eps22

892 81 17
                                    

"Untuk hukuman bagi yang kalah. Besuk pagi harus siapin sarapan pagi."ujar Punpun menenggak minumannya.
"Kak...bantu aku bawa Fern ke kamar."pinta Krist pada Punpun yang sudah terkapar oleh minumannya.
"Aku juga mau tidur."Namtan mengikuti Krist dan Punpun.
Singto membersihkan kekacauan itu. Krist kembali menghampiri Singto yang sedang membersihkan tempat yang di jadikan untuk pesta. Krist membantu membersihkannya.
"Terima kasih Phi..."ucap Krist lirih yang duduk disampingnya.
Krist terlihat sangat menawan dengan senyum manisnya. Singto mendekati Krist, Krist menatap Singto, mendekatinya, dengan penuh tanda tanya Krist terus menatap Singto yang tersenyum manis. Menggeser lagi kini jarak itu sudah didepan mata.
"Hey...phi...kau...mau apa?"tanya Krist menatap Singto penuh tanda tanya.
"Mengikuti instingku..."Singto memegang dagu Krist lalu menciumnya. Sesaat keduanya saling menatap. Hanyut dalam perasaan masing-masing.
Singto sedikit demi sedikit mendekatkan wajahnya. Krist hanyut dalam perasaan itu. Jantungnya berdetak kencang. Merasakan sedikit demi sedikit Singto mendekatkan wajahnya. Mencium aroma Singto.
Saat jarak itu begitu tipis, Krist memejamkan wajahnya. Singto tersenyum saat Krist memberi lampu hijau.
Lalu mencium dan menggigit bibir bawahnya, lalu melumat bibir manis itu. Memanggutnya. Menyesapnya berulang. Untuk sesaat Krist menerima ciuman itu.
Krist membelalakkan matanya lalu mendorong Singto dan berdiri.
"Maaf..a..aku...aku bukan..." Krist hendak pergi meninggalkan Singto. Singto menahan Krist menarik lengan dan memeluknya erat.
"Aku juga bukan...Krist...tetapi... entah kenapa kau selalu menarikku untuk selalu membuatmu berada dekat denganku. Bukankah kau juga merasakannya. Seperti ini..." Singto mencium Krist dengan intens. Kini lebih menuntut. Menyesap seluruhnya. Membuat seluruh tubuh Krist bergetar. Tangan Krist mulai memeluk punggung Singto menikmati ciuman itu. Singto lebih melumat dan terus melumatnya. Tangan Krist yang menyentuh punggung Singto, kini memegang bahu Singto untuk lebih dalam menikmati ciuman itu.
Singto melepaskan lumatan itu, napasnya memburu...
"Krist...maukah kau menjadi pacarku?"tanya Singto, terlihat Krist tersipu malu. Menggangguk mengiyakan.
"Yes. I do."jawab Krist. Singto tersenyum bahagia. Keduanya saling menatap. Singto kembali mencium Krist. Kini lebih dalam karena rasa ingin memiliki lebih intens lagi. Dan kini Krist juga menikmati ciuman itu.
Saat Singto melepas lumatan itu, sedikit rasa kecewa dan ingin berciuman lagi terlihat jelas di bibir manis Krist yang sudah mengerucut , terlihat imut dimata Singto.
Singto tersenyum kecil, lalu menarik Krist keluar rumah Godt, kakak Krist. Melajukan sepeda montor kesayangannya menembus malam yang terasa sangat indah dalam dekapan erat Krist, pacarnya kini.
Sesampainya Singto memarkirkan montor kesayangannya. Singto menarik Krist menuju kamarnya. Didepan pintu kamar Krist...
"Kuncinya...?"Singto meminta kunci kamar Krist yang terpaku pada ketampanan Singto.
"Phi Sing..."Krist tersipu malu...
"Berpelukan saja kakak Ipar mengunciku, apalagi melihat kita bermesraan di rumahnya."Singto bergidik membayangkannya.
"Hey...itu karena phi Godt sangat...uumm"saat Singto menutup pintu kamar Krist. Singto langsung melumat Krist.
Menuntun Krist ke ranjangnya. Melepaskan satu persatu pakaiannya. Tertinggal boxer warna grey. Membuat Krist terpesona melihat setiap lekukan otot perut dan dadanya yang bidang.
Singto yang berada di atas Krist, menatap Krist dengan mata yang memancarkan bahwa dirinya kini telah jatuh hati pada pria manis didepannya kini.
Krist juga tenggelam dalam hatinya. Pria tampan yang ada di hadapannya kini telah membuatnya tak ingin untuk melepaskan pandangannya. Singto meletakkan tangan kanan Krist ke hatinya yang berdetak kencang. Krist menatap Singto tapjup.
"Kau begitu indah..."Singto memegang kedua pipi Krist yang memejamkan matanya merasakan debaran Singto, mengecup bibir manisnya 3kali. Melumat bibir manis itu. Berulang. Lembut.
Sesaat Singto melepaskan lumatan itu dan tersenyum. Kristpun juga tersenyum bahagia. Lalu kembali melumat bibir merah muda itu.
Krist menikmati lumatan lumatan Singto. Seluruh tubuhnya bergetar.
Saat bibir itu menyesap leher seputih susu itu, Krist menahan rasa nikmat yang dirasakan.
Meningkatkan gairah Singto.
"Aku harus menandai kepemilikkanku. Biar semua orang tahu."batin Singto. Singto menandai 2tanda yang akan terlihat dengan jelas. Di depan dan belakang leher Krist.
Kini menandai dada kiri Krist, menghisapnya dalam. Menjilat merah muda yang menonjol, Krist melengkuh menikmati sensasinya. Mendesah tak tertahan. Tubuhnyapun bergetar dan menggelinjang.
Singto semakin ingin melumat ketika mendengar lengkuhan Krist setiap sesapan itu semakin nikmat.
"uuhhh...uuahhh...phi...Singto..."tangan Krist merengkuh erat punggung Singto. Membuat daerah intim Krist mulai berkedut. Krist menelan ludahnya.
Mendengar namanya disebut pertama kali dalam bercinta dari sela lengkuhan Krist. Membuat Singto semakin menginginkan lebih.
Singto langsung memasukkan adik kecil seluruhnya ke dalam mulutnya sampai terdalam, lalu berhenti tanpa melepaskannya.
Krist menggelinjang. Tubuhnya langsung bergetar hebat.
"aaahhh...phi Singto..."Krist menjambak rambut Singto. Singto menyeringai.
"Nikmati itu baby...~"batin Singto menyeringai. Menyesap. Sesap. Sesapan kecil. Kembali Krist terus menggelinjang tak tentu arah. Sensasi itu seperti membunuhnya.
Menginginkan lebih. Setiap sesapan kecil itu. Krist menjambak rambut Singto. Mencengkeram bahu Singto. Meraih ranjangnya untuk meremasnya.
Singto dengan sengaja secara perlahan mengeluarkannya, itupun membuat seluruh tubuh Krist menggelinjang. Singto melihat cairan kental keluar, lalu mengolesnya secara perlahan di seluruh adik kecil Krist.
Lalu Singto menjilati dua tonjolan kecil itu.
"Phi Singto..."Krist menggigit bibir bawahnya.
"Phi...uumm..."Krist semakin menggelinjang. Singto mengangkat kaki kiri Krist. Adik kecil Singto meronta-ronta. Singto meraup dengan rakus adik kecil Krist.
Krist meremas ranjang ketika Singto mulai menjilat lubang pribadinya.
"Phi Sing....ahhh..."Krist menggelengkan kepala kekiri dan ke kanan, Singto lebih ingin menjilatinya lagi mendengar Krist menyebut namanya.
Singto melumuri jari telunjuknya dengan percum Krist lalu masuk ke victim area privasi Krist...
"Sakiiiittt....!!!!phi...stop..."Singto lalu berbisik di telinga Krist.
"Tahan sebentar..."Singto lalu melumat bibir manis itu. Lalu menyesap tonjolan merah muda. Sembari perlahan-lahan mengerakkan jarinya. Lalu memasukkan kedua jari lainnya.
Napas Krist memburu. Keringat membasahi seluruh tubuhnya.
Adik kecil Singto yang terus meronta-ronta, menginginkan jemarinya mempercepat menggelitik di area victim Krist, mengeluarkan percumnya.
Singto melepas jarinya, melumuri adiknya dengan cairan kental. Lalu langsung menghentak, menerobos masuk sampai ke dalam.
"Aaahk!!!Phi Sing...sakit..."Krist menangis tidak mampu menahannya.
"Maafkan phi...sayang...tahan sebentar ya..."bisik Singto, mengusap air mata Krist yang mengalir di pelupuk matanya.
Kini secara perlahan Singto menggerakkan adik kecilnya.
Krist terus menangis menahan rasa sakit itu...hingga lagi-lagi terngiang nama Singto dalam desahan Krist.
"Phi Sing...cepat.."racau Krist, Singto tersenyum bahagia, semakin memburu napasnya.
"Ohhh...sayang...lubangmu berkedut menghimpit adikku sangat nikmat...didalam sangat..."Singto langsung menghujam, semakin dalam, dan terus menghujam lebih dalam, tangan kiri Singto memanjakan adik kecil Krist.
Hingga keduanya mencapai klimaksnya bersamaan. Singto menjatuhkan tubuhnya disamping Krist. Mengangkat tangan kanannya sebagai bantalan Krist.
"Phi aku lelah...aku mengantuk..."napas Krist tersengal-sengal, begitu juga dengan Singto.
"Tidurlah sayang...I Love you..."Singto memeluk Krist, Krist mendekap tangan Singto yang memeluknya, agar lebih erat dalam dekapan Singto tanpa melepaskan tautan keduanya.
Singto menarik selimut, tersenyum mengecup kepala belakang Krist. Mendekap Krist erat, mencium aroma tubuhnya.
Berharap untuk terus mendekapnya seperti ini untuk selamanya.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang