesuatu lalu memukul sahabatnya dengan bantal.
"Bodoh kau Sing!!!bukankah dulu kau bilang padaku kau mengheck handphone Krist. Kau lacak saja dia dimana lewat satelit." Singto langsung duduk, mengambil handphonenya.
"Hey!!!dimana kau belajar otak licikmu itu?"Singto menyeringai.
"Sial...tentu saja kamu!!!otak si jenius Chimon tiada tandingannya...hahaha..."Chimon melingkarkan kedua tangannya di pinggang, mendongakkan kepalanya, lalu tertawa lebar. Namun Singto mendorong Chimon hingga terjungkal ke samping. Mengutak-atik Handphone dan Laptop Chimon. Tidak menggubris sahabatnya yang meringis memegang pantatnya yang kesakitan.
"Sialan kau Sing!!!"umpat Chimon.
"Dapat!!!Oho!!!kau di korea...Sudah ku bilang kau adalah milikku."gumam Singto menenggak habis beernya.
...........................
Pagi ini Peck ada rapat penting. Seusai rapat Victor Zheng mendekati Peck.
"Kemana sekretaris handalmu bisa ditangan Toptap. Wahhh...karena kebodohanmu...aku jadi kalah telak dengan Toptap...setelah dia menjadi tangan kanan Toptap. Aku tidak bisa membaca pergerakan Toptap."sindir Victor
"Sialan kau Victor...akui saja kebodohanmu...Krist dan Toptap memang hebat...kaunya saja yang bodoh...hahahaha...."Peck sengaja menertawakan Victor.
"Bukan bodoh. Tetapi Toptap selalu selangkah lebih dulu dari aku. Hanya selangkah."Victor menekankan kata terakhirnya.
"Kudengar mereka sudah bertunangan."Toptap merasa sesak dihati.
"Hah?!Apa?!Siapa yang bertunangan?!"Victor tidak percaya dengan pendengarannya.
"Toptap dan Krist."jawab Peck heran dengan reaksi Victor, teman kuliahnya dahulu.
"Tunggu sebentar."Victor terlihat emosi, mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang.
"Ya kak..."jawab Cherren.
"Nong...apa benar yang kakak dengar ini...kekasihmu itu bertunangan dengan Krist?"tanya Victor to the point dengan adiknya. Dengan nada terlihat emosi.
"Hahahaha...kakak memang terkenal bodoh...kakak dengar dari siapa...makanya jangan suka bergosip...No. Kak...Krist masih single...ini Krist disini bersamaku dan Toptap."jawab Cherren menyodorkan handphonenya pada Krist.
"Swaddekhap phi Victor...iya...saya masih single phi..."sahut Krist.
"ohhh...maaf Krist...ok..ok..aku tidak akan percaya gosip gak penting!!!lagi..."Victor mengarahkan kata-katanya dengn pandangan emosi pada Peck yang terkejut sekaligus berbunga mendengarnya.
"Krist..."gumam Peck lirih kembali berharap setelah mendengar percakapan pria yang ada di hadapannya kini. Semakin merapatkan telinganya di pembicaraan Victor dan Krist.
"Kalian bukankah di Korea, kemaren Cherren bilang mau ke Korea bersama Toptap yang akan membuka restauran baru di Cheongdamdong..."tanya Victor.
"Korea..."Peck mengirim pesan pada Puim.
Drrrt Drrrt Drrrt
Sending message to Puim
"Puim. Cari tahu dimana letaknya Restauran yang akan di buka oleh Perusahaan Jirakit di Pusat Perbelanjaan Cheongdamdong. Dan pesankan aku tiket ke Korea sore ini. Kau ikut denganku."sending from Peck.
"Baik. Tuan Muda."jawab Puim girang dalam hati.
"Iya phi...ini kita lagi diRestauran bersama Toptap dan Cherren phi..."jawab Krist sembari memeriksa kelengkapan untuk pembukaan Restauran nanti malam.
"Ok. Nanti aku menyusul."jawab Victor menutup panggilan telephonenya.
"Kau...."Victor menatap tajam Peck.
"Hey...aku juga hanya mendengar gosip saja...kau yang bodoh langsung naik pitam...jadi Toptap berpacaran dengan adikmu, Cherren?"tanya Peck, berharap lebih memastikan lagi kebenarannya.
"Ya. Sial. Aku kaget waktu itu. Kau tahu bukan Toptap rivalku..."jawab Victor
"Aku rasa Toptap tidak pernah menganggapmu rival. Kau saja yang tidak mau kalah dengannya...hahahaha..."jawab Peck meninggalkan ruang rapat masih dengan tawanya.
"Sial kau Peck..."umpat Victor
.......................
"Kakak mau kemana?"tanya Singto yang melihat Peck mengemas barangnya.
"Apa urusanmu?"jawab Peck
Singto mengangkat bahunya.
"Terserah..."Singto pergi meninggalkan kakaknya menuju kamarnya.
.............................
Pembukaan telah dimulai. Pintu depan dihiasi dengan balon yang terangkai menjadi sebuah pintu gerbang. Beberapa tamu undangan yang di kenal, lebih tepatnya beberapa teman dan relasi bisnis Toptap. Krist menyambut beberapa tamu undangan. Cherren bersama Toptap yang selalu mendampinginya dengan gaun mini berwarna putih, dilehernya terdapat kalung pemberiaan Toptap tahun lalu sebagai hadiah anniversary mereka. Dengan sepatu putih menambah kecantikannya yang sangat menawan sebagai pendamping Toptap malam ini.
Tanpa Krist sadari. Tanpa Peck sadari. Tanpa Singto sadari. Takdir mempermainkan mereka kembali di waktu yang bersamaan. Lebih tepatnya kepada Krist. Tanpa Krist sadari...
"Krist..."secara bersamaan Singto dan Peck datang menghampiri Krist yang tengah berbincang dengan Push yang menemaninya dalam acara malam ini. Kakak beradik itu terkejut
"Kak..."gumam Singto
"Sing..."gumam Peck
"Untuk apa kau disini?"keduanya menanyakan pertanyaan yang sama. Saling menatap, lalu menatap yang dituju.
"Swaddekhap phi Peck, phi Singto..."Krist dengan terkejut memberi salam dibalas Peck dan Singto bersamaan. Lagi-lagi keduanya saling menatap. Seolah tahu apa yang dipikirkan diantara keduanya.
Bersamaan dengan itu Push memberi salam kepada Peck dan Singto. Peck dan Singto memandang Push. Tampan. Tinggi. Menawan. Dengan setelan yang sama dengan Krist.
Kemeja dan celana panjang putih di balut jas biru langit tersenyum ramah ke arah Peck dan Singto. Terlihat sangat serasi dengan Krist. Seolah pakaian yang dikenakan Krist dan Push adalah couple.
Singto dan Peck bertanya dalam hati. Hati keduanya terasa panas.
"Siapa pria yang didekat Krist?"batin Singto terasa terbakar.
"Siapakah dia?apa hubungan dia dengan Krist?"batin Peck terasa panas.
Cherren yang menyadari menarik lengan kekasihnya lalu menatap ke arah Krist berada. Victor yang ada bersama dengan mereka tak kalah terkejutnya.
"Sialan!!!mau apa mereka kemari!!!gawat bila Godt mendengar ini"umpat Toptap tanpa sadar.
"Phi....jaga ucapanmu..."Cherren mengelus-elus lengan Toptap. Cherren tahu apa yang telah Krist lalui.
"Maksudmu??!"tanya Victor penasaran......

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang