eps16

978 76 0
                                    

"Kau ingin makan apa Krist?"tanya Peck.
"Fried chicken phi..."jawab Singto.
"Aku tidak tanya kamu."jawab Peck. Krist menengok ke arah Singto yang cemberut karena kesal.
"Fried chicken saja phi..."jawab Krist tersenyum geli.
"Jangan pedulikan dia. Anggap saja dia tidak ada. Sushi?"Peck menengok adiknya sebentar untuk memicingkan mata ke arahnya.
"Aku ada. Buktinya aku ikut."bantah Singto.
"Kau tidak ada. Kau memaksa ikut. Buktinya aku tidak ingin kau ikut"balas Peck
"Sudah...sudah hari ini Fried chicken saja dulu. Besuk kita makan sushi. Tidak apa-apa phi Peck?"tanya Krist tersenyum manis ke arah Peck.
"Aku ikut waktu makan sushi."balas Singto.
"Ngapaiiinnn!!!"Peck semakin kesal. Krist mengelus-elus lengan Peck.
.............
Dari pesan makanan sampai makan Krist selalu diperhatikan kakaknya, dudukpun kakaknya meminta untuk duduk disebelah kirinya di sofa panjang, singto duduk di sebelah kirinya Krist. Perhatian kakaknya yang lebih terhadap Krist membuat Singto kesal.
"Kalian pacaran?"tanya Singto tanpa basa-basi saat makan, sampai membuat Krist tersedak.
"Uhuk...uhuk...uhuk..."Krist terbatuk-batuk. Singto langsung menyodorkan minumannya bersamaan dengan kakaknya. Saat melirik keduanya, Krist lebih memilih mengangguk 1x lalu mengambil minumannya sendiri. Terlihat wajah saling mengejek di keduanya.
"Tidakkah terlalu kelihatan di mata orang lain."sindir Singto.
"Saya minta maaf...Saya tidak bermaksud untuk bersikap seperti itu.. Tuan Muda Singto...apabila sikap saya membuat kesalahpahaman bagi orang lain. Seperti yang sudah saya jelaskan waktu itu. Saya tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun termasuk dengan atasan saya. Saya harap Tuan Muda jelas dengan jawaban saya. Tuan Muda Singto, tidak perlu khawatir terhadap kakak anda. Saya bisa bersikap profesionalisme dalam bekerja."jawab Krist membuat Peck merasa sakit hati mendengar jawaban itu. Krist setelah itu hanya diam menikmati makanannya.
"Kau memang keterlaluan!!!jadi kau mengikutiku makan hanya untuk mengawasiku!!!"batin Krist kesal dalam hati.
Peck merasa khawatir perkataan dan sikap adiknya akan menjadi penghalang untuk Krist menerimanya sebagai kekasih. Singto lagi-lagi merasa bersalah dengan sikapnya. Kepalanya terasa pening dengan sikap diam Krist padanya...lagi...
..............
Sepulang mereka dari lunch, Krist berpamitan untuk pergi terlebih dahulu. Dan kembali ke meja kerjanya.
"Ikut aku...aku ingin bicara denganmu."Peck dengan nada kesal meminta adiknya Singto untuk mengikutinya menuju ruang kerja Singto.
...........
"Sebenarnya apa maksudmu dengan sikapmu, seperti tadi?" tanya Peck kesal.
"Tidak ada. Aku cuma bertanya. Dari sikap kalian. Aku...aku cuma ingin tahu saja."jawab Singto sekenanya.
"Kalau Iya. Kakakmu ini suka pada Krist. Trus kau mau apa?"Peck merasa kesal.
"Kakak beneran menyukainya?"tanya Singto.
"Iya. Kenapa? Kakak serius, Sing... Sejak pertama kali kakak bertemu secara kesalapahaman dengan Krist. Kakak sudah jatuh hati padanya. Bahkan kakak sudah tahu keluarganya. Kakak sudah terang-terangan menyatakan lamaran padanya. Lalu ada apa denganmu? Kenapa kau sangat keterlaluan akhir-akhir ini pada Krist. Sudah cukup kakak mendiamkanmu."Peck meluapkan seluruh emosinya.
"Apa?!kakak melamarnya?!"tanya Singto terkejut.
"Kakak sudah tahu keluarganya dari awal. Dan kemaren kakak terang-terangan menemui mereka. Walau sebenarnya Khun Punpun dulu yang ingin kutemui, tetapi tak kusangka semua ada di  sana. Kau tahu!!!kakak merasa karena sikapmu itu Krist sekarang menjaga sikapnya padaku. Dia sangat membatasi atasan dan bawahan. Sebenarnya apa maumu?! Dari pacar kakak yang dulu-dulu. Kau tidak pernah bersikap seperti ini."Peck benar-benar terlihat kesal pada Singto.
"Tidak ada. Memang salah bila aku bertanya?"jawab Singto.
"Tidak. Hanya saja sikapmu tidak seperti biasanya yang tidak pernah peduli siapa pasanganku. Aku akan mengejar Krist. Aku ingin Krist menjadi pasanganku. Ingat!!!dia akan menjadi kakak Iparmu. Jangan bersikap tidak sopan lagi seperti tadi."pinta Peck pada adiknya.
.................
Setelah kepergian kakaknya, Singto tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Sekarang kepalanya terasa penuh mengingat semua kata-kata kakaknya tadi. Bahunya terasa berat. Tengkuknya terasa kaku. Dan bila melihat Krist berubah sikap tersakiti kata-katanya dadanya terasa sesak. Singto melihat telephone officenya meminta pada Mild tetapi diurungkannya.
Akhirnya Singto pergi keluar menuju toko bunga.
"Selamat Siang, ada yang bisa saya bantu Tuan?"tanya pegawai flower house.
"Eeer...errrr...saya ingin buket bunga mawar warna pink dan mawar putih."jawab Singto.
"Baik. Tuan. Tunggu sebentar."jawab pegawai flower house.
.....
"Apakah anda ingn menuliskan pesan untuk kekasih anda tuan? Silahkan..."petugas itu menunjuk beberapa kartu bergambar didepan meja kasirnya.
"Errr...errr...ini untuk di kirim saja..."jawab Singto malu.
"au...terlihat roumantis bila anda memberikan secara langsung pada kekasih anda...Baiklah kalau itu keinginan anda."jawab Petugas flower house itu dengan ramah. Singto hanya tersenyum.
.......
Krist terkejut setelah seorang kurir mengiriminya buket nan cantik.
"ui....siapakah ini?"Puim menggoda Krist yang tersipu malu.
"Aku iri padamu, Krist...pacarku saja belum pernah memberiku buket."Puim mengerucutkan bibir tipisnya.
"Aku tidak tahu..."tetapi mata Krist menatap Peck.
"Apakah phi Peck yang mengirimi buket ini?"tanya Krist dalam hati menatap Peck dari balik kaca.
"eh..eh..eh.. Krist ada pesan.."kata Puim ikut penasaran.
~~~~~~
Aku minta maaf atas segala sikapku kemaren dan hari ini bila menyakiti hatimu...
                                       Ttd S.P
                                          ~~~~~~~~
"S.P...wuih...pacarmu Krist?kalian bertengkar?ihhhh...ada yang tersipu maluu..."goda Puim. Keduanya terkejut melihat Peck keluar dari ruangannya. Secara spontan Krist menyembunyikan notenya di saku celananya.
"Ada apa?"tanya Peck penasaran. Lalu melihat ke arah meja kerja Krist terdapat buket yang sangat indah.
"Ini Mr. Peck....Krist bertengkar dengan pacarnya, untuk meminta maaf, pacarnya Krist memberikan buket pada Krist. Roumantis sekali...andai pacarku juga memberiku buket..."Puim membayangkan pacarnya, Krist tersenyum kaku, Peck terlihat terkejut.
"Kau sudah punya kekasih Krist..."batin Peck.
"Bukan. Bukan. Bukan Aku belum punya pacar. Aku belum punya pacar. A..aku..aku...tidak tahu siapa ini..."jawab Krist secepat kilat setelah melihat ekspresi kedua teman didepannya.
"au...brarti dia pengagum rahasiamu Krist...siapa tadi... Inisialnya...S...s...."Krist langsung membekap mulut Puim. Puim melirik Krist yang tersenyum canggung padanya. Peck jadi tersenyum kembali.
"Kau malu Krist...siapa ya...yang dari perusahaan kita..phi sha..phi steven...keduanya yang paling tampan di Perusahaan kita...cocok untuk kamu yang cantik Krist."gumam Puim.
"Siapa ya rivalku...Sha...steven memang paling tampan disini..."batin Peck ikutan penasaran.
"Aku tidak cantik. Tapi tampan."protes Krist.
"Ya...ya...ya...kau tampan plus cantik melebihi aku...aku saja sampai mengagumi kecantikanmu...Benar tidak Mr. Peck?"tanya Puim.
"Ya. Kau sangat cantik."Peck lalu pergi kembali ke ruangannya dengan perasaan lega. Puim dan Krist saling menatap setelah mendengar Peck memuji Krist didepan Puim. Puim menyikut Krist sembari tersenyum menggoda Krist.
...............
Singto mengacak-acak rambutnya.
"Apa yang kulakukan?kenapa aku mengiriminya buket?dia mikir apa nanti? Ini juga...kenapa aku beli Cappucino latte es..."Singto memandangi Cappucino Latte di atas meja kerjanya, untuk diberikan pada Krist tetapi bingung harus bicara apa.
"Krist...ini...kau haus bukan."
"Tidak...tidak...tidak..."
"Krist...minuman kesukaanmu...hehehe"
"Tidak...tidak...tidak..."
"Krist...maaf..."
Mild yang melihat tingkah Bossnya dari kaca, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dia memang terkenal dengan julukan The Killer dan Boss Gila...dan sekarang aku selalu melihatnya...aku harus berdoa.. Mencari penolak bala... Aku jadi rindu Miss Puim...."Mild merekatkan tangannya menghadap ke atas.
............
"Huacim...huacimm...huacim"Puim bersin-bersin tanpa henti. Membuat Krist mengelus-elus punggung Puim.
"Ini...minum dulu obat herbal yang pernah kau berikan padaku. Aku sengaja menaruhnya disini. Agar kita sewaktu-waktu bisa memakannya."jelas Krist
"Atau kekasihmu rindu padamu..."goda Krist

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang