eps14

1K 84 9
                                    

"Kemana?"Peck mengajak Krist di sebuah butik ternama. Sesampainya di butik itu. Krist membelalakkan matanya.
"Ini kan butik....Kak Punpun...Mati aku!!!"Krist terkejut melekatkan wajahnya di kaca pintu mobil, melihat dari balik jendela mobil Peck. Peck tertawa melihat tingkah Krist.
Krist memalingkan wajahnya menatap Peck.
"Phi...ngapain kita ke sini?"tanya Krist tersenyum senormal mungkin.
"Tentu saja membeli baju. Itu kan toko pakaian."Peck menggelengkan kepalanya, saat melihat Krist yang tersenyum canggung. Peck keluar dari mobil. Tetapi Krist masih didalam mobil tanpa melepaskan sabuk pengamannya. Krist ragu untuk mengikuti Bossnya masuk ke dalam.
"Ayo..."Peck membuka mobilnya terkejut mendapati Krist masih memakai sabuk pengamannya.
"Phi...tidak bisakah kita cari di tempat lain saja?"pinta Krist.
"Kenapa?"tanya Peck terlihat membawa paper bag yang dibawanya setelah mereka keluar dari Rainbow Cafe.
"....."Krist hanya tersenyum tidak bisa memberikan alasan yang tepat.
Peck mendekatkan wajahnya untuk melepaskan sabuk pengaman digenggam erat oleh Krist sembari menggelengkan kepalanya ke arah Peck, jantungnya serasa berdetak kencang saat Krist begitu dekat dengannya. Keduanya saling menatap.
"Phi..."Peck tersadar saat Krist memanggilnya.
"Ayo..."Peck menggenggam tangan Krist, menarik Krist untuk ikut masuk ke dalam.
"Swaddekhap..Tuan Muda Peck..."Cici memberi salam pada Peck langganannya.
"Ohh...Phi Krist...anda juga ingin bertemu dengan kakak anda?"tanya cici.
"Kakak?"Peck menatap Krist penuh tanda tanya. Krist hanya tersenyum canggung ke arah Peck. Namtan yang turun dari lantai atas melihat adiknya, menjadi heran.
"Hi...Peck..."Namtan berjalan menuruni anak tangga, heran dengan kelakuan adiknya yang bersembunyi di belakang Peck, padahal kakaknya ini bisa melihat dengan jelas bahwa itu adik bungsunya.
"Kitty~my baby...kenapa kau disini?"tanya Namtan memeluk Krist.
"Hi...Kak...hehehe..."Krist melihat ke arah Peck tersenyum canggung padanya. Membuat Namtan bertanya-tanya.
"Peck...mana pasanganmu?"goda Namtan masih memeluk adik bungsunya.
"Ya. Dan ini calon Pengantinku kakak ipar..."Peck tersenyum melepaskan pelukan Namtan dan kembali Peck yang memeluknya. Membuat semua yang ada disitu terkejut.
"What?!"semua serempak kecuali Peck, termasuk Punpun yang turun dari lantai atas.
"Tidak. Tidak. Tidak. Phi Peck adalah Bossku kak..."Krist panik menjelaskan apa yang terjadi.
"What?!"Punpun dan Namtan lagi-lagi terkejut dengan penjelasan Krist.
"Ayo...kita ke atas saja..."Punpun mengajak Krist dan Peck untuk ke ruang pribadi diatas.
...................
"It's fate or coincidence?!"gumam Namtan dan Punpun kakaknya saling berpandangan
"au...setelah aku menembakmu bukankah setelah itu aku melamarmu...hahaha"sela Peck tertawa terbahak-bahak duduk disamping Krist. Secara diam-diam Namtan menghubungi kakak pertamanya Godt dan mengatakan Krist membawa calon adik iparnya dan ingin menikah dengan keluarga Ruangroj.Corp yaitu Peck Palitchocke Ruangroj. Saat itu juga Godt yang sedang Gym langsung membalas chat adik perempuannya.
"What?!"balas Godt.
"Tahan mereka, aku segera ke sana."pinta Godt.
"Ok. Phi..."balas Namtan.
"Ini kak..."Peck memberikan cake yang dibelinya tadi. Sengaja di berikan Peck untuk Punpun. Walau tidak menyangka ada Namtan yang juga kakak perempuan Krist di Butik PS.
Godt datang. Menatap orang orang yang duduk disebelah Krist.
"Kakak..."serempak Krist dan Punpun berdiri, keheranan melihat kakak pertama mereka juga datang ke Butiknya.
Godt menjabat tangan Peck.
"Godt. Kakak pertama Krist. Kau akan menikah dengan adikku?"Krist terkejut, Namtan menahan tawanya.
"Ya. Peck Palitchocke Ruangroj. Pacar sekaligus calon adik ipar anda phi..."Peck terlihat serius.
Krist menarik lengan Peck. Godt memperhatikan dengan seksama.
"Phi...hentikan candaannya..."bisik Peck.
"Aku tidak bercanda Krist. Aku serius. Bukankah kita sudah membicarakan saat kita makan tadi. Aku mencintaimu. Krist... jadi aku serius."jelas Peck juga berbisik di telinga Krist membuat yang lain percaya. Membuat kakak-kakak Krist yang mendengarnya menjadi terkejut.
"Oho!!!anak muda!!!baru phi katakan semalam!!!Phi tidak menyetujui bila Kau menikah sekarang!!!"Godt kini duduk diantara Peck dan Krist. Godt memang kakak yang paling overprotektif dan paling memanjakan Krist.
"Dan kau Nong...aku tidak setuju Krist menikah sekarang."Krist hanya menekan keningnya yang mulai terasa pening.
"Sebentar...mengapa aku sepertinya pernah mengalami hal ini sebelumnya ya..."batin Krist, lalu menepuk jidatnya.
"Ohy....Singto...dia juga bertingkah seperti ini semalam...au aahhh...kepalaku pusing...menghadapi kakak beradik ini..."batin Krist
"Saya tidak keberatan kak...hanya saja Saya secara resmi mengutarakan maksud hati saya melamar Krist secara resmi di depan kakak-kakaknya. Biarlah kami mengembangkan Perusahaan bersama-sama terlebih dahulu. Baru setelah itu memikirkan kembali pernikahan kami."jelas Peck tampak serius.
"Ok. Aku setuju."jawab Godt mengangguk.
"Hah??!"semua serempak.
"Maksudku...Percintaan urusan kalian. Aku ingin dia menikmati masa mudanya dulu."perintah Godt menatap langsung ke arah Peck menekankan setiap perkataannya.
"Phi..."Krist menarik lengan Godt agar berhenti mengintimidasi Peck. Krist melihat Peck menggelengkan kepalanya, seolah mengatakan
"Aku tidak apa-apa."
"Apa?!!Kau ingin membelanya!!!Setelah kalian memberi kode barusan..."Krist menggelengkan kepalanya, daripada kakaknya lebih salah paham lagi. Lebih baik Krist diam. Akhirnya perbincangan terjadi antara kakak-kakaknya dengan Peck.
.................
Peck hanya tersenyum melihat Krist kesal dengan segala gerutunya
"Kebetulan apaan, pasti kak Nam yang kasih tahu phi Godt. Phi juga..."sungut Krist.
"Tuhkan...kita tidak ada waktu lagi."Krist melihat jam tangannya  untuk agenda Peck berikutnya.
...............
Singto kembali dengan moodnya dan muka datarnya. Beberapa kali Singto mencoba mencari Krist. Namun Krist sangat sibuk dengan pekerjaannya. Untuk mencoba mengajak makan siangpun tidak bisa. Sampai membuat Puim heran menggelengkan kepalanya karena Tuan Muda Singtonya bolak-balik, mondar-mandir mencari kakaknya.
.............
"Phi...Swiss....lebih baik Phi sendiri yang memeriksanya. Dari beberapa yang terkirim ada yang mengganjal di hatiku. Diakhir pekan ini phi ada waktu luang."pinta Krist.
"Kau juga menyadarinya Krist. Ok. Selama 3hari kita disana. Kita berangkat jum'at sore saja."pinta Peck.
"Tidak bisa. Phi Peck jum'at ada waktu luang di malam hari. Hah?! Tadi phi Peck bilang apa?! Aku ikut?!"tanya Krist.
"au..."Krist mengembalikan seterika pada tempatnya. Saat menoleh keterkejutannya ikut ke Swiss. Melupakan sedang menyetrika jas baru Peck dibelinya dari Butik kakaknya tadi mengenai ibu jarinya yang sedang memegang jas berwarna Grey itu.
Peck langsung menghampiri Krist. Memasukkan ibu jari Krist ke dalam mulutnya. Krist terkejut menahan lengkuhan dan rasa geli di seluruh tubuhnya. Peck meniupi ibu jari. Lalu menarik Krist ke kamar mandi. Merendam ibu jarinya dengan air mengalir.
Singto tiba-tiba masuk tidak mendapati Kakaknya dan Krist di ruangannya. Padahal Puim tadi memberitahukannya bahwa Krist dan Peck ada di dalam.
Terdengar suara....
"Phi...sudah hentikan..."Krist merengek.
"Tidak bisa. Masih terasa sakit?" Krist menggeleng. Singto tidak mendengar jawaban Krist. Semakin membuatnya terasa panas.
"Bagaimana? Masih sakit?"tanya Peck. Krist hanya menggeleng. Singto yang mendengar pertanyaan Peck dan tidak mendengar jawaban Krist mencari arah suara dari kamar mandi lalu...
"BRAK!!!"
"Kalian ngapain?!"tanya Singto geram. Pintu kamar mandi dibuka secara kasar membuat Krist dan Peck terkejut, hingga Krist melonjak dalam pelukan Peck. Dalam pandangan Singto Krist sedang berpelukan dengan kakaknya.
"Apa-apaan kau Sing...!!!"bentak Peck yang juga terkejut, jantungnya berdetak kencang karena Krist memeluknya.
Singto meninggalkan kakaknya dan Krist begitu saja dengan kesal. Jantung Krist berdetak kencang.....
Karena terkejut....

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang