eps51

1K 62 8
                                    

Setahun Krist masih terlelap dengan tidurnya. Setiap hari Godt selalu memeriksa keadaan adik kesayangannya. Push tidak berani mendekati Krist lagi.
Rapsiri setelah mengetahui siapa yang dimaksud dengan Kekasih putra kesayangannya. Rapsiri berujar untuk menjauhi putranya. Karena Rapsiri juga tidak menyetujui hubungannya dengan pria yang diketahui Rapsiri bernama Push itu.
Push yang mencoba beberapa kali untuk mendekati Krist namun tidak bisa karena selalu ada Jack atau Rapsiri di kamar. Push yang memberi salampun, Rapsiri hanya sebatas membalas salam Push saja.
Untuk beranjak masuk ke dalam kamar Kristpun sekedar ingin melihat wajah kekasihnya juga tidak bisa. Karena Jack dan Rapsiri selalu menemani Krist di kamar putra kesayangannya.
Suatu malam....
Tiba-tiba Krist kejang-kejang...
"Dokter....Godt....Godt..."Rapsiri sambil menangis, dimana malam itu, Rapsiri tidak bisa tidur. Perasaannya tidak enak hati sedari pagi. Rapsiri langsung menghubungi no putra pertamanya, Godt.
Jack langsung berlari menghampiri ruangan recepsionist memanggil para suster.
"Godt...Godt...cepat kesini sayang...adikmu kejang-kejang...Mae takut...."ucap Rapsiri ketakutan.
"Ya. Mae. Godt kesana sekarang." jawab Godt langsung berlari meninggalkan kantornya. Tak berselang lama Godt datang.
"Godt..."Rapsiri yang semula menangis dipelukan suaminya, setelah putranya datang langsung menghampiri dan memeluk putra pertamanya. Godt menunggu penanganan Dr. Jhon
Setelah Krist mulai tenang kembali. Dr. Jhon menghampiri Godt.
"Tidak apa-apa tante...Krist sudah melewati masa kritisnya."jelas Dr Jhon.
"Apa?!masa kristis...Godt...kita bawa saja Kiit ke luar negeri ya...Mae takut...."pinta Rapsiri menggenggam erat lengan Godt.
"Tidak apa-apa ogh tan...Krist baik-baik saja..."jelas Dr. Jhon yang langsung dipotong Rapsiri yang masih ketakutan.
"Baik!!!bagaimana bisa baik-baik saja. Aku hanya bisa melihat putraku kejang-kejang seperti itu?!"ucap Rapsiri agak sedikit meninggikan oktaf nada bicaranya.
"Mae...tenang...Jhon benar Mae...Krist baik-baik saja Mae..." Godt memeluk Maenya yang menangis tanpa henti.
"Kiiit...adikmu Godt...Kiittyku..."ucap Rapsiri dalam tangisnya memeluk putra kesayangannya. Godt memeluk erat Mae nya. Mengelus-elus punggungnya.
...............................
Waktu terus berlalu...
"Tuan Krist...kekasih anda sudah tiba..."seorang suster yang sedang memeriksa keadaan Krist. Singto tersenyum mendengarnya.
"Terima kasih sus..."Singto merapikan beberapa makanan yang tersisa di meja nakas setelah suster itu meninggalkannya.
"Sayang...cepat bangun...kita ke pantai yuk...berdua..."ucap Singto duduk disamping Krist yang masih juga tertidur lelap.
Hari ini adalah weekend bagi Singto bebas dalam pekerjaannya. Kedua orang tuanya meminta Rapsiri dan Jack untuk pulang ke rumah. Agar 2hari ini Singto yang ditugaskan kedua orang tua Singto untuk menemani Krist di kamarnya.
...........................
"Godt...semua terlihat normal saja sejauh ini...kau tidak mencoba bertanya pada Prof. Eric yang di New York...mencoba berkonsultasi pada Beliau."ucap Jhon yang datang menghampiri Godt di ruangan nya.
"Ya. Aku sudah mengirim email semalam. Aku harap Prof. Eric mau membantuku."jelas Godt terlihat memikirkan sesuatu di depan Jhon yang duduk di depannya.
.....................................
Waktu terus berlalu....
3tahun kemudian.....
"Kiit....sedang apa kau?!"ucap Singto ketika duduk di samping Krist yang tertidur lelap di ranjang pasiennya.
"Hari ini aku mendapat tiket nonton dari temanku...kalau kau cepat bangun...aku akan menerimanya..."Singto menggoda Krist.
"Haabiss ituuu...kita makan makanan kesukaanmu...gimana?!"Singto mengusap-usap pipi Krist yang sudah kembali normal kembali walau ada beberapa noda kecil yang membekas. Singto menghela napasnya panjang.
"Bangun sayang...."Singto menautkan jari kelingkingnya di kelingking Krist, bermain-main dengan jemari Krist.
..............................
3,5tahun kemudian....
Karena tanpa restu dari kedua orangtua Krist. Untuk waktu yang lama. Dan dari desakan kedua orang tua nya. Push akhirnya menerima hari-hari nya bersama Warattaya Nilkuha.
Dan di 3,5tahun Krist tertidur dalam mimpinya. Push menikahi Warattaya sebagai istrinya.
Sehari sebelum pernikahannya...
Push meminta Godt untuk memberikan izin menemui Krist yang terakhir kali sendirian. Godt memberikan izin itu karena Godt mengerti akan perasaan Push saat itu.
"Sayang...besuk adalah Pernikahanku bersama Warattaya...aku meminta izinmu untuk menikahinya...kita belum secara resmi berpisah...mulai hari ini...malam ini...kita berpisah....harapanku Kau tersenyum kembali....aku mencintaimu Perawat Sangpotirat..."untuk terakhir kalinya Push mencium kening, kedua mata Krist, kedua pipi Krist, lalu mencium lembut bibir manis merah muda itu.
Setelah kepergian Push. Di kedua sudut mata Krist terurai airmata Krist yang mengalir di kedua pipi Krist.
Jari telunjuk Krist mulai bergerak-gerak...lalu berhenti kembali....
...............................
Waktu kembali berlalu...Krist masih tertidur lelap...Di tahun ke 5...Di tengah malam pada tanggal 24 Desember...pukul 12.00malam....Di Weekendnya seperti biasa Singto yang menjaga Krist.
Di dalam mimpi Krist...
Krist duduk termenung di sebuah rumah. Rumah itu terlihat sedikit mirip dengan rumah Singto, membaca beberapa kertas-kertas yang bertumpuk di meja, sedikit cookies dan teh hangat.
Sesekali Krist memandang keluar, terdapat pintu kaca yang terhubung dengan pekarangan rumah yang asri, seperti sebuah taman kota.
Krist terlihat bahagia ketika seseorang datang masuk ke dalam rumahnya. Seseorang yang sudah lama ditunggunya. Seseorang yang diharapkanya untuk datang.
Seseorang yang langsung membuatnya tersenyum begitu melihat keberadaannya di depan matanya. Dengan setelan jas berwarna hitam datang menghampiri Krist dengan senyum lembutnya.
"Akhirnya aku menemukanmu..."gumam pria yang begitu senang mengetahui keberadaan Krist yang dirindukannya.
"Sedang apa kau disini Kiit?"tanya pria itu memeluknya dari belakang.
"Menunggu phi Sing pulang kerja...tentu saja"jawab Krist.
"Kalau begitu...ayo kita pulang..."Singto menggenggam tangan Krist.
"Pulang?!Pulang kemana phi...Rumah kita disini Phi...."ucap Krist kesal meletakkan pekerjaannya, lalu membalikkan badannya kembali memeluk Singto.
"Bukan sayang...ini bukan Rumah kita...maka dari itu aku menjemputmu. Ayo kita pulang..."ucap Singto mengangkat dagu Krist lalu mengecupnya.
"Ini bukan rumah kita?tapi aku nyaman disini, phi..."jawab Krist kembali memeluk Singto.
"Rumah kita lebih bagus. Bukankah kau senang dengan rumah kita. Mae dan Pho juga sudah menunggu di rumah kita..."Singto mencoba membujuk Kekasihnya lagi.
"Mae dan Pho menunggu dirumah kita...?"tanya Krist girang. Singto mengangguk sambil tersenyum.
"Mae...Pho...phi Godt..phi Pupu...phi Nam...phi Peck dan Mae...Pho..ku...semua menunggu di Rumah kita...Ayo pulang..."Singto berdiri mengulurkan tangannya, Krist langsung berdiri dan menggenggam tangan Singto.
"Ayo phi...Kita pulang..."jawab Krist girang.
"Ayo sayang..."Singto mengangguk, tersenyum manis.
Krist dan Singto berjalan bergandengan tangan saling menatap dan melempar senyum satu sama lainnya.
......................................
Mesin pendeteksi jantung Krist tidak beraturan. Suaranya yang sedikit berisik mulai membangunkan Singto yang tertidur menggenggam tangan Krist disamping kiri Krist.
Mata Krist mulai mengerjap-ngerjap.
Singto tersentak dalam setengah kesadarannya terbangun dari mimpinya, tangan Krist mulai bergerak. Singto langsung tersenyum ketika melihat pergerakan Krist.
Singto menekan tombol darurat di tepi ranjang, sembari memanggil-manggil...
"Dokter...Suster...Dokter....Kiittyku mulai bangun..Dok...Dok..."Singto berteriak sekencang-kencangnya, dan menekan tombol darurat itu tanpa henti tak berselang lama seorang Suster datang...
"Sus...Krist...bergerak-gerak..."ucap Singto tersenyum.

I hope you love me tooo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang