eps20

927 78 5
                                    

Drrrt Drrrt Drrrt
Krist tersenyum ketika melihat sending message dari orang yang sangat dirindukannya.
"Kiitt...dimana kau?"tanya Baifern
"Kantor."balas Krist.
"au...lalu kunci rumah?aku tunggu dirumah ya..."balas Baifern.
"Oi!!!Kau pulang!!!Benarkah??!" balas Krist
"I back Kiiit~...coz miss you so much..."balas Baifern.
"u..uum..Ok...tapi kuncinya kau ambil kesini. Aku kasih alamatnya. Nanti kalau sudah sampai hubungi aku."balas Krist.
"I miss you...muach..."balas Baifern.
"I miss you too...muach...muach..muach..." balas Krist tersenyum kecil melihat balasannya sendiri.
"I go now..."balas Baifern.
"Ok."balas Krist.
................
Kriiing Kriiing Kriiing
"Hah??!Krist kau punya pacar?Pacarmu menunggu dibawah. Katanya kau sudah ada janji dengannya."Puim terkejut menerima panggilan telephone dari telephone officenya, tak luput juga dari pendengaran Peck dan Singto yang kebetulan lewat hendak masuk ke ruangannya.
Keduanya berhenti menoleh ke arah Krist yang tersenyum. Krist lalu berdiri mengambil kunci didalam tasnya.
Krist menghampiri Peck lalu memberi salam pada Singto.
"Tuan Muda Peck saya minta izin keluar sebentar untuk menyerahkan kunci rumah saya dengan seseorang yang sudah menunggu saya di bawah."Peck mengangguk mengiyakan. Krist melirik Singto dan Atasannya Peck memberi salam sebelum pergi.
Singto langsung mengikuti Krist dari belakang. Yang ternyata diikuti Peck juga. Singto pura-pura duduk di sofa lobby yang langsung menghadap ke arah gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang.
Seorang gadis cantik menawan membawa sebuah koper. Dengan mini dress bermotif bunga. Rambut gelombang yang terurai dihiasi beberapa aksesoris berbentuk kupu-kupu di rambutnya yang menawan hitam berkilau. Melihat Krist datang langsung merangkulkan lengannya ke leher Krist, Krist melingkarkan tangannya di pinggang Baifern mencium kening gadis yang ada di hadapan Krist kini. Singto dan Peck terkejut.
"Kak...kau kalah telak. Dia cantik sekali."ejek Singto. Walau sebenarnya dalam hati terasa sesak.
"He'em. Tapi belum tentu dia pacarnya kan?!Hei...Lalu kenapa kau mengintip?"tanya Peck melirik adiknya yang ikutan mengintip dari balik majalah yang tidak dibaca tetapi untuk menutupi kepalanya. Begitu juga dengan Peck. Kakaknya yang duduk di sampingnya.
"Aku penasaran kak... Memang kakak tidak penasaran...Ssst!!!aku tidak mendengarnya!!!"ucap Singto sedikit kesal.
"Hei!!!dari sini mana bisa mendengar!!!Krist diluar kita didalam gedung sebesar ini."Peck mulai kesal.
"Maksudku aku tidak bisa membaca gerak gerik mereka kak!!!eehhh gadis itu akan pergi kak!!!tadi Krist bilang kunci rumah kan kak??!jangan-jangan!!!"Singto mulai berasumsi dengan pikirannya sendiri.
"Hu'um..."Peck menatap Singto saat mendengar kata terakhir Singto.
"Krist kembali kak!!!Sembunyi!!!Sembunyi!!!Sembunyi kak!!!"Singto panik sendiri menutupi wajahnya dengan majalah. Kakaknya Peck pun ikut panik menyambar koran yang ada di meja depannya lalu menutupi wajahnya.
..................
Saat Krist keluar. Krist tersenyum bahagia melihat Baifern semakin cantik.
"Fern..."panggil Krist.
"Kiiitttttt....~"Baifern yang melihat Krist didepannya kini, berlari menuju Krist langsung merangkulkan tangannya ke leher Krist.
"I miss you....Kiiit~...so..muach..."Baifern memeluk erat Krist, menenggelamkan kepalanya di bahu Krist.
Setelah itu Krist mengecup kening Baifern.
"Bagaimana kabar Mama and Dad di Belanda?"tanya Krist.
"Mama and Dad miss you, phi God, Khun Pupu and Khun Nam...titip salam dan oleh-oleh untuk Mae dan Pho..."Baifern menepuk-nepuk kopernya.
Krist menggenggam tangan Baifern.
"Ini kunci rumah. Kenapa tidak ketempat phi God?"sungut Krist.
"No.no.no...I miss you so muach...aku come back to Bangkok...just coz miss you so much. You're busy Men now. Yesterday you just give me 1reply my message."Baifern berdiri didepan Krist sembari tersenyum manja.
"Ok.ok.ok. aku tidak bisa lama-lama. Kau bisa pulang sendiri kan?"tanya Krist membantu Baifern di tepi jalan raya membawakan kopernya. Baifern mengangguk.
Krist menghentikan sebuah taxi. Lalu kembali ke meja kerjanya setelah memastikan Baifern melaju pergi kembali menuju rumahnya.
..................
Krist seperti biasa sibuk sekali dengan pekerjaannya. Sesekali memeriksa handphonenya saat Baifern mengiriminya pesan.
"Ya ampuuunnn...Kiit...rumahmu berantakan sekali."Baifern
"Hehehe...ahhh jangan sentuh barang pribadiku!!!"balas Krist
"Lalu kalau aku tidak menyingkirkannya, aku membiarkannya tergeletak didepanku?"Baifern.
"-_-"Krist
"Kau pulang jam berapa?"Baifern
"Aku bisa pulang awal. Tidak ada jadwal penting hari ini."Krist.
Selang 15 menit
"Kiit...phi God menjemputku, aku diminta stay di rumah phi God. And...tonight Kita party, Ok...bye?"Baifern. Krist tertawa kecil membayangkan kakak-kakaknya juga pasti langsung berlari menjemput Baifern setelah tahu Baifern kembali ke Bangkok. Setelah kepergiannya ke Belanda karena Ayahnya yang seorang diplomat di tugaskan untuk bertugas ke Belanda.
....................
"Siapa gadis itu?"
"Sangat dekat dengan Krist."
"Pacar?"
"Tidak...tidak...tidak...Krist pernah bilang dia tidak punya pacar."
"Mungkin sepupu...ya sepupu..."
Singto berpikir bagaimana bisa datang ke rumah Krist.
.......................
Sore itu Peck ditemani Singto menjamu makan malam tamu dari jepang sebelum kepergian para tamu kembali ke jepang. Hingga Peck mabuk berat. Krist dan Singto menuntun Peck sampai ke mobil.
"Terima kasih Pak Yoh..."Krist memberi salam pada Pak Yoh.
Pak Yoh membalas salam Krist dan Tuan Muda Singto, Atasannya meninggalkan Krist dan Singto berdua. Krist lalu memberi salam pada Singto menuju halte bis.
Saat Singto melajukan montor kesayangannya di halte bus itu, Singto masih melihat Krist menunggu. Singto menghampiri Singto.
"Naik. Aku antar kau pulang."Singto berhenti di depan halte.
"Terima kasih. Saya naik bus umum saja. Sebentar lagi pasti datang."tolak Krist halus.
"Sudah malam. Cepat. Sebelum bus menabrakku."teriak Singto. Krist dilihatin orang-orang disekitarnya yang juga sedang menunggu bus.
Singto tersenyum ketika Krist dengan malas naik ke montor Singto karena dilihatin yang lain.
Singto melajukan montornya dengan kencang hingga membuta Krist harus berpegangan pada Singto.
"Pelan-pelan."teriak Krist. Krist lalu teringat dia harus ke rumah kakaknya Godt.
"Ohy aku akan ke rumah kakakku. Aku turun disini saja."pinta Krist ditengah perjalanan mereka.
"Kakakmu yang kemaren?"tanya Singto.
"Ya."jawab Krist. Singto langsung melajukan montornya dengan kencang. Tersenyum kecil.
"Hey!!!!"teriak Krist, Singto terus melajukan montor kesayangannya.
Sesampainya di rumah Godt. Yang bersamaan dengan Kakaknya Punpun yang juga baru pulang dari galerynya, melihat Singto.
"Hi...Sing...Ayo masuk...kita ada party malam ini..."Punpun menghampiri Singto.
"Hehehe kesempatan..."batin Singto.
"Tapi kak..."Singto ragu melirik Krist yang melotot padanya.
"Kak..kenapa ngajak dia sich...dia perusuh..."rengek Krist.
"Kit!!!ayo Sing...kita main kartu lagi...biarkan dia.."Punpun menarik tangan Singto.
"Baiklah kak..."Singto tersenyum pada Krist. Krist semakin kesal.
Singto memasukkan montornya ke halaman rumah Godt. Krist menunggu Singto didepan pintu hanya untuk mengatakan.
"Tinggal pulang kenapa. Awas kalau bikin rusuh..."bisik Krist.
Singto mencoba mengambil kesempatan. Krist melangkah masuk ke rumah. Tiba-tiba Singto menarik lengan Krist dan memeluk Krist.
"Karena aku memang sengaja untuk tetap disini."bisik Singto.
Godt keluar dengan tampang terkejut dan berubah geram.
"Apa yang kalian lakukan??! Beraninya kalian berpelukan diluar rumahku!!!"teriak Godt overprotektifnya naik.
"Kak...Mati aku!!"Krist terkejut lalu memicingkan matanya saat kakaknya menarik Krist dari pelukan Singto. Singto tersenyum manis.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang